Saturday, February 23, 2013

Kenangan dan Renungan Bahasa Cinta

"jangan nikahi wanita karna cantiknya, karna munkin saja kecantikannya itu bisa merendahkannya, dan jangan menikahi wanita karena hartany karena mungkin saja hartanya bisa menyeretnya menjadi wanita nakal, tetapi nikahilah wanita karena agamanya, dan sungguh budak hitam tapi beriman itu lebih baik".(tlhisul habir.dan sihih ibnu maajah)

MUKADIMAH

1. Falsafah cinta mengenalkan cinta sebagai sebuah rasa yang memiliki mabda' "berangkat dari moment indah", namun islam menawarkan warna cinta yang benar2 pas dengan derajat manusia sebagai "hayawan naathiq" makhluq yg berfikir.

2. istilah (al irsyad) adalah petunjuk2 dari syariat yang mengatur perkara dunia ummat, namun terjadi khilaf antara Fuqoha'(dalam masalah apakah pelaku al-irsyad di ganjar atau tidak) yang berdasar khilaf Mereka dalam Ushul (apakah al-irsyad dapat di kategorikan penyempurna syara' atau bukan).

Ibnu hajar al haytamy beri'timad (berpegang teguh) bahwa al-irsyad yang sebagai penyempurna syara' adalah termasuk syari'at yang berarti pelakunya dapat pahala tanpa qosdu al imtitsal (berniat mentaati perintah syare'at).

Imam as subuky sebagaiman di nuqil Imam Aly syibromalesy memberikan sebuah tahqiq bahwa pelaku al-irsyad tiada mendapat pahala bila hanya menuruti hasratnya, namun jika ada qoshdu al imtitsal pahala dapat di dapat secara utuh, begitu juga ketika berniat keduanya maka pahalanya akan berkurang dari hanya qoshdu al imtitsal.

3. sebuah perintah syara' jika tidak memiliki muatan wajib, maka hokum sunnah adalah kepastiannya.

4. para Hukama' telah memberikan I'tibar bahwa disana tiada orang besar baik itu berbudi atau tidak, pasti di belakangnya ada seorang wanita yang punya peran penting dalam hidupnya.


TARUHLAH CINTA PADA TEMPAT YANG BENAR

Sebagaimana diketahui sebagaimanpun tingginya falsafah cinta, ia hanya mengenalkan pada pengagumnya hanya bermula dari mabda' mencptakan moment indah. Yang berimbas pada upaya2 basith mulai dari meberikan bunga, menghadiahi coklat, membikin syair, pujian dan rayuan2 gombalnya tanpa memperhatikan sebuah maqosid dari apa yang dia mulai.

Namun islam telah mengajarkan cinta yang mengedepankan maqosid (kebahagiaan dunia dan akhirat) dan menberikan kebebasan wasail setelah terjadi sebuah ikatan sah yang berupa akaq nikah secara syar'i.

Dan dalam islam telah  menberiakn point2 penting dalam pengajaran cintanya, diantaranya adalah:

A. TRUHLAH CINTA PADA WANITA YANG PUNYA CARACTERISTIC AGAMA YANG DOMINAN


1.Rasulullah s.a.w telah bersabda dalam sebuah hadits:
يقول الرسول صلى الله عليه وآله وسلم : تنكح المرأة لأربع، لمالها، ولحسبها، ولجمالها، ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك.

"seorang wanita di nikahi karna empat perkara, karna hartanya, nasbnya, kecantikanny, dan karna agamanya, dan perolehlah wanita beragama, maka keberuntungan akan mengikutimu".(H.R Bukhori-Muslim).

(wajah dalalah) dalam hadits ini menggambarkan adat obsesi para pria dalam menikahi seorang wanita, karna empat hal(harta, cantik, nasab, dan agama) dan islam telah menberikan pilihan yang tepat bagi seprang muslim dalam menentukan pilihannya:: yaitu wanita beragama.

Imam Ibnu Hajar al haytamy dalam kitabnya (at-tuhfah syarah minhaj Nawawi) telah menberikan sebuah ketentuan bahwa (wanita beragama) adalah wanita yang mempunyai sifat 'adaalah, dan dikatkan wanita adil adalah wanita yang selalu menjaga diri dalam setiap perilakunya sesuai syara'.
2.Rasulullah saw bersbda dalam sebuah hadits:
لا تزوجوا النساء لحسنهن فلعل حسنهن يرديهن، ولا تزوجوهن لأموالهن فلعل أموالهن أن تطغين، ولكن تزوجوهن على الدين ولأمة سوداء ذات دين أفضل.
"jangan nikahi wanita karna cantiknya, karna munkin saja kecantikannya itu bisa merendahkannya, dan jangan menikahi wanita karena hartany karena mungkin saja hartanya bisa menyeretnya menjadi wanita nakal, tetapi nikahilah wanita karena agamanya, dan sungguh budak hitam tapi beriman itu lebih baik".(tlhisul habir.dan sihih ibnu maajah).


