Rasulullah SAW pernah
mengungkapkan keutamaan amal jariyah di antara semua jenis kebajikan, yaitu
pahalanya tetap mengalir walaupun orang yang melakukannya telah tiada (wafat).
Kata beliau, ''Apabila meninggal anak cucu Adam (manusia), maka terputuslah amalnya
kecuali tiga hal saja, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya oleh
manusia, dan anak yang saleh yang berdoa untuknya.'' (HR Ahmad).
Dalam hadis berikut dan beberapa hadis lain yang bersamaan maksudnya,
Rasulullah menyebut beberapa jenis amal jariyah yang terkait langsung dengan
kepentingan masyarakat. Beliau bersabda, ''Sesungguhnya amal saleh yang akan
menyusul seorang mukmin setelah dia meninggal dunia kelak ialah ilmu yang dia
ajarkan dan sebarkan, anak saleh yang dia tinggalkan, mushaf Alquran yang dia
wariskan, masjid yang dia bangun, rumah tempat singgah musafir yang dia
dirikan, air sungai (irigasi) yang dia alirkan, dan sedekah yang dia keluarkan
di kala sehat dan masih hidup.
Semua ini akan menyusul dirinya ketika dia meninggal dunia kelak.'' (HR Ibnu
Majah dan Baihaqi). Islam memberi nilai lebih terhadap amal yang manfaatnya
lebih lama dan lebih berbekas dalam kehidupan sesama makhluk. Amal jariyah itu
dapat dikelompokkan dalam tiga bidang pembangunan, yaitu pembangunan pendidikan
dan ilmu pengetahuan, pembangunan fisik atau kebendaan, dan pembangunan rohani
atau keagamaan. Sebesar manfaat yang dirasakan orang lain, sebesar itu pula
keutamaan dan pahalanya di sisi Allah.
Dalam Fiqih Prioritas, ulama besar Yusuf Al-Qardhawi menyatakan, ''Kalau kaum
Muslimin mau memahami dan memiliki keimanan yang benar, serta mengetahui makna
fikih prioritas, maka dia akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar dan
suasana kerohanian yang lebih kuat, setiap kali dia dapat mengalihkan dana ibadah
haji (bagi yang telah pernah menunaikan hal yang wajib) itu untuk memelihara
anak-anak yatim, memberi makan orang-orang yang kelaparan, memberi tempat
perlindungan orang-orang yang telantar, mengobati orang sakit, mendidik
orang-orang yang bodoh, atau memberi kesempatan kerja kepada para penganggur.''
Menurut Prof Dr Muhammad Al-Bahi dalam bukunya Islam dalam Kehidupan Umatnya,
orang yang tujuan hidupnya mencari keridhoan Allah pasti akan berbuat untuk
kepentingan sesama hidup.
Dengan begitu, setiap Muslim diingatkan jangan pernah berhenti menanam
kebajikan dan jasa baik dalam hidup ini. Itulah sarana yang akan mengantarkan
kita pada kebahagiaan dunia dan keselamatan di akhirat. Rasulullah menyatakan,
''Meskipun kiamat sedang terjadi, sedang di tangan salah seorang di antara kamu
masih ada bibit kurma dan dia masih kuat untuk menanamnya, hendaklah dia tanam
bibit itu, karena baginya ada ganjaran pahala.'' (HR Bukhari). Wallahu a'lam.