PENDAHULUAN
“Menurut Richard N. Jensen. (1974)
yang dikutip oleh yatiman (1999) dalam Suwarna, M.pd., dkk (2005 : 3), pengajaran
mikro didefinisikan sebagai suatu sistem yang memungkinkan seorang calon guru
mengembangkan keterampilannya dalam menerapkan teknik mengajar tertentu”. Oleh
karena itu, pengajaran mikro ini diberikan kepada mahasiswa agar terlatih dalam
berbagai keterampilan dasar keguruan.
Dengan adanya pembelajaran mikro
mahasiswa telah terlatih dan memiliki mental yang cukup baik sebelum mereka
dihadapkan praktik pembelajaran di sekolah. Hal tersebut akan tercapai, apabila
pengajaran mikro dialaksanakan berulang-ulang sehingga calon guru memperoleh
kesiapan mental yang baik. Dalam Pengajaran mikro terdapat melatih
keterampilan mengajar yang diantaranya keterampilan membuka dan menutup
pelajaran serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Dengan keterampilan tersebut dapat
membantu guru menyiapkan mental siswa sebelum mengikuti pelajaran dan memicu
minat serta pemusatan perhatian siswa yang akan dibicarakan dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa melalui
dinamika kelompok dan memberikan kesempatan siswa untuk lebih kreatif. Hal
tersebut tercakup dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.
1.Keterampilan Mengajar
Kelompok Kecil dan Perorangan
A. Pengertian
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
adalah salah satu bentuk mengajar klasikal yang memungkinkan guru dalam waktu
yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan
beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan.
Dapat juga ketrampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan diartikan sebagai tindakan gadik dalam konteks proses belajar
mengajar yang hanya melayani 3 – 8 orang peserta.
Mengajar
secara perorangan ialah kegiatan guru menghadapi hanyak siswa masing-masing
mendapatkan kesempatan untuk bertatap muka dengan guru serta memperoleh bantuan
dan bimbingan secara perseorangan.
Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan
interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan
kemampuannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam
merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk
memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian
siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan
tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang
tersedia. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan perlu dikuasai guru karena penerapannya dapat memenuhi kebutuhan
belajar siswa yang berbeda-beda.
Selain
itu, pembelajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kemungkinan terjadinya
hubungan interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa, terjadinya proses
saling belajar antara siswa yang satu dengan lainnya, memudahkan guru dalam
memantau perolehan belajar siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
dapat menumbuh kembangkan semangat saling membantu, serta memungkinkan guru
dapat mencurahkan perhatiannya pada cara belajar siswa tertentu sehingga dapat
menemukan cara pendekatan belajar yang sesuai bagi siswa tersebut.
Keterampilan ini adalah keterampilan paling kompleks dan
menuntut penguasaan keterampilan dasar mengajar yang lainnya.
Jadi, untuk menguasai keterampilan ini harus menguasai
komponen-komponen keterampilan mengajar yang lain seperti keterampilan membuka
dan menutup pelajaran, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan,
keterampilan bertanya, membimbing diskusi kelompok kecil, serta mengelola
kelas. Jika tidak dapat menguasai berbagai macam keterampilan yang lain maka
suatu kemustahilan mampu menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan
per-orangan.
B. Ciri-ciri Pembelajaran Kelompok Kecil dan perorangan
Menurut
Drs. Udin S. Winata Putra dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar
ciri-ciri
Pembelajaran Kelompok kecil dan perorangan antara lain :
1. Terjadi hubungan yang akrab dan sehat antara
guru-siswa dan siswa denga siswa
2. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara kemampuan
dan minatnya sendiri
3.
Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya
4.
siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi,
alat dan tujuan yang akan dicapai.
Dilihat dari ciri-ciri tersebut di atas, kiranya dapat
digahami bahwa tidak setiap pengaturan kelompok kecil dan perorangan dapat
disebut sebagai belajar dalam kelompok kecil dan perorangan. Misalnya dalam
sebuah kelas setiap siswa mengerjakan latihan yang sama secara sendiri-sendiri
dan guru hanya duduk di depan kelas tidak dapat disebut belajar perorangan.
