Sunday, November 27, 2011

Lima Pantangan

Dalam menghadapi kehidupan ini ada lima pantangan yang sebaiknya tidak
kita lakukan, yaitu:

1. Pantang bertindak sia-sia.
Setiap tindakan kita sebaiknya terhindar dari kesia-siaan. Setiap tutur
kata, setiap langkah dan
setiap apapun hendaknya dilakukan untuk sesuatu yang bermanfaat, baik di
dunia maupun akhirat.

Jika kita bisa menghindari kesia-siaan, insya Allah kita akan menjadi
'pribadi yang sukses'.

2. Pantang mengeluh.
Keluh kesah tidak menyelesaikan masalah. Seandainya dengan mengeluh
masalah bisa selesai, maka semua orang akan menyelesaikan masalahnya
dengan mengeluh. Tetapi mustahil itu terjadi.

Jika kita tidak mengeluh dalam menghadapi segala persoalan, maka insya
Allah kita akan menjadi 'pribadi yang tangguh.'

3. Pantang menjadi beban.
Bersikap mulia dengan tidak menjadi beban bagi orang lain adalah sikap
yang sangat terpuji. Walaupun tidak mungkin bagi kita untuk sama sekali
tidak bergantung, tetapi paling tidak kita mengurangi sekecil-kecilnya
ketergantungan itu. Setiap bantuan orang lain sekecil apapun, sebaiknya
segera kita bayar dengan apapun semampu kita.

Jika kita tidak menjadi beban orang lain maka insya Allah kita akan
mempunyai 'harga diri' yang tinggi.

4. Pantang berkhianat.
Berkhianat adalah sikap yang sangat tercela. Sesulit apapun keadaan kita,
jangan pernah berkhianat.

Jika kita tidak pernah berkhianat maka kita akan menjadi pribadi yang
'terpercaya'. Nah, kepercayaan
inilah modal yang sangat berharga dalam mengarungi hidup.

5. Pantang mengotori hati.
Hati adalah komponen yang sangat penting dalam tubuh. Jika hati baik, maka
menjadi baiklah seluruh tubuhnya. Sebaliknya jika hati buruk, maka
buruklah sekujur tubuhnya.

Jika kita bisa menjaga hati tetap bersih maka insya Allah kita akan
menjadi 'bahagia' dan amal ibadah kita diterima.


Klik

Indahnya Nasihat

ManajemenQolbu.Com : Ya Allah indahkan kehidupan kami dengan kerinduan terhadap nasehat dan jadikan diri-diri kami menjadi pribadi yang menjadi nasehat.Engkaulah pembuka setiap hati
penuntun setiap qolbu , Amiin Ya Allah Ya Robbal alamiin.

Kajian kita kali ini adalah bagaimana menjadi orang yang beruntung , bagaimana menjadi orang
yang sukses , tidak hanya dunia tapi juga sampai akherat nanti.

Wal’ashr (demi massa)

Innal insaana lafi khusr (Sesungguhnya manusia itu benar-benar ada dalam kerugian)

Illallladzina aamanu wa’amilusholihaati watawaa shoubil haqqi watawa shoubishobr (kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasihat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasehati supaya menaati kesabaran)[Q.S 103 ; 1 - 3]

Sesungguhnya setiap insan rugi, tambah hari tambah rugi , tambah tua tambah rugi, tambah umur
tambah rugi kecuali orang yang tiap hari berjuang sekuat tenaga agar makin kokoh imannya, makin mantap keyakinanya, karena jika hidup tanpa diiringi kekokohan iman, amal apapun tidak akan betul niatnya.

Dia punya harta, kalau tidak punya iman, maka harta itulah yang akan memperbudak dirinya,
kalau dia punya kedudukan kalau tidak punya iman maka kedudukannya yang akan menjatuhkan
dirinya, jika dia memiliki penampilan kalau dia tidak punya iman maka penampilannya yang akan
menjerumuskan dirinya.

Orang yang beruntung lainnya adalah orang yang setiap hari, setiap waktu sekuat tenaga
bertambah amal kebaikannya.Ciri amal shaleh itu ada dua yaitu ; pertama dilandasi niat yang
benar dan lurus , kedua amalnya sendiri harus benar.