B. TARUHLAH CINTA PADA WANITA CANTIK

          Adalah Kecantikan merupakan sebuah factor dimana laki2 dapat menaruh cinta pada empunya, namun apakah arti sebuah kata (cantik)????

Ada  dua pendapat dalam menafsiri kata "cantik"

Pertama: cantik adalah akhlaq al karimah(mu'tamad).

Islam memberikan ukuran kata (cantik) tidak hanya sebatas dhohir, namun( cantik) adalah kata yang berarti (kemuliaan budi, ketaatan, memberikan kedamaian, dan bertanggung jawab atas rumah tangga).

Dalam sebuah hadits diriwayatkan:

عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم  أنه قال: ألا أخبركم بخير ما يكنز المرء:، المرأة الصالحة، إذا نظر إليها سرته، وإذا غاب عنها حفظته، وإذا أمرها أطاعته.

"Bukankah Aku telah mengasih tahu kalian dengan sebaik-baik perkara yang menjadi simpanan pria, itulah wanita soliha, wanita yang bisa memberi kesenangan ketika suami memandang, dan bisa menjagnya ketika bepergian, serta wanita yang taat ketika ada perintah dari suaminya".(H.R Abu dawud, Hakim, dari riwayat Ibnu Abbas).

Rasulullah saw mensifati wanita soliha sebagai sebaik2nya harta simpanan, lalu Rasulullah saw  memberikan tiga sifat dari "mar'atu soliha"(1)wanita yang selalu memnbahagiakan suami saat di pandang, (2)wanita yang bisa menjaga suami saat beperrgian, (3)wanita yang menurut jika di perintah.

Dari ketiga point diatas, semua sudah sangat wadhih bahwa keindahan yang diutamakan syara' adalah keindahan akhlaq al karimah.


Kedua: cantik adlah kecantikan dhohir.

Dalam istinbathnya orang2 yang mengatakan bahwa cantik adalah ukiran dhohir telah mengusung dua hadits Nabawi saw:

1. dalam shohih bukhori dan muslim telah dirwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:" wanita itu dinikahi karna empat perkara: karna hartanya, karna kecantikannya, karna nasabnya, dan karena agamanya".

(wajh dalalah) dalam hadits ini adalah, penyebutan kecantikan,  telah menunjukkan bahwa mencari kecantikan secara dhohir merupakan salah satu bagian dari kesunnahan menikah.

2. dalam sunan aby dawud diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:" Bukankah Aku telah mengasih tahu kalian dengan sebaik-baik perkara yang menjadi simpanan pria, itulah wanita soliha, ketika suami melihatnya maka dia akan bisa menbahagiakan suaminya".

(wajh dalalah) dalam hadits ini adalah, kalimat("sarrathu" atau membahagiakan) hanya bisa terjadi ketika istri mempunyai kecantikan.

Namun beristidlal dengan dua hadits ini ada kelemahan sebagai berikut:

1. al imam Muhammad bin bahadur az zarkasy seperti di nuqil imam sulaiman al jamal mengatakan bahwa hadits pertama hanya menjelaskan adat manusia dalam mencari istri, dan dalam hadits tersebut tiada penekanan pada kecantikan, dikarenakan dua alasan:
Pertama: karna Rasulullah saw menberi isyarat bahwa hanya factor agamalah yang di kedepankan.
Kedua: secara siyaq bahwa apa2 yang disebut sebelum al irsyad ilayh adalah terhitung ('la syai') terlebih terlebih itu hanyalah adat.

2. kelemahan istidlal dalam hadits abu dawud yang berupa"sarrathu"yang menunjukkna bahwa disana tidak akan terjadi kebahagiaan suami ketika memandang kecuali ketika istri cantik adalah: bahwa "sarrathu" disana masih terjadi dua ihtimal/kemungkinan;
Pertama: ada kemunkinan bahwa kebahgiaan suami ketika memandang istri bisa terjadi ketika memang sang istri cantik secara dhohir.
Kedua: tidak menutup kemungkinan bahwa suami bisa bahagia ketika istrinya cantik secara batin(berbudi mulia) dan ini sangat arjah.

Walhasil dalil yang menguatkan arti kecantiakan sebagai kecantikan secara akhlaq adalah lebih "arjah/unggul"..

