Sunday, December 25, 2011

Bahasa ALAY Bahasa Jadul

Alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia.[1] "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan."[1] Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan.[2] Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan dan selalu berusaha menarik perhatian.[1] Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup.[1] Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan.[1]
Di Filipina terdapat fenomena yang mirip, sering disebut sebagai Jejemon.[1]

A) TINGKAT PALING RENDAH:
1. nulis kata disingkat, seperti "lagi apa?" gi pha?? atau bosen banget jadi "bsen bgd nh"
2. memakai simbol tambahan. "p@ k@bar L0e??" atau "~hha..~ y nh.. lg bosen~"
3. menggunakan huruf Z dibelakang kata. "mlz bgtz!" atau "gurunya malezin yh"
4. comment orang dengan minta balasan kaya "repp iah!" / "blz dum" / "reply dsini iiaaa"
5. layoutnya yang super rame bahkan berfotmat gif (gerak) dengan warna ngejrenk pinkk fontnya yang anehlah

B) TINGKAT RENDAH
1. aboutme panjaaaang banget dengan gambar dari myspace yang gajelas pake isi gr-gr an kaya "aq tuh.... cntik.... lucu.... punya cowo ganteng..." zzz dan sebagainyalah lo tau kan
2. penggantian kata! gue / gw / gua = w, lo / lu = lw / loe. dong = dumzz / dwunhh
3. foto serba diediiiiit abis apalagi yang editnya emo emo pake tulisan gothic gitu
4. mediabox dipenuhin dengan gambarrrrrr

C) TINGKAT SEDANG
1. mamerin kebisaan dishotout, misalnya "eh w kan menang track motor lohh.." atau "eh w les nyetir dong.." dan yang lebih oon nya "eh w makin oke dan top ya tiap hari" (halah)
2. rusuhin comment foto. misalnya cuma dicomment "cantik deh/ganteng deh" balesnya "emg gw gnteng gtuu... y krna trlahir dh ganteng kli ya?? hha. dan kyanya..........blabalabla"
3. nickname digabung sama nama org yang disuka dengan cara gajelas. misalnya (kalo namanya sama maaf ya) "delita saiianks si luthuu.." atau "delita cinta dya" gitulah ya aezzz...
4. bikin album yang isinya artis favorit mereka. contoh "kangen band khuzuz loh!!" apalagi albumnya pake dikunci, yah capedeh!!

D) ALAY TINGKAT PARAH!
1. barang abal yang dipamerin ketemen terus dia ngaku beli di singapore. amrik . dan sbgainya. "eh liat nih gue beli gelang dijerman gituloh asli kalo ga salah sih dirupiahin 500 ribu ya." padahal dia beli di itc aja!! yang 10 ribu 5 hahaha.
2. tulisan gede-kecil. "aLoW kLiAnZ hArUz ADd GwE YaH!!" atau dengan angggka "K4Ng3nZ dWEcChh" NNNNNZZZZZ
3. minta di add di shotout, "j9n lupa ett ghw"
4. gaya dengan bibir monyong, telunjuk nempel bibir, gaya tangan dengan oke dipinggir kepala dan foto dari atas
5.nge post bulbo cuma buat kasih tau dia lagi online & minta comment
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
kaya nya segitu aja....maaf ya kalo ada ciri kalian!! hehe,

10 'Mitos' Tentang Alay dan Kenyataannya!

1. Orang alay biasanya menyukai lagu-lagu pop melayu Indonesia seperti Kangen Band, ST12, dan Radja.

Kenyataannya:
Tidak sepenuhnya benar.

Justru alay-alay yang menyukai lagu-lagu seperti Kangen Band, Radja, Angkasa, dsb itu mulai jarang.
Dan anehnya, justru lagu-lagu Kangen Band itu malah 'populer' di kalangan non-alay, dengan maksud lucu-lucuan dengan teman-teman atau karaoke dengan maksud joke dengan pura-pura menjadi alay (dengan maksud lucu-lucuan juga, bukan dalam artian menyukai lohh).
Justru alay-alay yang seringkali ditemukan itu 'menyukai' lagu-lagu yang istilahnya 'cenderung terbawa mode' atau menurut mereka 'keren/gokil/gaul', padahal mereka hanya sekedar ikut-ikutan biar dibilang keren. Bukan karena musikalitas. Biasanya beraliran rock, punk, atau metal.
Contohnya bisa dari dalam negeri seperti PeeWee Gaskins, atau dari luar seperti Secondhand Serenade, The Red Jumpsuit Apparatus, Avenged Sevenfold, bahkan hingga blink-182 dan Metallica!

Dengan menjadi 'penggemar' musik-musik mereka, kemudian mereka mencaci dan menganggap rendah musik-musik/musisi-musisi tertentu; biasanya musik-musik yang diluar 'selera' mereka (yang menjadi korban biasanya musik-musik yang lebih slow/ngepop), dengan mengatakan 'musik banci', 'lagu bencong berkuntul', dsb. Mereka mengaku-ngaku membenci lagu-lagu seperti itu padahal aslinya malah lebih menyukainya (lihat paragraf selanjutnya).
Kalaupun yang 'pop', biasanya lagu-lagu mainstream standar acara-acara musik di televisi-televisi swasta seperti Inbox, Dahsyat, dll; atau menjadi soundtrack sinetron-sinetron. Biasanya grup musik/penyanyi yang cenderung mengikuti pasar. (untuk saat ini musimnya pop melayu)
Contohnya The Virgin, ST12, Ungu, Derby, Hello, Ridho Rhoma, Lyla, Five Minutes, D'Masiv, dsb.

