Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat (QS. 49 ; 10)
Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, Allahuma
shalli ‘ala Muhammad wa’ala aalihi washahbihii
ajmaiin, “Innamalmu’minuna ikhwatun faashlihu bayna akhowaikum
wattaqullooha la’allakum turhamuun” (Sesungguhnya orang-orang Mukmin
adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan
bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (QS. Al Hujurat
(49) ayat 10 ) Saudara-saudaraku, sahabat-sahabat sekalian Innamal
mu’minuuna ikhwah ,orang yang beriman itu adalah bersaudara bukan musuh
jika terjadi sedikit perbedaan seperti perbedaan qunut, ushali,atau
jumlah rakaat shalat tarawih , hal itu tidak harus menjadi musuh,
karena musuh kita adalah kaum dzolimin.
“Yaaayyuhalladzina aamanu laayasskhor qoumun minqaumin aasaa ayyakuunuu
khayrom minhum walaanisaaum minnisaain aasaa ayyakunna khoyrom minhunna
walaatalmizuu anfusakum walaatanabbazuu billalqob bi’sal ismullfusuqu
ba’dall iiman wamallam yatub faaulaaika humudloolimuun”(Hai orang-
orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka
(yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokan)
wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-
olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah
kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang
buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim) (QS. Al Hujurat(49) ayat 11)
ayat ini membahas mengenai larangan mengejek satu kaum terhadap kaum
yang lain yang sama-sama punya iman walaupun misalnya berbeda partai
akan tetapi sama-sama beriman kepada Alloh SWT,tidak boleh saling
mengejek. Begitu juga jika sama-sama kelompok majelis ta’lim ,sesama
ustadz saling mengejek ? Naudzubillah . Lalu kenapa disini disorot
wanita harus mampu mengendalikan ucapannya. Hal ini kemungkinan
disebabkan pekerjaannya kurang banyak sehingga waktu yang ada digunakan
untuk mengobrol. Jadi jelas sekali Al Quran melarang wanita atau akhwat
jangan suka mengejek yang lain karena bisa jadi wanita yang kita ejek
itu lebih mulia dihadapan Alloh daripada yang mengejek , ini harus
hati-hati karena Alloh-lah Yang Melarang Mengolok-olok ,selain itu
tidak boleh kita menghina diri sendiri, karena orang yang mengejek diri
sendiri dapat dikatakan kufur nikmat, jangan suka membanding-
bandingkan dengan orang lain, karena semuanya Alloh-lah Yang
Menciptakan.
Jangan suka mengolok-olok atau dengan panggilan yang buruk misal kafir,
fasik,munafik,monyet atau panggilan yang tidak baik yang berhubungan
dengan Iman atau menghina orang tua orang lain karena dengan begitu
berarti sama saja dengan menghina orang tua kita,tetapi panggilah
dengan gelaran-gelaran yang baik.
“Yaayuhalladzina aamanujtanibuu katsiromminadldlonni inna ba’dodzonni
itsmuwwalaa tajassasu walaayagtab ba’dlukum ba’dzoon ayyuhibbu ahadukum
ayya’ kula lahma akhihi maytan fakarihtumuuhu wattaqulloha
innalloohattawwaburrohim” (Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka , sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di
antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang”) (QS. Al Hujurat(49)
ayat 12 )
Prasangka itu ada dua macam ; husnudzon atau Suudzon , ada baik sangka
dan ada buruk sangka , ketahuilah yang sebagian prasangka itu adalah
dosa,yang tidak boleh itu adalah Suudzon itu ,misalnya kita mengatakan
kepada rekan kita tentang rekan kita yang lain “hey hati-hati si fulan
suka buruk sangka kepada kita ? sebenarnya itu sudah termasuk berburuk
sangka kepada orang lain. Oleh karena itu kita harus waspada.
Tapi husnudzon pun jatuhnya hanya kepada orang yang beriman , misalkan
di bis ada yang membuka dompet kita , lalu kita berbaik sangka “ oh
mungkin dia akan menghitungkan uang saya…” , itu tentu baik sangka yang
konyol karena pasti orang itu adalah pasti copet. kepada orang yang
beriman jangan sering melakukan “walaa tajassasu” suka mengorek-ngorek
aib , suka mencari-cari kesalahan kecuali untuk tindakan keadilan
pencegahan kemunkaran , saudaraku dengan menceritakan keburukan orang
lain berarti kita telah ghibah , ghibah itu batasannya kalau ucapan
yang diceritakan membuat orang sakit hati andaikata mendengarnya
“Yaayyuhannasu innaa kholaqnakum mindzakarin auuntsa wajaalnaakum
syu’ubaw waqobaaila lita’arofu inna akromakum ‘inndalloohi attqookum
innallooha’ aliimun khobir” (Hai manusia , sesungguhnya Kami
Menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
Menjadikan kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal )
(QS. Al Hujurat(49) ayat 13)
Manusia diciptakan berbagai suku,berbagai bangsa semua itu ditujukan
agar saling kenal-mengenal, kita jangan membenci orang Amerika karena
orang Amerika tidak pesan untuk dilahirkan di sana , di Amerika yang
sholeh ada yang bathil pun ada, persis sekali di kita yang sholehnya
hanya sedikit, darimana kita tahu di Indonesia yang sholehnya sedikit ?
karena kalau di kita yang orang yang sholehnya banyak tentu tidak
negara kita bangkrut seperti ini.
Dalam kehidupan ini tidak boleh saling menghina karena perbedaan
Negara, ada yang diciptakan di Amerika, Cina, jangan menghina
negaranya ! yang buruk itu adalah keputusan-keputusan politiknya,
ketidakadilannnya dalam menyelesaikan suatu masalah. Pernikahan tidak
boleh terhadang oleh perbedaan suku, karena semuanya sama-sama
diciptakan Allah SWT. Ketika zaman Rasulullah Muhammad SAW ,Bilal yang
hitam legam tetap mulia disisisi Allah , lalu Salman Al Farisi dari
Persia tetap saja mulia disisi Allah ,sebenarnya perbedaan lintas
Negara, suku, bangsa merupakan nilai Ukhuwah inna
akromakum ‘inndalloohi attqookum yang mulia bukan warna, kulit,
jabatan, gelar, pangkat,akan tetapi yang shleh dan taat pada Alloh SWT
itulah yang mulia. Wallahua’lam
0 Comments