Allah menginformasikan
dalam Alquran tentang golongan orang yang dicintai-Nya. Mereka dicintai Allah
karena iman, takwa, dan ketaatan dalam menjalankan perintah agama serta sikap
dan perilaku yang baik kepada sesama manusia dan makhluk lain.
Pertama, orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Bagi Muslim, yang paling
dicintai adalah Allah dan Rasul-Nya (al mahabbatul ula). Kecintaan kepada
keduanya merupakan tolok ukur mencintai yang lain, seperti istri, suami, anak,
keluarga, harta, pangkat, dan jabatan.
Cinta kepada Allah memotivasi untuk menjalankan semua perintah-Nya dengan
ridha. Allah berfirman, ''Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 3: 31).
Kedua, orang-orang yang berbuat adil (muqsithin). Adil berarti melakukan suatu
perbuatan dengan tidak menzalimi orang lain dan diri sendiri. Adil juga berarti
melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan dan menerima hak sebagai imbalan.
Keadilan harus ditegakkan dalam semua aspek kehidupan manusia, baik sosial,
politik, ekonomi, maupun hukum.
Allah berfirman, ''Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta
putusan), maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah
dari mereka, jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi
mudharat kepadamu sedikit pun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka
putuskanlah di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang adil.'' (QS 5: 42).
Ketiga, berlaku sabar (shabirin). Sabar yang sempurna terwujud manakala
seseorang tunduk sepenuhnya tanpa syarat kepada kehendak Allah. Allah
berfirman, ''Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di
jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah
menyukai orang-orang yang sabar.'' (QS 3: 146).
Keempat, orang-orang yang bertawakal (mutawakilin). Tawakal adalah menyerahkan
apa yang telah dilakukan kepada Allah. Sikap ini muncul karena keyakinan bahwa
apa saja yang diperbuat manusia, hasilnya tidak bisa dipastikan. Allah
berfirman, ''Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya.'' (QS 3: 159).
Kelima, orang-orang yang menyucikan diri (mutathohhirin). Setiap Muslim dilatih
selalu suci secara fisik dengan bersuci dari hadas besar dan kecil ketika akan
shalat. Kebiasaan ini diharapkan memberikan pengaruh positif untuk bersih diri
dan lingkungan. Allah berfirman, ''Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.'' (QS 2: 222).
Sikap dan perilaku golongan yang dicintai Allah ini harus dicontoh dalam
kehidupan. Sebab, sikap dan perilaku itu membawa kemaslahatan bagi diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan.