Advertisement

Responsive Advertisement

MEMAKNAI SETIAP MUSIBAH


Musibah dalam sebuah definisi disebutkan,”(Kullu amrin makruhun”segala sesuatu yang tidak diinginkan). Sementara yang disebut “(Nik’mat” tentu adalah kebalikannya yaitu segala sesuatu yang dinginkan semua orang)”.Jadi antara nikmat dan musibah adalah sesuatu yang berlawanan.Tidak akan mungkin bertemu keduanya dalam satu kejadian. Bahkan segelintir orang bijak mengatakan Sengsara membawa nikmat,yang lebih ditekankan bahwa dengan perjuangan yang melehlahkan penuh kesabaran.derita berkepanjangan dengan tantangan dari semua arah walau babak belur tapi berhasil menggapai harapan yang penuh nikmat dengan ridha-Nya.

Hampir setiap saat kita menyaksikan betapa terpaan musibah begitu datang bertubi-tubi menimpa kehidupan manusia,dari beraneka ragam bencana alam, himpitan ekonomi,merosotnya akhlak,timbulnya gangguan keamanan,hingga penegakan keadilan dan lain-lain, Semua manusia dalam kehidupan ini selalu merasakan suka dan duka. Disatu sisi kehidupan ini sangat menyenangkan dan membahagiakan kita karena anugerah dan kebaikan yang kita peroleh berupa,taat beribadah,nikmat iman, rezeki,kesehatan, pernikahan, kelahiran, cinta kasih dll.

Di sisi lain kehidupan ini, terkadang manusia juga sering melewati kejadian yang bermuara pada pesimis leher seakan tercekik,mengiba dan belas kasihan tak seorang pun peduli, yang semua itu mengganggu ketentraman dan menakutkan yang membuat sedih dan berduka. Kejadian saat kita sakit, saat kita tidak lulus ujian,saat kita ditinggal seseorang yang kita cintai, kematian, kecelakaan, dan berbagai cerita duka yang merupakan musibah bagi kita.

Sebagai muslim yang tentu saja yang paling mendasar harus kita kembalikan kepada keimanan,Kita harus meyakini bahwa rentetan kejadian bencana atau musibah telah digariskan oleh-Nya, dan tersusun dalam rencanan-Nya,

Allah Subhanahu wa Ta’ala,Berfirman :

“Tiada suatu Musibah pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami (ALLAH) menciptakannya.Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi ALLAH”.(Q.S. Al Hadid : 2)

Bahkan tidak hanya berlaku pada kejadian-kejadian besar,tetapi juga menyangkut kejadian-kejadian tentang jatuhnya selembar daun dan sebutir biji-bijian dari pohon,

Allah Subhanahu wa Ta’ala,Berfirman :

“Dan pada sisi ALLAH lah kunci-kunci semua yang gaib,tidak ada yang mengetahuinya kecuali DIA,dan DIA mengetahui apa yang ada di daratan dan di lauatan, dan tidak sehelai daun pun yang gugur melainkan DIA mengetahuinya,dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesatu yang basah dan kering,melainkan tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh)”.(Q.S. Al An’am : 59)

Kita tidak akan terlepas dan terhindar kecuali menempuh jalan lurus yaitu jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun untuk menempuhnya kita harus berbekal penuh kesabaran,ketenangan,keridhaan atas takdir-Nya, Dan jalan ini adalah satu-satunya jalan yang akan mengantarkan kita pada keselamatan.Dengan kembali kepada-Nya kita akan terhindar dari kehancuran,beban musibah berkurang ,dan Allah Subhanahu wa Ta’ala,akan menunjukkan kita ke jalan yang terang,

Allah Subhanahu wa Ta’ala, Berfirman :

“Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (Agama) ALLAH,maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk ke jalan yang lurus”.(Q.S. Ali Imran : 101).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,Bersabda :

“Mintalah pada ALLAH akan karunia-Nya,ALLAH suka diminta, dan sebaik-baik ibadah adalah menunggu datangnya jalan keluar dari masalah” (Diriwayatkan oleh Al Tirmidzi)