Aslinya, mereka justru lebih menyukai lagu-lagu semacam ini ketimbang lagu-lagu yang mereka anggap 'keren' tersebut.
Hanya saja mereka 'jaim' sehingga mereka menikmati lagu ini secara sembunyi-sembunyi atau menyelipnya di 'tumpukan' lagu-lagu yang mereka anggap 'keren/gaul' di playlist mereka.Maksudnya biar tidak ketahuan bahwa mereka menyukai lagu seperti itu.

2. Orang alay biasanya menyukai grup musik yang penampilan personilnya (maaf) 'kampung' atau 'menengah ke bawah'. (penampilan fisik, bukan performance di atas panggung)

Kenyataannya:
Justru sebaliknya!

Alay justru malah melihat suatu grup musik/musisi dari bentuk fisik personilnya.
FYI, selera musik mereka juga mencakup aktor/aktris yang terjun ke dunia musik, meskipun kualitas musiknya pas-pasan sekalipun!
Contoh: Lyla (katanya vokalisnya ganteng), The Titans (katanya vokalisnya ganteng juga), The Adlys (mentang-mentang ada Adly Fairuz), Irwansyah, The Sisters (mentang-mentang ada Shireen Sungkar), Derby, dsb.
Mereka seringkali 'judge a book by its cover', kalau vokalisnya jelek atau 'muka melas', menurut mereka sudah pasti musiknya 'melas' juga, kalau vokalisnya gendut musiknya 'nyesekin', dsb.

Ingat, sama sekali tidak ada hubungan antara tampang dengan musikalitas!
Musikalitas itu lebih dekat dengan suara dan kemampuan memainkan alat musik dengan alat-alat tubuh tertentu. Musik itu bukan seni peran yang lebih mengedepankan tampang dan akting.
Di luar sana, banyak sekali musisi meskipun dengan penampilan fisik yang (maaf) menengah ke bawah namun mampu menghasilkan musik yang jauh lebih berkualitas ketimbang grup-grup musik/musisi-musisi yang mengandalkan tampang, tetapi musikalitasnya cenderung mengikuti pasar.

3. Orang alay identik dengan ekonomi (maaf) menengah ke bawah.

Kenyataannya:
Tidak semuanya kok.

Memang sifat alay itu karena pengaruh lingkungan, dan lingkungan yang identik dengan ke-alay-an itu memang tidak dapat dipungkiri, didominasi oleh kalangan menengah ke bawah.
Tetapi banyak juga alay yang berasal dari kalangan menengah ke atas.
Biasanya OKB (orang kaya baru), tetapi OKL (orang kaya lama) juga banyak.
Mungkin karena pengaruh lingkungan yang mendidik mereka untuk mempunyai sikap alay.
Mencakup orang-orang yang sok keren, tukang pamer, dan yang suka menganggap rendah orang-orang yang berada di bawahnya.

Contohnya seseorang yang mempunyai BlackBerry, lalu menganggap rendah orang-orang di sekitarnya yang mempunyai ponsel yang hanya mempunyai fitur sms dan telepon, dengan menganggap mereka *ucup*, tidak gaul, atau miskin. Padahal BlackBerry hasil merengek atau bahkan mengancam orang tuanya; bahkan dia sendiri kurang mengetahui fitur-fitur BlackBerry.

4. Orang alay biasanya ditemukan di perkampungan/pedesaan atau di pelosok.

Kenyataannya:
Kata siapa? Justru di pelosok/perkampungan/pedesaan lebih banyak orang yang tahu diri dan lebih mengerti akan arti kebersamaan dan perdamaian, serta rendah hati.

Kalau Anda suka menonton acara-acara yang berbau petualangan/menjelajah daerah-daerah tertentu, justru orang-orang yang tinggal di wilayah seperti itu lebih suka bermain dengan permainan-permainan turun-temurun dengan atau membantu orang tuanya untuk menghidupi keluarga, misalnya menangkap ikan atau mencari kayu bakar.
Orang alay banyak juga yang ditemukan di wilayah perkotaan bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Mungkin yang orang tuanya mengadu nasib di sana.

Tetapi lebih dominan di kota-kota kecil atau masih bersifat kedaerahan seperti Serang, Cilegon, Sukabumi, Cirebon, dll.
Kita tahu sendiri, kasus-kasus kriminal seperti tawuran atau melibatkan geng-geng yang umumnya melibatkan anak-anak ABG (biasanya SMP atau SMA awal bahkan SD akhir) lebih banyak terjadi di mana?
Kenakalan remaja seperti tawuran dan merusak fasilitas umum merupakan imbas dari budaya alay yang 'selalu ingin dibilang keren/gaul'.


5. Orang alay berpendidikan/berpengetahuan rendah.

Kenyataannya:
Tidak semua kok.

Ada juga orang yang pengetahuannya tinggi, dan dia menggunakan pengetahuannya itu untuk pamer, untuk menjatuhkan orang lain, serta untuk mencaci/menghina orang lain yang tidak sependapat dengannya.
Intinya, kembali lagi ke pandangan hidup alay: dibilang 'keren' atau 'gaul'!
Contohnya orang yang serba tahu tentang musik metal, lalu menghina musik genre lain; maksudnya biar dibilang keren/gaul, merasa diri paling keren dan cool.

Seharusnya orang semakin tinggi pengetahuannya/pendidikannya itu semakin rendah hati, seperti ilmu padi makin berisi makin merunduk.

Queendhea