Sunday, September 1, 2013

Niat ingsun Ziaroh Makam Waliyulloh - Goa Safar Wadi


Gunung Mujarrob adalah menyimpan banyak misteri karena gunung ini dikenal hanya oleh para Wali khususnya di Indonesia. Jika gunung mujarrob memunculkan sinar terang benderang itu artinya sebagai pertanda lahirnya sosok waliyulloh juru penyelamat di bumi tanah Jawa. Konon lebih dari 350 tahun yang lampau gunung ini raib dari pandangan mata manusia biasa, seperti halnya cerita dari kisah perjalanan hidup Habib Muh, Tegal Rejo Magelang Jateng, yang pernah kami ketahui sewaktu masih dipesantrennya pada tahun 1987 lalu.

Beliau bercerita bahwa dirinya pernah masuk kedalam gua Mujarrob atas panggilan yang empunya yaitu, Syeikh Sanusi, disaat beliau kedapatan anugerah di syahid menjadi Waliyulloh Abdal, pada tahun 1982 lalu, dan lewat kisahnya ini yang menyatakan bahwa disaat beliau baru masuk kedalam gua tersebut, beliau langsung disambut oleh ratusan kalajengking yang sangat besar. Masya Alloh!!! Yaitu berkisar 40 cm.

Bukan hanya sebatas itu saja beliau di uji dalam keyakinannya saat berada di dalam gua Mujarrob, beliau juga sempat melihat secara mata telanjang, beberapa ekor ular raksasa yang besarnya melebihi badan mobil siap menghadangnya. Dan ini bersifat riil bukan hanya sekedar fatamorgana dari sifat lelembut atau binatang jejadian yang hanya sekilas pandang. Sebab semua binatang yang telah mendiami gunung tadi telah berusia lebih dari ratusan tahun dan tidak pernah terusik oleh manusi yang berani masuk. Terangnya.

Juga kisah yang pernah dialami oleh Habib Nur Ali yang pernah masuk kedalamnya disaat mendapat panggilan dari Syeikh Sanusi atas pengangkatan dirinya sebagai Waliyulloh bangsa Rijal. Beliau bercerita "Tidak ada syafaat yang lebih besar di seluruh wilayah yang ada di Indonesia ini kecuali goa gunung Mujarrob. Dan tidak ada suatu pengangkatan waliyulloh yang diakui oleh wali lainnya kecuali lewat tangan Syeikh Sanusi sendiri sebagai makom tertinggi yang telah mendapatkan kefadholan dari Alloh SWT, dengan diberikannya umur panjang sampai hari kiamat tiba karena kemustajabahan air mujarrob yang dimilikinya dan tidak ada satupun wali di dunia ini yang tidak butuh rohmatnya, karena sesungguhnya beliau tercipta sebagai raja dari semua waliyulloh"

"Jangan sesekali masuk kedalamnya sebelum yang empunya datang sendiri memanggil anda, sebab lebih dari seabad yang lalu para manusia yang mengaku dirinya ahli bathin tinggi, lebih dari 77 orang telah raib dan tidak bisa diketahui jasad dan rimbanya". Lanjutnya

Dari beberapa kisah yang pernah dituturkan oleh para masyaikh ini membuat siapapun yang mendengar akan bergidik dan berfikir seratus kali untuk bisa masuk kedalam gua Gunung Mujarrob yang penuh akan karomah juga sebaliknya penuh misteri yang sangat mengerikan.


Mungkin pembaca sekalian masih bertanya dengan kisah ini, sebenarnya dimana letak sesungguhnya gua Gunung Mujarrob tersebut? Menurut cerita para masyaikh tadi bahwa, gunung Mujarrob ini terletak disalah satu areal pesarean Ki Muhyi Pamijahan, Tasik, Jawa Barat yang sangat kondang akan derajat kewaliyan nya dan banyak diziarohi oleh berbagai lapisan masyarakat lokal maupun dari manca negara.

Namun bila anda pernah datang kesana dan membeli buku sejarah yang banyak dijual bebas di sepanjang toko kaki lima seputar areal pesarean Ki Muhyi Pamijahan, dengan judul bukunya " Sejarah perjuangan Syeikh Haji Abdul Muhyi Waliyulloh Pamijahan" yang di tulis oleh, Drs, H. AA. Khaerussalam, disitu tidak dituliskan sama sekali tentang letak gua gunung Mujarrob yang membawa banyak rohmat dan maghfiroh untuk seluruh pengangkatan waliyulloh sedunia.