C. Peran Guru
Dilihat dari sisi guru, peran guru dalam tipe
pembelajaran ini antara lain :
1.
Organisator kegiatan belajar mengajar
2.
Sumber informasi (nara sumber) bagi siswa
3.
Motivator bagi siswa untuk belajar
4.
Penyedia materi dan kesempatan belajar (fasilitator) bagi siswa
5.
Orang yang mendiagnosa kesulitan siswa dan memberi bantuan yang sesuai dengan
kebutuhan siswa
6.
Pembimbing (konselor) terhadap kegiatan belajar siswa
7.
Peserta kegiatan belajar yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan
peserta lain
D.Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri
dari:
A.
keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara:
1. menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap
kebutuhan dan perilaku siswa,
2. mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
3. merespon secara positif pendapat siswa,
4. membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
5. menunjukkan kesiapan untuk membantu,
6. menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta
7. berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
2. mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
3. merespon secara positif pendapat siswa,
4. membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
5. menunjukkan kesiapan untuk membantu,
6. menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta
7. berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
B.
keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan
cara:
1. memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas,
dan cara mengerjakannya,
2. memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
3. membentuk kelompok yang tepat,
4. mengkoordinasikan kegiatan,
5. membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.
2. memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
3. membentuk kelompok yang tepat,
4. mengkoordinasikan kegiatan,
5. membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.
C.
keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, yang ditampilkan dengan cara:
1. memberi penguatan secara tepat,
2. melaksanakan supervisi proses awal,
3. melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
4. melaksanakan supervisi pemaduan.
2. melaksanakan supervisi proses awal,
3. melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
4. melaksanakan supervisi pemaduan.
D. keterampilan merancang dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:
1. membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
2. merancang kegiatan belajar,
3. bertindak sebagai penasihat siswa, serta
4. membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendir
2. merancang kegiatan belajar,
3. bertindak sebagai penasihat siswa, serta
4. membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendir
2.Keterampilan
Membimbing Diskusi kelompok Kecil
A. Pengertian Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:79). Sedangkan pengertian keterampilan dasar mengajar membimbing diskusi kelompok kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif (Suwarna,2006:79).
B. Tujuan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut :
1. Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan mereka
2. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
3. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:80).
C. Komponen-komponen Keterampilan Membimbing Diskusi
1. memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
a). Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
b). Kemukakan masalah-masalah khusus
c). Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
d). Rangkum hasil pembicaraan diskusi
2. memperjelas masalah maupun usulan/pendapat
a). Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas
b). Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut
c). Menguraikan gagasan siswa dengan memberikaninformasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai sehingga kelompok dapat memperoleh informasi secara lebih jelas.
3. Menganalisis pandangan/pendapat siswa.
Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Dengan demikian guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut :
a). Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
b). Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati
4. Meningkatkan usulan siswa
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir
b) Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat
c) Memberikan waktu untuk berpikir
d) Memberikan dukungan kepada usulan pendapat siswa dengan penuh perhatian.
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
a). Mencoba memancing usulan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarah langsung secara bijaksana
b). Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa yang pendiam terlebih dahulu
c). Secara bijaksana mencegah siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
d). Mendorong siswa untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar siswa dapat ditingkatkan.
6. Menutup diskusi
a). Dengan bantuan para siswa, membuat rangkuman hasil diskusi.
b). Memberi gambaran tentang tindak lanjt hasil diskusi.
c). Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah tercapai (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:81).
d. Prinsip Penggunaan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:79). Sedangkan pengertian keterampilan dasar mengajar membimbing diskusi kelompok kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif (Suwarna,2006:79).
B. Tujuan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut :
1. Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan mereka
2. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
3. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:80).
