Monday, February 11, 2013

Pengobatan Gangguan Jiwa Dengan Mengikuti Alur I’tiqad Pasien

Banyak kasus dimana analisa dan segala jenis pemeriksaan oleh dokter menunjukkan seseorang secara fisik tidak mempunyai masalah fisik. Namun pada kenyataannya orang tersebut mengeluh karena sakitnya dan orang tersebut merasakan bahwa dirinya sakit karena gangguan non fisik. Banyak keluhan dengan gejala fisik yang beragam, antara lain seperti yang dirasakan yaitu mulai dari pegal-pegal, nyeri di bagian tubuh tertentu, mual, muntah, kembung atau perut tidak enak, sendawa, serta sekujur tubuh terasa tidak nyaman.

Tak jarang, ada yang merasa kulitnya seperti gatal, kesemutan, mati rasa, pedih seperti terbakar, dan sebagainya diakibatkan oleh prasangka seseorang bahwa dia disakiti secara psikik oleh obyek/wujud tertentu. Penyakit ini dalam pandangan ilmu jiwa disebut dengan psikosomatis.Psiko artinya pikiran dan soma artinya tubuh. Jadi, penyakit psikosomatis artinya penyakit yang timbul atau disebabkan oleh kondisi mental atau emosi seseorang.

Gangguan semacam ini TIDAK akan pernah bisa diatasi dengan obat-obatan medis namun bisa saja diringankan dengan obat-obatan semisal penahan rasa sakit. seperti Antalgin,Postan maupun parasetamol. Namun itu hanya menahan sementara, dan gejala penyakit akan muncul kembali berulang-ulang, dan kadang dalam bentuk yang berbeda-beda. Obat-obatan hanya menangani gejala. Selama penyebabnya psikik (kejiwaan) masih ada, gejala penyakit akan terus timbul.

Pengobatan Psikosomatis dengan psikoterapi ruqyah

Pasien yang menderita gangguan jiwa/psikologis jika mereka merasa sakit diantara salah satu tubuhnya , maka mereka akan sangat meyakininya, dan keyakinan (believe) salah ini jika kita mencoba meyakinkan bahwa tidak ada penyakit dan gangguan apapun dalam tubuhnya mereka akan menolaknya.

Pasien ini jika kita nasehati akan cepat sakit hati jika dikatakan “itu hanya perasaanmu saja, ga ada satupun penyakit dalam tubuhmu” sebab pasien merasa “benar-benar sakit”.

Maka tehnik yang terbaik adalah dengan mengikuti alur pikir pasien lalu menutup dan membuang keyakinan palsunya tersebut.

Contoh kasus :
Ada pasien yang merasakan terus-menerus sakit di dadanya seperti ditusuk-tusuk jarum disertai perasaan bingung, emosi tidak stabil, dan badan lemah, pasien tersebut telah memeriksakan dirinya ke dokter namun sama sekali tidak ada sakit apapun. Pasien ini bahkan pergi kepsikiater dan psikiater memvonisnya menderita psikosomatis (gangguan mental/fikiran yang menyebabkan sakit fisik). Ketika diruqyahpun sama sekali tidak ada terindikasi gangguan jin atau sihir dan tetap saja merasa sakit didadanya.

Maka saya melakukan tehnik psikoterapi ruqyah, dengan mengkondisikan pasien dalam keadaan relaks dan santai, lalu tuntun pasien untuk “melihat” penyakit apa yang membuat dadanya selalu merasa ditusuk-tusuk jarum. Ternyata dalam vision pasien melihat adanya 5 jarum berkarat yang menusuk dadanya (keyakinannya sendiri), saya lalu menuntun pasien untuk berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan untuk mengambil jarum tersebut. Lalu pasien berhasil mengambil jarum tersebut secara psikik dan setelah itu pasien saya suruh membuka matanya seketika sakitnya sangat banyak berkurang dan dalam beberapa jam sakitnya hilang sama sekali. Atau kadang kala dalam kasus lain pasien saya suruh merasakan benda apa yang membuat dadanya sakit dan saya sendiri yang mengambil benda tersebut dan setelah saya ambil pasien langsung hilang sakitnya.(padahal kenyataannya secara medis maupun pada saat dilakukan treatment ruqyah tidak ada reaksi sedikitpun terkena gangguan santet)

Saya lalu melakukan tehnik Induksi Psikologis dengan mensugesti pasien ketika pasien telah yakin penyakitnya sudah hilang dengan memasukkan keyakinan (believe) bahwa penyakitnya sudah sembuh 100% dan Insya Allah tidak akan kumat lagi sebab sudah terbentengi dengan doa.

…………………………………….
Tehnik ini juga bisa menyembuhkan orang yang merasa disantet padahal diagnose dan pada saat terapi tidak menunjukkan gejala disihir, penyakit bisikan atau halusinasi dan beragam gejala gangguan jiwa lainnya, Intinya adalah menemukan sumber penyakit menurut  keyakinan pasien, menghilangkan keyakinan salahnya dengan membuat pasien yakin bahwa penyakitnya sudah keluar atau sembuh dan membuat keyakinan baru bahwa pasien tidak akan menderita lagi penyakit serupa dengan melakukan re-edukasi dan re-assurance untuk meyakinkan dan menjamin penderita bahwa segala masalah penyakit yang dihadapi dapat diatasi. Biasanya pada tahap ini peran terapis  sangat membantu.

Adapun tehnik induksinya Insya Allah akan saya ajarkan pada pelatihan lanjutan……..