Mungkin bisa jadi mereka memandangnya tidak perlu membesarkan nama dan letak gua Mujarrob, yang dianggapnya tidak menguntungkan sama sekali dari pihak peziarah/ tidak bisa di komersilkan, alasannya keluarga mereka juga tidak ada yang berani sampai masuk kedalamnya, sehingga dengan ini pula para keturunannya tidak sampai mencantumkan perihal gua gunung Mujarrob yang sebenarnya.

Nah, dari kisah ini pula diawal bulan Syawal 1429,H, lalu, guruku mengundangku yang intinya menyuruh Saya datang ke gua gunung Mujarrob, karena sebuah panggilan darinya (Syeikh Sanusi). Seperti hallintar menyambar disiang bolong, hatiku kaget dan langsung bergetar keras mendengar apa yang barusan di ucapkan oleh guruku tadi, siapa yang tidak takut dengan nama gua gunung Mujarrob yang penuh dengan kengerian dan fenomena gaib yang bisa membawa badan kita seketika raib disaat baru masuk kedalamnya.

Namun sepertinya guruku tidak mau ambil pusing dan mengharuskan aku secepatnya datang kesana. "Ini perintahnya dan bukan kamu yang pinta, lakukan apa yang aku ucapkan" kata sang guru dengan tegas. Sepulang dari kediaman sang guru hatiku terus bergemuruh antara siap dan tidak, untuk sampai bisa melaksanakan datang ke gua gunung Mujarrob dan mulai hari itu pula aku diwajibkan puasa sampai hatiku benar benar merasa tenang dan siap dengan segala keyakinannya untuk sampai datang ke gua gunung Mujarrob.

Setengah bulan telah berlalu, hatiku semakin mantap untuk sesegera mungkin melaksanakan tugas mulia yang di embankan oleh sang guru, dan tanpa menunggu waktu lebih lama lagi akupun langsung pamit minta restunya. Namun sebelum keberangkatanku ke gunung gua Mujarrob, guruku langsung mengijazahkan amaliyah khususiah yaitu berupa, HIZIB JABARUT Dan ULUHIYYAH, " Bawalah santrimu yang banyak untuk mendampingimu sampai tujuan dan pilihlah mereka yang hatinya telah memahami keikhlasan" dan setelah itu beliau juga memberikan beberapa tata cara dan kunci disaat akan masuk ke gua gunung Mujarrob, yang intinya agar selamat dari segala binatang buas dan bangsa lelembut yang sengaja menghadang dan menyesatkan perjalanan mulia ini.

Selepas dari sang guru, aku langsung mengumpulkan beberapa teman Jam’ul Ijazah yang akan mendampingi pemberangkatanku nanti dan ternyata tidak semua Jam’ul Ijazah masuk dalam kategori yang aku inginkan, sehingga waktu itu hanya 15 orang saja yang aku bawa ikut serta. Singkat cerita, sampailah kita semua didepan pintu gua gunung Mujarrob, lewat panduan dari salah satu kepercayaan santri sang guru. Ternyata apa yang aku takutkan selama ini tidak sampai terjadi, sebab gua yang semestinya gelap gulita itu ternyata terang benderang karena ternyata didalamnya sudah lebih dulu ada dua orang sebelum golongan kita datang, dua orang ini berbadan tinggi besar dan sepertinya bukan dari bangsa kita, keduanya memakai pakaian dan sorban serba putih yang disaat kita masuk keduanya menutup wajahnya dengan sorban yang dipakainya. Nah, dari sorban merekalah cahaya terang benderang itu berasal, sehingga dengan pancaran sinar yang teramat terang ini kita semua akhirnya bisa melihat seisi ruangan gua yang ternyata semuanya terbuat dari marmer asli.

Namun sebelumnya, aku mohon maaf kepada pembaca sekalian, karena tidak bisa menceritakan secara keseluruhan apa yang terjadi didalam gua tersebut sebab bersifat sirri/ rahasia, hanya saja di dalam gua tersebut banyak fenomena dan keganjilan yang tidak masuk diakal yang kami rasakan secara nyata, sehingga semua yang ikut serta masuk ikut pula menyaksikannya secara takjub dan ajib yang mungkin menurut mereka tidak bisa hilang dari ingatannya selama umur masih dikandung badan.