C. Komponen-komponen Keterampilan Membimbing Diskusi
1. memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
a). Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
b). Kemukakan masalah-masalah khusus
c). Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
d). Rangkum hasil pembicaraan diskusi
2. memperjelas masalah maupun usulan/pendapat
a). Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas
b). Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut
c). Menguraikan gagasan siswa dengan memberikaninformasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai sehingga kelompok dapat memperoleh informasi secara lebih jelas.
3. Menganalisis pandangan/pendapat siswa.
Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Dengan demikian guru hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut :
a). Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
b). Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati
4. Meningkatkan usulan siswa
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir
b) Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat
c) Memberikan waktu untuk berpikir
d) Memberikan dukungan kepada usulan pendapat siswa dengan penuh perhatian.
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
a). Mencoba memancing usulan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarah langsung secara bijaksana
b). Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa yang pendiam terlebih dahulu
c). Secara bijaksana mencegah siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
d). Mendorong siswa untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar siswa dapat ditingkatkan.
6. Menutup diskusi
a). Dengan bantuan para siswa, membuat rangkuman hasil diskusi.
b). Memberi gambaran tentang tindak lanjt hasil diskusi.
c). Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang telah tercapai (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:81).
d. Prinsip Penggunaan Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
D.prinsip-prinsip keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil
1. Diskusi
hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginanuntuk dikenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat.
2. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
a) Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuanyang akan dicapai, minat dan kemampuan siswa
b) Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban yang tunggal
c) Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama sehingga mampu memberikan penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa (Hasibuan, Wardani dalam Suwarna,2006:82).
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginanuntuk dikenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat.
2. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
a) Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuanyang akan dicapai, minat dan kemampuan siswa
b) Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban yang tunggal
c) Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama sehingga mampu memberikan penjelasan dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa (Hasibuan, Wardani dalam Suwarna,2006:82).
3.Pentingnya
Guru Mengusai Keterampilan Mengajar
|
Kalau ditilik
dari sejarah perkembangan profesi seorang guru, tugas mengajar sebenarnya
adalah pelimpahan dari tugas orang tua: karena tidak mampu lagi memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu sesuai dengan perkembangan
zaman.
Dengan perkembangan teknologi yang
akhir-akhir semakin pesat, seorang guru dituntut untuk lebih menambah
kualitas ilmu dengan banyak belajar dari berbagai sumber ilmu yang dimiliki
oleh guru harus diajarkan kepada siswa dengan keterampilan mengajar yang
baik.
Selain pengetahuan ilmu yang harus
ditambah, guru juga penting menguasai beberapa keterampilan mengajar, karena
betapapun tingginya ilmnu yang dimiliki oleh seorang guru itu, jika tidak
menguasai keterampilan mengajar, maka akan sulit bagi seorang siswa menyerap ilmu
yang diberikan oleh guru tersebut. Adapun keterampilan mengajar yang harus
dikuasai oleh seroang gurusalah satunya yaitu membimbing kelompok kecil
4.penutup
Dari penjelasan yang telah di papar kan
di atas maka dapat di ambil kesimpulan
bahwa sanya dalam suatu praktek mengajar perlu adanya persiapan terlebih
dahulu dan salah satunya adalah
seorang guru sebelum terjun langsung dalam pembelajaran yang sesungguhnya
harus dapat menguasai pembelajaran yang kecil terlebih dahulu. Dalam mengajar
kelompok kecil juga ada komponen-komponennya yang telah di jelaskan di atas.
Dan pada ahirnya penulis meminta kritik dan saran kepeda para pembaca
yang budiman supaya sempurnanya makalah ini.
|
Darmadi,Hamid 2009. Kemampuan
Dasar Mengajar.Bandung:Alfabeta
Marno,dkk.2008.Strategi dan Metode
Pengajaran.Jogjakarta:Aruzzmedia
Suwarna,dkk.2005.Pengajaran
Mikro.Yogyakarta:Tiara Wacana
Aril,Zainal.2010.Micro Teaching.
Jakarta:Raja Grafindo Persada