Advertisement

Responsive Advertisement

Lelaki Senja - Yogyakarta

Lelaki Senja

Mataku tertuju pada satu wajah……
Wajah yang sedemikian tirus.., wajah yang penuh dengan guratan perjuangan hidup....
Wajah yang tak lagi indah karna telah usang termakan usia....
Kurus.... sangat kurus... hanya terlihat kulit saja yang membungkus tulangnya...
Tubuhnya sedemikian ringkih... bahkan hampir tak dapat lagi berdiri tegak...
Yah..ia kini harus berjalan dengan punggung yang tak lagi lurus...
Jemari tangan kanannya menggenggam erat sebuah kayu bulat kecil yang ia gunakan sebagai tongkat...
Yah..tanpa tongkat itu mungkin ia tak dapat menapaki jalan dengan sempurna...

Lalu jemari kirinya menggegam ujung sebuah karung usang yang menggelayuti punggungnya....
Dengan seragamnya : kaos putih yang mengelabu dan topi cat hitam yang koyak di bagian ujungnya, serta celana pendeknya. Semuanya meneriakkan satu kata pada otakku : KUMUH!!!
Ia berjalan dengan sangat lambat... matanya tajam menukik ke sekelilingnya : ke kanan kiri jalan yang di laluinya... ketika di dapati satu botol kemasan air mineral... ada senyum kecil dari bibirnya, yah aku dapat melihat pendar kebahagiaan di wajahnya..
Sepertinya sampah-sampah itulah yang membuatnya terus dapat bertahan di putaran waktu yang seringkali tak berpihak padanya.

Lelaki senja....
dia adalah lelaki senja... lelaki yang masih berjuang melawan kerasnya kehidupan di usia senjanya.....sungguh geliat fisik nya tak mampu membohongi siapapun..Ia lelah...tak adakah ruang baginya untuk menikmati usia senja nya???
Kemana kah anak-anaknya??? Kemanakah keluarganya?? Kenapa ia sendirian di tengah-tengah kota?? Kenapa ia harus bekerja sekeras itu?? Tak adakah yang peduli padanya??
Kemana sih para aparatur negara?? Emang panti jumpo di yogya udah penuh?? Atau ini gara-gara dinas sosial dibubarkan??

Seketika wajah bapak terlihat jelas di hadapanku...lalu sudah ku duga...penyakitku kambuh lagi....cengengku kumat : hujan lagi deh di pelupuk mata..Ehm...bapak...sungguh aku tak kan pernah rela bila kesulitan singgah di hatimu...sungguh...azzamku akan semakin kuat...aku akan berusaha untuk selalu “ada” di usia senja mu nanti....
“Eh...kenapa nangis???”, seorang teman membuyarkan lamunanku....Hah!!! gawat ketahuan nih!!! ... temen-temen makin bingung karna yang ditanyain ga’ bersuara. (bukan ga mau jawab...tapi emang klo lagi nangis ga’ bisa ngomong..he..he...). Lalu adegan berikutnya adalah saling tuduh siapa kah yang menjadi ‘tersangka utama” penyebab menangisnya seorang penumpang “trans yogya”...Huh...dasar temen-temen nih, dari tadi cekakak-cekikik sendiri sih...jadinya sang kakek yang segede itu ga’ di liatnya sama sekali...

Dan lelaki senja itu...??? aku segera beranjak dari kursi halte trans yogya..ingin menyapanya dan memberikan sepotong roti yang ku bawa tadi.....Tapi sayang...mobil trans yang kami tunggu, sudah terlihat...waktu tak memberi kesempatan bagiku, untuk sekedar menyebrangi jalan dan lalu menyapanya....
Ah.....semoga Alloh menganugrahi kebahagiaan yang abadi baginya.................................

Bumi Yogya, 2009

Sumber Mbak Syifa

Post a Comment

0 Comments