Assalamu'alaikum...
Prakata untuk awal sebuah coretan.
Waktu begitu Cepat, untuk memisahkan seutas tali yang begitu erat.
Ketika masa-masa tua mulai beranjak dan masa-masa dewasa mulai redup, rasanya untuk mengejar ilmu pun sangat sulit tak terkecuali mencari suatu nafkah kebahagiaan dunia untuk mengejar kebahagiaan akhirat. Tak akan aku katakan kepada siapapun antara tempat keberadaanku saat ini, aku kan bersembunyi dari suatu masalah yang kian datang kian merajalela. Aku akan bertahan dengan hati yang kosong lagi tak adanya suatu tempat dimana hati kecilku bergejolak perasaan merindu pada seseorang yang sangat aku nantikan dengan selamanya aku hidup didunia ini. Meski keadaan ini yang begitu membingungkan diriku juga dirinya, entah apa yang harus aku perbuat lagi untuk menjadikan dirinya percaya atau tidak. Mungkin aku sudah tak memiliki daya lagi untuk memilikinya, walau aku pun belum mengetahui bahwa dirinya sudahkah dikhitbah oleh orang lain. Keceriaan selalu hadir disaat diriku bersanding diantara mereka-mereka, orang yang selalu merasa dekat dengan diriku, entah itu seorang laki-laki maupun perempuan. Karena hanya mereka-lah bagiku hidup untuk merasakan keceriaan, kemantapan, kesabaran untuk merasakan kehidupan yang hakiki. Hanya permintaan maaf yang aku ucapkan dan sungguh aku ucapkan sampai jumpa lagi dimasa yang akan datang,,, aku akan memegang janji kesetiaanku untuk tetap menanti dan menunggu dirimu hadir kembali, meskipun sebuah makna menantikan sesuatu yang belum pasti kebenarannya. Wahai saudari afwan ya ukhti,,, afwan ya ukhti,,, afwan ya ukhti,,, Bukanlah diriku memaksamu untuk menjadi separuh nafasku, saat satu demi tujuh hal aku curhatkan kepada-NYA "mengapa hanya dia yang engkau tunjukkan pada istikharahku" Astaghfirullah hal 'adziim... Berjuta maaf ku ungkapkan padamu wahai saudari, karena adanya dustaku yang begitu nyata keburukannya, dirimu menjauh daripadaku. Entah berapa lama aku akan terdiam bukanlah diriku untuk mengharapkan jawabmu, hakmu dan segala apa yang ada dalam perasaanmu. Aku mulai dengan resapan-resapan sebuah lagu yang dulu pernah menjadi sebuah lampiran keceriaan, ketika koneksi Telepon maupun koneksi Tertulis yang selalu menjadi tatanan ruang samping antara diriku dengan dirimu. Dari "resah tanpamu","sumpah i love you","kepompong","cinta gila", "sabtu minggu", "pupus", "arjuna" dan "pujaan hati" dalam sebuah catatanmu. Tak ada sesuatu yang mulai dariku tuk kembali pada permasalahan lampau, memulai pertempuran bulan demi bulan. Mungkin aku bukan seseorang yang engkau jadikan peneduh hati, meski aku sangat menerima apa adanya yang engkau jadikan aku kawanmu. Aku hanya sebuah roda yang ketika aku diatas dengan keburukan, namun aku sangat menyadari akan semua hal yang engkau harapkan dari sebuah makna mahabbah yang aku miliki untukmu. Aku jujur kecemburuan keharmonisan sebuah pasangan, ketika melihat sekilas dua pasangan bermesraan ditempat yang memang aku pilih sebagai tempat favoritku. Tak tahu mengapa hati ini ingin bertemu dan memohon maaf secara langsung, hanya satu yang diriku miliki saat ini dari sejatinya diriku yakni rasa malu akan kurangnya pergaulanku. Namun apa yang aku harapkan ternyata terhempas asap juga beliung yang begitu kuat menahan diriku, bahkan meminta diriku menjauh darimu. Aku sadar, manusia bersalah dan merasa sesalnya itu pada ujung persoalan, namun inilah aku dan harap maklum. Setelah 1 - 2 Bulan aku kelola terus ingatanku dari suatu tantangan hidup ini, ternyata akulah sang pembual dari hatimu. Ungkapan demi ungkapan bukan berarti aku mengharapkan tetesan air mata, tetesan buih batinmu, tapi mengharapkan dirimu untuk selalu mampu tuk bertahan meniti suatu kehidupan, mencari sebuah titik terang perjalanan meraih ilmu baik ilmu didunia ini maupun ilmu tuk meraih ilmu kehidupan diakhirat nantinya. Aku sangat bersyukur kepada seluruh saudara-saudari keluarga, kerabat, tetangga, teman juga sahabat sekalian atas semua bekal untuk aku berjalan menelusuri pahitnya hidup, pahitnya mengais rezeki, pahitnya meraih ilmu. Meskipun bekal itu tak sebanyak berjuta-juta bunga BANK, namun bagiku semuanya itu sangat terlalu banyak hingga kantung telinga, lisan dan hati tidak sanggup tuk menahan beban yang amat penuh dan memenuhi ruang tersebut. Hanya Jabat dan Rasa yang akan terus aku pegang untuk aku meraih segalanya, takkan aku lupa segala apa yang kalian berikan padaku. Hanya Do'a dan Curahan yang akan aku terus panjatkan kepada-Nya, agar segala yang pernah mengambil kebaikan daripada perbuatan juga ilmu dari separuh pikiranku yang bagi kalian itu sangat mengagumkan. Pintu gerbang dan loket pun telah menyapaku untuk melengkapi kehidupan dimasa yang akan datang, ketika itu pula sayap-sayap burung