Advertisement

Responsive Advertisement

Tentang Daun Dewa


Daun Dewa adalah tumbuhan semak tegak sekitar 50cm. Daunnya tunggal bertangkai, berbentuk oval bulat dan ujungnya lancip dan berkumpul dibawah. Panjang sekitar 20cm, dan lebar sekitar 10cm. Kedua permukaan daun berbulu, bagian bawahnya lebih muda daripada bagian atas.
Bunganya berwarna kuning berbentuk kepala bunga terletak di ujung batang. Tanaman ini berumbi dengan diameter 3cm. Menurut penelitian dari Fakultas Farmasi UGM dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), secara laboratoris ekstrak etanol daun dewa mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit (tikus putih kecil). Ekstrak ini juga mampu menghambat pertumbuhan sel kanker.
Pada beberapa tulisannya mengenai tumbuhan berkhasiat obat Indonesia Prof HM Hembing Wijayakusuma menyampaikan bahwa daun dewa memiliki banyak khasiat. Manfaat itu berasal dari daun dan umbinya. Daunnya berkhasiat untuk mengobati luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan, pembengkakan payudara, melancarkan haid, dan lain-lain. Sementara umbinya berkhasiat untuk mengatasi bekuan darah pembengkakan, pendarahan, tulang patah, dan lain-lain.

Kandungan : Flavonoid, saponin, minyak atsiri.
Manfaat : Bisa untuk menurunkan kadar kolesterol darah, minyak atsiri dapat merangsang sirkulasi darah. Juga bersifat analgetik dan antiinflamasi. Minyak atsiri dan flavonoid mungkin bersifat antiseptik.
Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat pembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun.

Pengobatan :

1. Luka terpukul
15-30grm daun dewa dicuci, direbus atau ditumbuk, diambil airnya. Campur dengan arak yang sudah dipanaskan, lalu diminum.

2. Mencegah sakit jantung
30 grm daun dewa segar dan 15 helai daun dewa yang kering dicuci, direbus dengan 0.5 liter air hingga tersisa setengahnya. Minum 2x sehari.

3. Rematik
15-30 grm daun dewa segar direbus, lalu dilumatkan, diperas dengan diberi sedikit air, dan diminum.

4. Kutil dan cantengan
5 helai daun dewa dicuci, dilumatkan dan diborehkan pada tempat berkutil/cantengan. Balut erat sampai esok harinya.

5. Luka Bakar
Luka bakar, Luka teriris, Umbi daun dewa setelah dicuci bersih lalu dipipis. Tambahkan sedikit gula merah sehingga menjadi adonan seperti salep. Ramuan tersebut dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit, lalu dibalut.

6. Masuk angin dan bengkak akibat terpukul
Umbi daun dewa segar sebanyak 6 – 9 g diiris tipis-tipis. Tambahkan arak kuning (wong ciu) secukupnya, lalu ditim. Minum selagi hangat.

7. Tidak datang haid
Herba daun dewa sebanyak 15 – 30 g direbus atau ditumbuk, ambil air perasannya. Tambahkan arak yang sudah dipanaskan, lalu diminum.

8. Perdarahan pada perempuan, batuk dan muntah darah, payudara bengkak
Sebatang tumbuhan daun dewa dengan berat sekitar 15 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin dibagi untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang dan sore masing-masing 1/2 gelas.

9. Bisul, koreng
Herba daun dewa dan herba sosor bebek, keduanya yang segar dengan ukuran sama banyak setelah dicuci bersih lalu dipipis. Ramuan ini ditempelkan pada bisul atau koreng lalu dibalut.

10.Ganglion
Makan daun dewa segar sebanyak 7 lembar setiap hari.

11.Tumor
Daun dewa 3-4 lembar dilalap.

12.Digigit ular berbisa
Umbi daun dewa secukupnya ditumbuk sampai halus. Bubuhkan di bagian tubuh yang tergigit binatang berbisa, lalu dibalut.

13.Kejang panas pada anak
Sebatang tumbuhan daun dewa dicuci lalu ditumbuk. Air perasannya ditambah sedikit arak, lalu dimiumkan.

Sedangkan menurut situs geocities, indikasi daun dewa dapat digunakan untuk mengatasi: bengkak terbentur (memar), TB paru, bronkitis, batuk rejan (pertusis), batu ginjal, radang mata, sakit gigi, radang tenggorok, rematik sendi, perdarahan kandungan, payudara bengkak, kencing manis, darah tinggi, tidak datang haid, ganglion, kista, tumor, digigit binatang berbisa. Umbi berkhasiat untuk mengatasi: benjolan karena gumpalan darah (hematoma), bengkak karena memar, tulang patah (fraktur) dan perdarahan sehabis melahirkan.
Cara Pemakaian :
Herba segar sebanyak 10 – 15 g direbus, atau direndam dalam arak kuning, minum. Bisa juga daun segar dimakan mentah seperti lalap. Umbi segar sebanyak 6 – 9 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar atau umbi segar digiling halus lalu tempelkan ke bagian tubuh yang sakit seperti pembengkakan payudara (masitis), memar, bengkak akibat tulang patah, wasir, digigit hewan berbisa, luka bakar, tersiram air panas, luka berdarah, bisul, radang kulit bernanah, borok di kaki, cantengan dan kutil.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian :
Pemberian infus pada daun dewa sebanyak 8 ml/kk bb dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% b/v per oral pada marmut yang dibuat demam dapat memberikan pengaruh antiperik. Pembanding: parasetamol (Marmurawati, Jurusan Farmasi FMIPA UNHAS 1993). Pemberian secara oral infus daun dewa 10% dengan dosis 1 g/kg bb pada kelinci yang diberikan glukosa per oral dengan dosis 1,75 kg bb, dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 71,06%. Pembanding: glipizide (Muhammad Muslich, Fak. Farmasi, UNTAG 1993). Pemberian sari air daun dewa dengan dosis yang setara 100 mg daun/100 g bb pada tikus dapat menurunkan kadar glukosa darah 1 jam setelah perlakuan (Nurul Hidayah Hidayati, Jurusan Farmasi FMIPA UI 1991). Infus daun dewa dengan dosis 12,5 mg, 25 mg, 50 mg, 100 mg dan 200 mg/kg bb yang diberikan secara intravena pada tikus jantan putih dewasa Galus Wistar, dapat menurunkan tekanan darah arteri. Pada dosis 50 mg/kg bb, infus daun dewa tidak menghambat peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh adrenalin dan noradrelin. Efek hipotensif ini tidak dipengaruhi oleh yohimbin (alfa adrenalin), isoprenalin (amin simpatomimetik yang bekerja pada reseptor beta 1 dan beta 2), dan asetilkolin (parasimpatomimetik). Aktiviats hipotensifnya juga dapat menghambat efek dari tiramin dan efedrin. Diduga infus daun dea menghambat kerja obat simpatomimek yang bekerja tidak langsung. (Nelly C. Sugiarso dan Endang Hardini, Lab. Farmakologi-Toksikologi, Jurusan Farmasi FMIPA-ITB, Warta Perhipba th 2 No.3 edisi Juli – September 1994). Sari daun dewa segar dosis 0,01 ml/10 g bb yang diberiakn secara oral pada mencit, memberikan efek analgesik lebih baik daripada asetosal sebagai pembanding (Pujiastuti, Lucie Widowati dan Budi Nuratni, Puslitbang Farmasi Badan Litbangkes Depkes RI). Dosis 2,23 mg/02 ml dan 4,46 mg/0,2 ml dari ekstrak heksan daun dewa yang diberikan secara intraneoplasma pada mencit yang diinduksi dengan karsinogen benzopirena mampu menghambat pertumbuhan kanker. Hal ini didukung juga dengan data histopatologi, yang menunjukkan adanya nekrosis dari sel-sel kanker (Sukardiman, IGP Santa dan N. Wied Aris R.K., Fak, Farmasi UNAIR).

Sumber:

-geocities
-Sukardiman, IGP Santa dan N. Wied Aris R.K., Fak, Farmasi UNAIR
-Atlas Tumbuhan Obat Indonesia/Dr. Setiawan Dalimartha/Hadi
-intisari: Tanaman obat keluarga, cetakan I, November 1998, hal.27.