Sebenarnya, Allah telah menyiapkan perangkat
yang jelas untuk manusia sejak ia menghirup segarnya udara dunia. Bahkan
sebelum ia dilahirkan ke dunia. Ketika dalam rahim bunda, manusia telah dibaiat
dan benkrar, bahwa hidup dan matinya serta seluruh ibadahnya milik Allah
semata. Setiap janin dalam kandungan, telah mengucapkan syahadat kepada Allah
SWT. "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah menganibil kesaksian pada jiwa mereka, "Bukankah
Aku ini Tuhanmu,' Dan mereka menjawab, 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi"(QS.AIA'raf:172).
Syahadat, inilah sikap hidup manusia. Dua kalimat dahsyat yang timbangannya lebih berat dari seluruh alam dan isinya. Tiada ilah selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul Al- lah. Sepintas memang sangat sederhana kalimatnya, dan memang sangat sederhana. Tapi sekali lagi, kesedertianaan itu lebih dahsyat dari semua yang ada di alam semesta. Jika seorang manusia, telah sadar dan menjadikan syahadat sebagai sikap hidup, sebenamya tak ada yang perlu dirisaukan olehnya.
Rasulullah, suatu hari bersabda. Dalam sabdanya beliau memberikan jaminan, siapa saja yang mengucapkan dua kalimat syahadat, surgalah sebagai ganjarannya. Betapa mudah temyata mencapai surga, hanya dengan dua kalimat syahadat saja. Tidak demikian sebenarnya, ada banyak konsekuensi dalam kalimat itu yang harus kita taati untuk mencapai surga. Hal pokok dalam syahadat adalah, seluruh aktivitas kita, dan seluruh hidup kita untuk menyembah Allah.
Dan setiap nabi diutus ke muka bumi untuk
memberitahukan hal itu kepada umatnya. Surat-surat di atas menegaskan pada
seluruh manusia. Dari Adam sampai kita punya satu tugas utama, menyembah Allah
semata. Mengakui Allah sebagai sesembahan kita, berarti pula menerima segala
aturan-Nya. Mengakui Allah sebagai llah, sama artinya dengan mengakui-Nya
sebagai kiblat hidup manusia. Ikrar yang telah kita ucapkan itu membawa
kewajiban pada kita bukan saja menjaiani aturan dan mentaati hukum-Nya tapi
juga men- dakwahkan, membe- rikan kabar gembira yang diturunkan Allah sebagai
pahala pada umat yang taat dan orang-orang shalih. Memakmurkan agama-Nya,
menegakkan kalimat-Nya dan meraih segala kemuliaan. Mengakui Allah sebagai
satu-satunya llah berarti pula menegakkan kebajikan dan memerangi kemungkaran.
Dan itu akan mengantar kita pada kehidupan yang lebih baik di dunia dan di
akhirat. Syahadat, inilah sikap hidup manusia. Dua kalimat dahsyat yang timbangannya lebih berat dari seluruh alam dan isinya. Tiada ilah selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul Al- lah. Sepintas memang sangat sederhana kalimatnya, dan memang sangat sederhana. Tapi sekali lagi, kesedertianaan itu lebih dahsyat dari semua yang ada di alam semesta. Jika seorang manusia, telah sadar dan menjadikan syahadat sebagai sikap hidup, sebenamya tak ada yang perlu dirisaukan olehnya.
Rasulullah, suatu hari bersabda. Dalam sabdanya beliau memberikan jaminan, siapa saja yang mengucapkan dua kalimat syahadat, surgalah sebagai ganjarannya. Betapa mudah temyata mencapai surga, hanya dengan dua kalimat syahadat saja. Tidak demikian sebenarnya, ada banyak konsekuensi dalam kalimat itu yang harus kita taati untuk mencapai surga. Hal pokok dalam syahadat adalah, seluruh aktivitas kita, dan seluruh hidup kita untuk menyembah Allah.
Jika sekarang banyak ditemui manusia- manusia yang ingkar pada janjinya sendiri, mereka berpaling meninggalkan Islam. Mereka menukar nikmat kekal dengan kesenangan semu yang bersifat sesat. Mereka tergoda tipuan-tipuan yang menjermuskan, lalu menjual iman. Tidak ada lagi kecuali kehinaan bagi mereka. Dan sungguh, azab Allah sangat luar biasa."