Dan andaikata bangsa kita ini menggunakan konsep ini, maka Insya Allah akan selamat.Penyebab
bangsa ini mendapat ujian seperti ini diantaranya ada tiga penyebab yang pertama adalah karena
bangsa kita masih lemah iman

Lalu apa ciri-ciri orang yang kurang iman ? sederhana saja yaitu jika orang-orang tersebut
selalu mengagung-agungkan materi dan mengagung-agungkan dunia.Terjadinya kita mendapatkan gelar
ranking yang top dalam korupsi itu gara-gara para pelaku korupsi itu tidak mengerti bahwa
korupsi itu hanya menambah kehinaan.Bagi orang yang mengenal Allah buat apa kita menggadaikan
diri kita hanya menjadi pencuri.

Penyebab bangsa ini mendapat ujian seperti ini yang kedua adalah karena bangsa kita masih
kurang amal dan yang ketiga adalah tidak saling nasehat dan menasehati dalam kebenaran dan
kesabaran.

Kalau ada pertanyaan kenapa seorang suami gagal dalam menasehati istrinya ?, kenapa seorang ibu
susah menasehati anaknya ?, kenapa seorang guru susah menasehati muridnya ?, kenapa seorang
pimpinan sulit menasehati bawahannya ? , jawabannya sederhana “ Orang hanya bisa
memberikan nasehat dengan mantap ! kalau dia termasuk orang yang cinta dinasehati oleh orang
lain”.

Repotnya kita ketika memberikan nasehat semangat, ketika memberikan saran semangat, ketika
memberikan koreksi semangat tetapi ketika giliran kita dikoreksi justru kita tidak sanggup
menerimanya. Oleh karena itu kepada siapapun yang akan memberikan nasehat syarat utamanya adalah
kita harus menjadi orang yang terlatih untuk menerima nasehat, terlatih untuk menerima kritik
dan terlatih untuk menerima koreksi.Sebelum kita sanggup untuk melatih diri kita, sulit sekali
kita akan memiliki nasehat yang memiliki kekuatan yang menggugah dan merubah.Harusnya kita
melihat saran, kritik dan nasehat dan koreksi itu menjadi sebuah kebutuhan..

Rahasia sukses dalam menerima nasehat atau kritik yaitu :

1.Rindu kritik dan nasehat, Kita harus memposisikan diri menjadi orang yang rindu dikoreksi,
rindu dinasehati, seperti rindunya kita melihat cermin agar penampilan kita selalu
bagus.Pemimpin sejati adalah pemimpin yang selalu rindu dikoreksi oleh anggota atau bawahannya,
seorang guru yang senantiasa mengharapkan saran agar lebih baik dalam cara mengajarnya tidak
akan pernah menjadi hina jika ia meminta saran atau kritik dari murid-muridnya, bahkan Khalifah
Umar Bin Khatab RA jauh lebih menghargai kritik dan koreksi dibandingkan pujian.

2.Cari dan tanya, Belajarlah bertanya kepada orang lain dan nikmati saran-saran yang mereka
lontarkan, milikilah teman yang mau jujur mengoreksi, tanya pula kepada istri, suami, anak-anak,
karyawan dan lain-lain.

3.Rahasia kita agar sukses ketika menerima kritik adalah nikmati kritik itu sebagai karunia
Allah ; karena seseorang tidak akan mati karena dikritik, maka oleh karena itu jika di koreksi
maka dengarkanlah, jangan sibuk membela diri karena makin sibuk membela diri maka tidak akan
mendapatkan sesuatu.

Memang orang yang lemah,orang yang sombong , orang-orang yang penuh kebencian itu tidak pernah
tahan terhadap kritik, jika ada yang mengkoreksi maka dirinya sibuk untuk membela diri, sibuk
untuk berpikir dan sibuk untuk membalas, ketahuilah bahwa orang yang demikian itu tidak akan
bisa maju..

Orang yang kokoh dan kuat itu bukan orang yang sibuk memberikan alasan ketika dia dikritik,
karena jika tidak hati-hati alasan itu justru memperjelas kesalahan.Dari pada kita sibuk
menyerang orang lain dan membela diri, sebaik-baik jawaban atas kritik dan koreksi adalah dengan
memperbaiki diri.Orang lain sibuk mencari kejelekan kita, tetapi kita justru sibuk memperbaiki
kejelekan kita.