Ketiga: kecantikan adalah secara dhohir dan batin (al jam'u bayna qoulain).

Pendapat ketiga ini mengatkan bahwa cantik memang secara garis besarnya adalah kecantikan batin, namun tidak boleh dilupakan bahwa syari'at juga tidak melupakan cantik dari dhohir, dilihat dari:

1. dalam menberikan solusinya ketika terjadi persamaan dalam sifat2 calon imam, fuqoha' mendahulukan sorang calon imam yang istrinya lebih cantik.
2. fuqoha' ketika dimintai istirsyad seorang pemuda yang lagi cari istri, juga para kyai2 selalu mengatakan, "carilah yang punya agama dan cantik juga".
3. tidak bisa di pungkiri bahwa cantik adalah fadl dari Allah swt, dan tiada kesalahan dari seorang hamba dalam mencari fadl dari Allah swt.

C. TARUHLAH CINTA PADA WANITA YANG MEMILIKI CINTA DAN MEMUNGKINKAN MEMPUNYAI ANAK BANYAK.

Tidak bisa di pungkiri "melestarikan keturunan" adalah kodrat manusia sebagai mana mestinya, dan islampun dalam maqoshid syari'atnya memiliki kaidah" hifdzu an nasl(menjaga keturunan)", dan sudah merupakan cita-cita Rasulullah saw mempunyai ummat yang banyak.

Dalam musnad Imam Ahmad, dan Shohih Ibnu Hibban diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
"تزوجوا الودود الولود، فإني  مكاثر  بكم الأمم يوم القيامة
"nikahilah wanita2 yang mencintai suami, dan wanita2 yang beranak banyak, karena Aku(Rasul saw) berlomba-lomba dalam banyaknya ummat di hari kiamat".

Manusia adlah makhluk lemah, dan sebuah kodrat bahwa  cinta manusia akan timbul ketika ada sebuah kebahagiaan yang menyambutnya, dan Islam telah menguak sebuah tabir, bahwa disana ada  kebahgiaan besar yang bakal diraih oleh seorang suami dalam pernikahannya jika menperhatikan dua perkara, dan dikeduannya cinta akan abadi…:

Pertama: menikahi istri yang memiliki cinta cusi dan ikhlas pada suami.
Kedua: menikahi istri yang bisa melahirkan anak banyak, karna anak adalah buah cinta yang akan membawa kebahagiaan besar.

D. TARUHLAH CINTA PADA WANITA PERAWAN

"VIRGIN" adalah mahkota wanita yang berharga, dan Rasulullah saw sendiri bersabda:" bahwa didlamnya ada barokah".
Virgin, sebagaimana dikatkan barokah, karena seorang perawan mudah untuk mengerti dan mengikuti ajaran suami, tidak pernah terpengaruh oleh adapt terdahulu, dan selalu berwatak halus.

Namun tidaklah perawan tujuan secara mutlak, terlebih bila ada udzur yang menghalanginya, bahkan terkadnag seorang janda bisa dikedepankan bila ada maslhat di dlamnya.

Sebagaiman dalam Shohih Bukhori dan Muslim diriwayatkan  bahwa, Rasulullah saw memerintahkan sahabat Jabir untuk menynting seorang perawan, namun dalam ketidak sanggupannya sahabat Jabir r.a menberiakn sebuah alasan bahwa, ibunya meninggal dengan meninggalkan anak2 kecil, dan janda lebih piawai dalam mendidik mereka, lantas Rasulullah saw demi mengetahui alasan SahabatNYA ini bersabda: "ashobta/benar tndakanmu" bahkan dalam Riwayat Rasulullah saw malah mendoakan berkah pada Sahabat Jabir r.a.

Walhasil ada point-point yang perlu kita perhatikan dalam meletakkan cainta:
1.cinta yang berdasarkan agama adalah cinta yang abadi.
2.wanita beragama dan cantik pula adalah pilihan utama, dan yang beragama adalah  pilihan sehat, sedangkan memilih wanita cantik saja tanpa agama adalah bagai memungut mutiara di moncong babi, seperti kata para hukama'.
3.manusia adlah buta akan cinta, namun dalam kebutaanya sebanar-benar manusia adalah yang mengikuti "irsyad/petunjuk" dari Maha cinta s.a.w(nikahilah wanita beragama, banyak anak, dan memiliki cinta pada suami).

PENUTUP
Sholawat dan salam selalu tercurahkan pada BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW, KELUARGA SERTA SAHABAT RA.

DOA serta panjat syukur bagi para ulama' kyai serta umat islam semua.
Semoga catatan cekeran pitik ini dapat menbantu terutama saya dalam menemukan cinta sejati.