''Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling
bertakwa'' (QS Al-Hujurat: 49)
Betapa banyak pribadi yang besar dalam sejarah tetapi yang berjiwa besar
sungguh sangat langka. Pribadi tersebut mampu mengalahkan diri sendiri dan
mengesampingkan egonya demi kepentingan umat yang jauh lebih besar.
Di antara butiran mutiara itulah Khalid bin Walid ada di barisan terdepan. Satu
riwayat yang menyebutkan tentang pemilihan Khalifah yang kedua yaitu Umar Bin
Khattab, setelah Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq meninggal. Padahal, pada saat
yang bersamaan sedang terjadi peperangan melawan Romawi yang dikomandani Khalid
bin Walid. Sebelum Umar menjadi Khalifah, beliau telah berpendapat bahwa posisi
Khalid harus diganti karena beliau mengkhawatirkan umat Islam terjatuh dalam
kebinasaan, yaitu mereka berperang karena Khalid bukan karena Allah.
Dan benar, setelah beliau diangkat menjadi Khalifah maka perintah pun
dikeluarkan untuk mengganti Sang Jenderal. Maka diutuslah Abu Ubaidah untuk
menggantikan jabatan Panglima Perang. Dalam sekejap khalid berubah dari seorang
Panglima yang memiliki kekuasaan menjadi seorang tentara biasa.
Dan sungguh mengagumkan, Khalid dapat menguasai naluri kekuasaan yang ada
padanya (hubbus siyadah) dan tidak menjadikan dukungan tentara kepadanya
sebagai alat untuk mempertahankan jabatannya. Bahkan dia tetap berperang di bawah
komando baru dan menaati segala perintah atasannya. Ketika dia ditanya tentang
sikapnya itu maka keluarlah pernyataan yang indah dan akan selalu dikenang
sepanjang masa: ''Aku berperang bukan karena Umar tetapi demi Tuhan Umar.''
Demikianlah kebesaran jiwa Khalid bin Walid, beliau mampu menahan diri sehingga
ummat tidak menjadi korban. Tentu akan lain hasilnya apabila Khalid protes atas
pemberhentian dirinya sebagai panglima kemudian memobilisasi pendukungnya demi
jabatan itu, pasti akan terjadi kekacauan dan umat akan terpecah belah. Mereka
bisa saja akan berkelahi di dalam barisan dan pastilah musuh akan dengan mudah
mengalahkan mereka, dan penaklukan Romawi mungkin hanya ada dalam angan-angan.
Sungguh, kebesaran jiwamu wahai Khalid perlu dijadikan teladan pemimpin masa
kini.