Kami lanjutkan lagi ke cerita seputar dunia mistik yang aku peroleh. Lewat panduan sang guru yang telah diajarkan padaku, alhamdulillah akhirnya kita semua selamat dan bisa pulang kembali tanpa sedikitpun ada kendala, walau dalam perjuangan yang sebenarnya penuh haru dan tangisan bahagia yang tidak bisa dilukiskan oleh bentuk apapun juga. Dari kisah inilah alhamdulillah aku sempat bertemu dengan sosok yang selama ini kami cari dan sempat pula mencium tangannya, yaitu, Sulthonul Bahri/ penjaga laut sedunia, Nabiyulloh Hidir AS, dan demi tulisan ini pula kami sempatkan untuk berkata, Demi Alloh, demi Alloh, demi Alloh, apa yang aku dapatkan selama ini adalah barang terbaik yang aku miliki, yaitu, mustika HUT Nabiyulloh Yunus As,/ mustika ikan hutt sewaktu Nabiyulloh Yunus As, dalam perut ikan hutt selama 41 hari lamanya( secara hikayat yang tercantum dalam Al Quran/ tafsirnya).

Sebelum sampai di penghujung cerita, saya atas nama pribadi mohon maaf yang sebesarnya apabila ulasan ini terlalu fulgar dan sangat transparan. Bukan maksud menggurui siapapun, kami hanya ingin menceritakan yang sebenarnya atas apa yang pernah aku peroleh sewaktu datang kedalam gua gunung Mujarrob yang sangat membawa pengaruh besar bagi umat manusia, wabil khusus tentang perputaran zaman yang selalu ditandai beragam fenomena langka yang selalu diawali dari karomah gunung Mujarrob.

Tentunya bagi para ahlillah dan ahli bathin khosois lainya, tidak ada yang tidak paham tentang siapa jati diri, Syeikh Sanusi sesungguhnya dan apa pula yang dimaksud dari maul Mujarrob yang disebut sebagai keluhuran derajat seluruh desa Pamijahan, juga bagaimana Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani, sampai bisa datang dari negaranya, Bagdad, hanya sekedar ingin disyahkan derajat kewaliyannya, sehingga beliau mau sampai berlama menetap di daerah Pamijahan sebagai muridnya.

Kini koleksi dari Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani, masih bisa anda nikmati disalah satu areal Pamijahan, yaitu gua Safar Wadi, yang telah dibuatnya sendiri, bahkan dalam sejarah Wali Songo gua ini sempat dijadikan tempat bermusyawarohnya para waliyulloh. Semoga kisah ini membawa rohmat bagi para pemimpin bangsa dan selebihnya untuk keselamatan seluruh umat pada umumnya.

Bagi yang penasaran dengan letak gua gunung Mujarrob yang konon tidak ada dalam daftar peta maupun buku panduan, Saya akan sedikit memberi jalan kepada anda sekalian. Apabila anda sudah pernah ke gua Safar Wadi, tentunya anda juga tahu betul akan jalan lurus yang sebelumnya belok ke kanan sebelum arah menuju gua Safar Wadi. Nah, kalau gua gunung Mujarrob sendiri belok ke kiri dan berlawanan arah dengan jalan menuju gua Safar wadi, yaitu naik ke atas bukit lewat jalan setapak yang sama sekali tidak pernah dijamah oleh kaki manusia.

Apabila kita sudah sampai kesebuah bukit paling atas, berputarlah kearah kanan dan nanti disitu ada sebuah jurang yang sangat dalam, masuklah dengan jalan agak merangkak karena sangat licin dan juga terjal, turunlah sampai mentok kesebuah cadas berair, disitu anda bisa melihatnya secara jelas sebuah mulut gua kecil yang bila anda melihat kedalamnya tidak akan tembus pandang karena terlalu gelap. Berhati hatilah bagi yang kurang persiapan mental, karena anda akan di sambut saat akan masuk gua oleh beberapa kalajengking raksasa dengan panjang berkisar antara 30 sampai 40 cm.

Source: Windowsbie7 Library