Seorang Mukmin belum mencapai hakikat iman sebelum ia meyakini bahwa apa yang menimpanya sudah tertulis dalam takdir-Nya,dan apa yang bukan takdir-Nya tak akan menimpanya,Keyakinan inilah akan menjadikan hidup kita tenang, damai,ridha menerima kenyataan hidup senantiasa menunggu pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dengan berlindung dan mendekatkan diri kepada-Nya,akan terjauh dari kedzaliman, pemaksaan dan semua hal yang ditakuti,ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala, benar-ber ada dalam hati seorang mukmin,ia akan terselamatkan dari jebakan dan jeratan manusia-manusia dzalim maupun syaitan,

Allah Subhanahu wa Ta’ala, Berfirman :

“Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat ALLAH kepada kamu,tentulah kamu mengikuti syaitan,kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)”. (Q.S. Al Nisa : 83).

Kesempurnaan berlindung kepada-Nya dapat ditujukkan dengan senangtiasa mendekat pada-Nya saat lapang,sebagaimana yang kita lakukan saat kita tertimpa musibah. Karena siapa yang mendekat pada-Nya di waktu lapang, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mendekat padanya saat dirundung musibah,

Diriwayatkan oleh Al Hakiem dan Al Tarmidzi dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu,bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,bersabda yang artinya,

“Siapa yang ingin ALLAH kabulkan permintanya di waktu sempit,maka pebanyaklah berdoa di waktu lapang”.

Musibah-musibah yang menimpah kita, terkadang banyak disebabkan oleh ulah kita sendiri tanpa disadari ,entah berasal dari dosa,kejahatan,atau kehilafan,kesalahan kita Karena memang maksiat akan menarik datangnya musibah,

Allah Subhanahu wa Ta’ala, Berfirman :

“Apa yang menimpamu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri,dan ALLAH telah memaafkan sebagaian besar dari kesalahan-kesalahanmu”.(Q.S. Al Syuraa : 30).

Namun betapun banyak kekhilafan dan maksiat yang manusia lakukan , Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap akan memperlakukan-Nya dengan lembut dan penuh kasih sayang dengan Rahman dan Rahim-Nya.Ketika musibah bepihak kepada kita Sejenak melihat diri dan merenung,adakah khilaf dan kesalahan yang telah diperbuat sehingga melukai dan medzalimi saudara kita sendiri ,atau kita enggan membukakan pintu maaf karena kesalahan tidak seberapa,adakah maksiat yang tengah kita lakukan,adakah dosa yang mengotori badan, ataukah lebih parah kita berdiri diatas kedzaliman.Bila terdapat hal-hal diatas, Segeralah kita bertaubat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak pernah berbuat dzalim kepada hamba-hamba-Nya,bahkan Rahmat-Nya lebih didahulukan dari kemarahan-Nya,DIA memafkan sebagian besar kesalahan-kesalahan manusia,bahkan manusialah yang menentukan datangnya musibah, “Dan juga, manusialah yang menentukan keadaan hidup mereka bisa berubah sebagaimana firman-Nya yaitu :

Allah Subhanahu wa Ta’ala, Berfirman :

“”(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri,dan bahwasanya ALLAH sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya”.(Q.S. Ali Imran : 182).

“Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,Supaya ALLAH merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.(Q.S. Al Ruum : 30).

:Sesungguhnya ALLAH tidak merubah nasib sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.(Q.S. Al Ra’d : 11)

Kita menjaga seluruh anggota badan dari perbuatan dosa, Beristigfar pada-Nya dengan lafadz-lafadz istighfar yang agung dan mulia,pilih waktu dan tempat yang mustajab agar permohonan bathin kita di dengar Oleh-Nya,dirikan Qiyamul lail,laksanakan shaum satu atau dua hari karena dengan shaum sunnah untuk mengokohkan kembali tiang ketakwaan dalam jiwa,dan bersedekah dengan niat menghilangkan musibah,mengusir kegelisahan,mengundang kembali datangnya ketentraman qalbu,serta agar dipermudah dalam menyelesaikan masalah.