Lalu bagaimana jika lalu kita dihina terus ? jangan risau , karena semua orang yang sukses dan
mulia itu pasti ada yang menghina, tidak akan pernah didengki kecuali orang yang berprestasi,
makanya jangan takut ! kalau kita dihina justru kita harus sibuk memperbaiki diri.

4.Biasakanlah kita untuk menjadi orang yang berterima kasih,kalau kita berubah,..... jangan
pernah lupa untuk menyebut jasa orang yang pernah merubah kita sehingga kesuksesan ini harus
jadi kebahagiaan dan kesuksesan bagi orang lain.

Jadi sahabat-sahabat sekalian , cita-cita kita nanti ciri khas seorang pemimpin negeri ini
adalah seorang pemimpin yang rindu di nasehati,jadi ketika masyarakatnya melakukan koreksi
justru pemimpin tersebut senang, kelihatannya kita jangan pernah mau memiliki pemimpin dalam
level manapun yang tidak bisa dikoreksi,nanti dia akan menipu dirinya sendiri , orang yang tidak
bisa dikoreksi itu adalah orang yang sombong, merasa pintar sehingga menganggap rendah setiap
nasehat. Ciri pemimpin sejati adalah seorang pemimpin yang mencintai nasehat.

Jadi memang seharusnya kita harus sadar ,bahwa keuntungan kita adalah ketika kita menerima
nasehat dari orang lain dengan lapang dada dan rasa syukur , Belajarlah berterima kasih kepada
orang yang mengoreksi, karena koreksi itu adalah bagian dari yang kita minta kepada Allah
seperti yang sering kita ucapkan dalam bacaan shalat \" Ihdinashiraathal mustaqiim\" (tunjukilah
kami jalan yang lurus)[Q.S 1 ; 6]

Dalam berkomentar atau melakukan kritik itu harus hati-hati , karena setiap kita mengkritik dan
mengoreksi sesorang sebetulnya yang keluar itu adalah diri kita.Nabi Muhammad SAW itu adalah
seorang penasehat, tetapi nasehatnya itu betul-betul bil hikmah, semuanya penuh dengan kearifan
dan kematangan.

Yang paling penting dari suatu nasehat, kritik dan koreksi itu adalah niat yang mendasarinya.
Kalau didasari niat ingin menjatuhkan ,koreksi itu hanya akan menjadi pisau atau panah
beracun.Harusnya nasehat kita itu dilandasi dengan rasa kasih sayang dan persaudaraan.

Dengan nasehat kita harus membantu yang lupa agar menjadi ingat, membantu yang lalai agar
menjadi semangat , yang tergelincir menjadi bangkit kembali, yang berlumur dosa menjadi
bertobat, intinya kalau dilandasi niat yang baik akan melahirkan kebaikan juga.

Kalau niat sudah baik caranya juga harus benar, Ali Bin Abi Thalib .RA mengatakan \" kalau kita
memberi nasehat tetapi di depan umum itu sama dengan memaki-maki atau mempermalukan seseorang\"
, maka resep selanjutnya kalau kita ingin memberikan nasehat, nasehatilah dengan lemah lembut.
\"Tiadalah kelembutan itu ada pada seseorang kecuali memperindah \".

Rasullulah SAW memperbaiki peradaban yang begitu keras dan berat justru dengan kelembutan ,
kita butuh nasehat yang tulus dari hati yang penuh kasih sayang dengan kata-kata yang terpilih
yang tidak melukai diiringi dengan sikap yang tidak menggurui, tidak mempermalukan, tidak
memojokan sehingga orang berubah bukan karena ditekan oleh kata-kata kita melainkan tersentuh
oleh kata-kata kita.

Sahabat-sahabat, marilah kita terus berlatih untuk menyayangi orang lain karena itulah sumber
yang utama agar nasehat kita menjadi bijak dan penuh kemuliaan.Dan sebaik-baik nasehat adalah
dengan suri tauladan, hancurnya orang-orang yang sibuk memberi nasehat adalah ketika apa yang
dia katakan tidak sesuai dengan apa yang dia lakukan. Wallahu a'lam

Klik