garuda telah siap untuk mengayuh menggapai awan kelabu dan begitu rupanya. Hariku sempit untuk membual yang tak pasti, hidup ataupun mati aku akan terus berjuang untuk mampu menghadapi semua ini. Rasa tangis, haru menyelimuti lendir-lendir ion sebuah raga juga batin. Akankah semua ini benar atau tidak, yang pasti hanya Dia (Allah SWT) diriku, keluargaku, saudagarku dan tetanggaku yang tahu. Meski dengan seserpih pertanyaan yang akan kalian lontarkan kepada mereka, aku kan memohon kepada mereka agar supaya menutupi segala apa yang aku sembunyikan. Bagiku rasa, raga dan ruh serta segalanya adalah milik-Nya... Sebelum aku menerima suatu lontararan demi lontaran tanya, aku pun akan menjawab hanya beberapa dari bait pemikiran yang aku kelola dalam sebuah kolom dalam Facebook, Twitter, Blog dan WAP dari puluhan suatu komunitas yang aku ikuti. Entah jiwa apa yang telah merasuki pikiranku untuk menulis, mencari, melampir, mengais dalam sebuah tulisan digital ini. Sifat yang dulunya seorang pemberontak, pembohong,pembual, pemburu, penyabar, pelupa dan pendiam, sekarang berubah menjadi seorang pembuat, pengarah dan penunjang sebuah ide untuk membawa nama sebuah kehormatan desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan negara menjadikan JURDIMUR. Tak ubahnya sebuah batin menyapa diriku untuk menyerah pada kesalahan-kesalahan, kekesalan, kesesalan yang ada pada suatu perubahan kepada masa dewasa menuju masa tua juga masa tiada. Tak bosannya aku membual dan membual dengan arti kosong, namun apa dayaku hanya seorang laki-laki kering kerontang yang mencoba untuk hidup sebatang karang, ilmu kuat seakan menghilang kedalam lautan karang. Bagiku kalian semuanya adalah perantara-Nya sebuah makna, terkadang pula menjadi sebuah angan untuk sebuah dukungan. Jari-jemariku bergetar kuatnya merasakan ketidakmampuannya menulis tentang isi batin ini, namun inilah jalan demi menuju jalan yang teduh dan aman. Setiap para pembaca pun akan sedikit tersentuh batinnya ketika mengarahkan tangannya, mulutnya, matanya, akalnya menatap dengan mantap isi dalam sebuah coretan "Aku Menghilang" ini. Hal yang sempat terfikirkan pun mendatangi setiap alunan-alunan akal, lamunan dan jari-jemari untuk menyerahkan coretan ini kepada sebuah media kecil yang sempat mereka tawarkan pada diriku, namun apalah artinya sebuah coretan kosong yang tak bermakna ini. Diri ini merasa telah mantap dengan pemaparan dalam suatu tempat, dimana jaringan sosial ini menjadi suatu perantara juga cara meluapkan isi batin. Aku sangat memohon maaf kepada beberapa penerbit buku, yang pernah ikhlas menerima coretan-coretan ilmu yang bermaknai kosong tak berarti ini. Karena inilah coretan demi coretan halaman sebuah web yang dapatku isikan dan lampirkan, tak ber-pengantar, ber-pustaka dan tak ber-identitas seorang penulis juga periwayat coretan ini. Salam Hormatku pada Para Guru MII, MTs dan SMK yang telah memberikan aku ilmu tentang bagaimana harus ku mulai tulisan, ungkapan, bahasa dan makna sebuah kata. Salam Damaiku pada Seluruh Komunitas Cyber yang telah membawaku pada dunia hiburan, hobbi dan minat. Salam Sampai ketemu dihari esok yang kan datang pada seluruh Organisasi yang pernah memasukkan diriku pada sebuah tempat kesibukanku dimasa remaja menuju masa kedewasaan, karena kalian semua aku dapat meng-organisir setiap langkah serta tips dan trik bagaimana menguasai sebuah isi tulisan. Salam Rinduku pada CANZXHU, karena kalian aku mengerti bagaimana cara hidup bekerjasama dalam tim baik suka maupun duka. Salam Jumpa lagi kepada beberapa orang baik itu Ikhwan Wa Akhwat yang pernah menjadikan diriku seorang pendongkrak sebuah gagasan yang mungkin bermanfaat diantara kedua alam. Salam bagi pengenyam ilmu kreatifitasku dalam dunia seluler dan trik imajinasiku, gunakanlah waktu yang baik untuk menggapai ke tertinggalnya ilmu yang semakin lama semakin canggih pula dan satu pesan penting bagi kalian yakni 'jangan pernah gunakan ilmu itu untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan sara dan pornografi', karena hal itulah yang mungkin akan menjadi beberapa molekul-molekul bahkan atom sebuah worm maupun virus dalam sebuah aktifitas berkilo, mega, giga dan terabytes otak kita. Akhirnya otak kita pun akan merasa hank juga loading lama bahkan pula menjadikan otak kita depresi serta broken heavy on IQ task running.
Akhir dari sebuah Salam Perpisahan waktu dan tempat dalam coretan-coretan kosong dengan satu bait berarti...
Wassalamu'alaikum...
Salam Hormat,
AHMAD FAUZAN ZAEND
with "Aku Menghilang..."
Hidden Article on Publisher
1. 80 Tutorial Online
2. Dari Hp Jadul Bermigrasi Hp Kaya Fitur
3. Hutangku Banyak
4. Setia Sampai Janur Kuning Melengkung
5. Anak Petani Bermigrasi
6. Aku Tak Sudi
0 Comments