"itulah dinamika kehidupan, karna kau takkan bergerak bila manusia
adalah musayyar saja, namun kau takkan berhenti bila manusia mukhoyyar
saja, menbingungkan memang, tapi setidaknya kau tahu bahaya ego mu,
rumuskan dinamika kehidupanmu mulai sekarang, dan jangan sampai disaaat
kau harus lurus di umur 40, kau masih terbudakkan oleh dirimu sendiri,
seperti apa yang kau lihat."
hidup memang penuh dimensi, penuh dengan tantangan. hidup
adalah sebuah taruhan, bahkan Alloh s.w.t sengaja menciptakan cinta,
benci, kebenaran, kesalahan, syubhat, halal, haram, sunnah, wajib,
makruh, mubah, juga menciptakan sakit, enak, dan biasa-biasa saja.
itu
semua adalah permainan, permainan yang diberikian Alloh kepada kita,
itu semua adalah taruhan, taruhan yang dibentangkan kepada kita. Alloh
dengan sengaja menumbuhkan kita gemar bermain diwaktu kecil, agar kita
nanti tidak terlalu kaget saat kita harus bermain diwaktu dewasa. "dan
kehidupan duania ini hanyalah enak-enakan dan permainan".
:"ber
i'tibarlah wahai orang-orang yang punya pemikiran", demikian Alloh
s.w.t menberikan tiket pemainan kepada kita. kemudian Rasuulullah s.a.w
bersabda:" tiada boleh menbahayakan diri dan menbuat marabahaya",
sebagai tameng ke dalam, dan menberikan tameng ke luar berupa :"agama
adalah sebuah nasehat, bagi Alloh, Rasulullah, dan ummat mu'min".
disetiap
permasalahn yang ada, selalau ada neraca, selalu ada kadar yang harus
masuk kedalamnya, al maslahah dan mafsadah adalah dua tempat kita
menaruh dua kadar yang berbeda. dari sinilah berputarnya al maqthu' dan
al madznuun.
al manshuush selalu dlam keadaan yang sama, namun apa
yang diluaran nash yang akrab disebuat mawaqi'(kontex) selalu menjadi
perdebatan yang hangat. dibalik semua itu didukung lagi bahwa kebenaran
ternyata masih tergantung waktu, zaman, dan tempat, ibnu 'abidin pun
berkata:
أن كثيرا من الأحكام تختلف باختلاف الزمان لتغير عرف أهله،
أو لحدوث ضرورة، أو لفساد أهل الزمان، بحيث لو بقي الحكم على ما كان عليه
أولا، للزم منه المشقة والضرر بالناس، ولخالف قواعد الشريعة المبنية على
التخفيف والتيسير ودفع الضرر والفساد.
lebih mengejutkan
lagi bila kebenaran itu ternyata masih belum menunjukkan tanda-tandanya
seperti keputusan yang diambil Al KHodhir a.s. atas Moesa a.s, bagaiman
ngototnya Moesa a.s. dengan kebenarana yang bertanda, dan ngototnya Al
KHodhir a.s. dengan kebenaran yang ghoib namun pasti.
inilah really of the game, pemainan yang nyata.
disinilah
dinamika kehidupan terlihat selalu menggelikan, selalu menberikan
nuansa yang boleh dikata amazing. pra dan pasca selalu membuat
kegamangan manusia, hingga Alloh s.w.t menolong manusia dengan
firmannya: "katakanlah wahai Muhammada s.a.w berjalanlah kalian diatas
bumi dan lihatlah bagaimana akhir dari orang-orang yang mendustakanKu".
mengherankan
memang, kenapa Alloh s.w.t mengatakan "al mukadzibiin/pendusta",itu tak
lain ternyata kita hanya bermain dengan jiwa, ego, existensi, bermain
dengan akal, bemain dengan nafsu, ankara, dan kemurkaan. ternyata
kebenaran adalah sesuatu yang sangat jelas/ al waadhihul wudhuuh,
kesesatan juga sangat jelas, dan syubhat yang harus dijauhi, Rasuulullah
s,.a.w bersabda: "halal itu jelas, dan haram itu jelas, dan sybhat
diantara keduanya, maka hampir-hampir saja ornag yang menggembala
disamping tanah larangan akan terjerembab kedalamnya.