Seorang muslim bila tertimpa musibah selalu diterimanya sabar dan tabah sebagai ujian untuk mengokohkan iman,karena yakin bahwa musibah yang menimpa bila diterima sabar ikhlas adalah maka hal itu adalah hakekatnya menjadi penghapus dosa,dan meningkatkan derajat kwalitas keimanan,

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,Bersabda :

“Seorang muslim yang ditimpa oleh keresahan dan kesusahan,oleh keletihan dan kesakitan,oleh kesedihan dan gangguan sekalipun,gangguan itu hanya berupa duri yang mengenainya,maka ALLAH menghapuskan dengannya kesalahan-kesalahannya”.(H.R. Bukhari).

Musibah yang menimpa dan kemudian disikapi dengan sabar akan mengantarkan ketinggian derajat keimanan bagi orang yang mengalaminya.’Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu,sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,yang digelar “(syaikhul mufassirin”^ guru para ahli tafsir), “Mengatakan Kesabaran dalam Al Quran ada tiga macam,(1).Pertama kesabaran untuk menunaikan kewajiban-kewajiban karena ALLAH,hal ini mempunyai tiga ratus derajat,(2).kedua kesabaran untuk tidak melanggar larang-larangan ALLAH,mempunyai enam ratus derajat,(3).ketiga kesabaran dalam menghadapi musibah pada pukulan pertama, hal ini mempunyai Sembilan ratus derajat”.

Seorang mukmin hendaknya menerima apapun yang Allah Subhanahu wa Ta’ala, berikan padanya,meski secara kasat berupa musibah.Karena musibah bertujuan untuk menegur atas kesalahan dan untuk mengangkat derajat manusia,dengan musibah juga dapat membersihkan jiwa manusia hingga benar-benar ikhlas Lillahi Ta’la,dan membantunya meraih kenikmatan-kenikmatan Surga yang Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan.Alasan ini juga yang membuat para shalafus shalih merasakan kebahagiaan yang sama,baik mendapat musibah (ujian), maupun menerima Nikmat-Nya.

Mereka tahu musibah bahkan bakal mendatangkan keuntungan yang lebih besar,karena nikmat-Nya tak jarang menjadikan manusia lalai,dan karena dia yakin, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melindunginya dari persaan takut,sedih,cemas,maupun gundah,ia tak takut saat yang lain merasa ketakutan,ia tak sedih ketika yang lain bersedih,karena disetiap musibah dating ia selalu yakin “Allah Subhanahu wa Ta’ala,menentukan, apa yang dikehendaki-Nya akan terjadi’.Dan berikut hadiah yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala siapkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala, Berfirman,

“Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-KU,niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka,dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.(Q.S. Al Baqarah : 38).

Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan selalu melindungi kaum mukminin dari kehancuran,dan membebaskan mereka dari penderitaan musibah,dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menenangkan dan mendamaikan jiwa mereka,sehingga mereka bisa lebih cepat menata hati,menyesuaikan diri,menerima dan menghadapi keadaan yang ada,Mereka pun akan melihat musibah itu dari sisi yang berbeda Yaitu :

. Satu “ Karena musibah akan menghapus dosa dan kesalahan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,bersabda yang artinya

“Tidaklah seorang muslim didera rasa sakit, penderitaan, kecemasan, kesedihan,,luka, kegundahan,hingga satu duri yang menancap,melainkan ALLAH hapuskan dosa-dosanya”(Muttafaq Alaih).

Dua, Karena musibah tersebut tidak menyerang iman dan keyakinan.
Tiga, Karena musibah tersebut relative ringan,mungkin saja sebenarnya lebih besar.
Empat ,Karena musibah merupakan Sunnatullah yang pasti dialami setiap mukmin,sebagai bukti bagi mereka,untuk membedakan mana benar-benar beriman,mana yang tidak.

Source [id=100001732950012]