Thursday, November 1, 2018

Politik Panas dan Kritis

illustrations
Mirip Adu Domba di District 13 Banlieue Ultimatum movies
 - Politik Panas Kritis

Mungkin anda pernah merasakan menjadi salah satu admin di beberapa grup jejaring sosial media, entah itu facebook, twitter, mig33, nimbuzz, mxit, dan beberapa jejaring sosial media lainnya.

Masing-masing dari mereka Diam, Tertawa, Nylimuri, Mendamaikan, Melawan dan Perang Argumentasi (IstilahZamanNow; Bully), Perang Rombongan (Istilah Zaman Old; Flood Mode). Secara nyata sebetulnya sih hanya beberapa orang saja (terstruktur/kolaborasi/doktrinisasi) yang melakukan komentar secara virtual (fiktif). Sedangkan untuk melakukan proses tatap muka secara individual masing-masing memiliki ego atau perwatakan keras yang mungkin tidak akan pernah dilakukan "meski saling mengungkapkan untuk bertemu".

doctrine collaborative by windowsbie

Apalagi di saat datangnya Politik baik tingkat Desa, Kabupaten, Provinsi bahkan Satu Negeri dari mereka saling berperang argumentasi, saling menjelekkan pasangan calon, saling beradu adrenalin ke-ego-an yang berujung tidak pernah ada sapa maupun senyuman. Hari-hari biasa terisi dengan pelanggan yang terbiasa membeli hingga tidak pernah membeli, yang terbiasa laris berujung bangkrut terkecuali dengan cara paksa, malu kepada anak cucu dengan riwayat adu domba.

Mari Terus Berbenah, Siapapun Pilihannya jangan sampai putus silaturahmi hingga anak cucu.

Padahal kita sedari bahwa kebenaran dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. 
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: “Innama al-mu’minuuna ikhwatun fa-ashlihu baina akhawaikum wa at-taqullaha la’allakum turhamuun” (Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat).
(QS.Al-Hujurat 49:10-10)

Mari kita hentikan perdebatan dan perang argumen, seakan kita seperti anak kecil membeli permen gulali bersama teman seumuran kita dan kita saling berebut untuk mendapatkan gulali itu, meski kita sadar bahwa hak gulali itu milik kita tetapi mengapa gulali itu menjadi milik teman kita?
semua akan mendapatkan hikmah tersendiri, hampir sama dengan peruntungan jodoh dan rezeki, tetapi semua kembali dengan apa yang telah kita lakukan sebelumnya, jika kita ikhlas melakukannya maka kita akan mendapatkan sesuatu itu dengan pasti, namun apabila kita melakukan semua itu dengan cara yang tidak wajar maka akan kembali ke hiruk pikuk kita sendiri hingga masa tua.