kita
tahu, kebenaran itu ada, nyata, riil, dan pasti, karna setiap nurani
bisa mengatakannya, Rasuulullah s.a.w bersabda:" pertimbangkan dengan
hatimu nuranimu, sesunnguhnya dosa itu adalah sesuatau yang tidak
mengenakkan di kalbumu", namun kita terpaksa harus bermain dengan hawa
nafsu, ego kita, angkara murka kita, hingga pantaslah bila Alloh s.w.t
menyebut ''al mukaddzibiin'' karna kita sebenarnyalah tahu kebenaran,
namun mendustakannya.
disambung lagi bahwa Alloh s.w.t dan
RAsulNya mewajibkan ummat manusia ber "hizbah", sebuah panel penting
dalam normalisasi kehidupan ummat manusia, di kepalanya kita harus
menuai "ihsan" dan di akhirnya kita harus menggunakan perfectisasii
diri..
kelucuan dinamika kehidupan tambah semakin seru manakala
"al hizbah" ini dilakukan dan di applikasikan dari cara yang tidak
"ihsan" dan dari pribadi yang amburadul...
sunnguh menggelikan..
karena jiwa-jiwa manusia terbakar emosinya saat Rasuulullah s.a.w
menyabdakan:"wadzaalika adh'aful imaaan/dan itu adalah selemah-lemahnya
iman.
namun permainan itu semakin mendekati taraf high
classnya saat al ihsan dan perfectisasi diri belum kita miliki, namun
disana ada MASTER/MURABBI yang menitahkan kepada kita...terasa terbakar
juga jiwa dan nurani waktu menyimak sabda imam Ali r.a :''aku adalah
hamba seoramng yang mengajariku walau satu huruf".
disinilah
nama baik kadang juga menjadi lembah kebodohan, yang menciptakan
manusia kebal akan norma, nasehat dan agama. kita tahu banyak
disekeliling kita kemungkaran yang harus di benahi, apalagi kadarnya
sudah menjangkiti kerabat dan teman kita, diwaktu kita sadar akan
kekurangan dilain phak MUROBBI kita menitahkan tugas yang sngat berat...
ketika
hampir mendekati klimaks, lagi-lagi suhu permainan semakin memanas saat
kita terpaksa menuruti kemauan sang MURABBI ketika melakukan
pertimbangan cara yang bijak, bicara lentur, dan santun adalah sebuah
keharusan, terlebih jika kita menilik kisah MUSA dan yang meminta di
utusnya pula HARUN a.s...
namun lagi-lagi puncak permainan
semakin memanas manakala mereka telah melakukan "isqootul 'iffah wal
ishmah secara qouli", kontek yang ada mereka selalu berkata nyromoh,
logika yang ada pemabuk, dan pezina, juga pencuri tak akan bisa langsung
di ajak ke majlis ta'lim, ajaklah mereka ke permainan bola sodok dulu,
sepak bola dan volly ball, alihkan waktunya, hingga ada naseeem/angin
segar yang mengisi otaknya yang penuh titik hitaam..
dan
pada saat semua telah dijalankan, begitu mengejutkan, prediksi kita
gagal, dan semua tidak diterima oleh mereka, bahkan lebih menggelikan
lagi, pada waktu kita memakai gaya bicara mereka sebgai pebdekatan, tak
disangka merka berkata "itu gaya bicaara yang tak baik". whaat d u
mind..???
permainan belum beakhir, dan terpaksa jidatpun
ditepok "plooooook" waktu guru kita tertawa dengan bebasanya, tanpa
menerima pengaduan terlebih dulu beliau berkata:"itulah dinamika
kehidupan, karna kau takkan bergerak bila manusia adalah musayyar saja,
namun kau takkan berhenti bila manusia mukhoyyar saja, menbingungkan
memang, tapi setidaknya kau tahu bahaya ego mu, rumuskan dinamika
kehidupanmu mulai sekarang, dan jangan sampai disaaat kau harus lurus di
umur 40, kau masih terbudakkan oleh dirimu sendiri, seperti apa yang
kau lihat".