Bagian kedua, pengobatan sihir yang sudah menimpa pada diri
seseorang.
Cara pertama adalah, mengeluarkan sihir tersebut dan menggagalkannya jika
diketahui tempatnya dengan cara-cara yang dibolehkan menurut syari'at. Dan ini
merupakan suatu hal yang paling manjur untuk pengobatan orang yang terkena
sihir.[1]
Cara kedua adalah, menggunakan ruqyah yang sesuai dengan syari'at, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Menumbuk tujuh helai daun pohon Sidr (daun bidara) hijau di antara
dua batu atau sejenisnya, lalu menyiramkan air ke atasnya sebanyak jumlah air
yang cukup untuk mandi dan dibacakan ke dalamnya:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang
terkutuk."
اللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ
تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ
مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ
بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ
حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
"Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang
Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat
memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang
(berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah
Mahatinggi lagi Mahabesar." (QS. Al-Baqarah: 255)
وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ
تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ. فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ.
فَغُلِبُواْ هُنَالِكَ وَانقَلَبُواْ صَاغِرِينَ. وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ
سَاجِدِينَ. قَالُواْ آمَنَّا بِرِبِّ الْعَالَمِينَ. رَبِّ مُوسَى
وَهَارُونَ
“Dan Kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!". Maka
sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu
nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah
di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu
serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: "Kami beriman
kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun". (QS: al-A’raaf:
117-122)
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ.
فَلَمَّا جَاء السَّحَرَةُ قَالَ لَهُم مُّوسَى أَلْقُواْ مَا أَنتُم مُّلْقُونَ.
فَلَمَّا أَلْقَواْ قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُم بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللّهَ
سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللّهَ لاَ يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ. وَيُحِقُّ اللّهُ
الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ
“Fir'aun berkata (kepada pemuka kaumnya): "Datangkanlah kepadaku
semua ahli-ahli sihir yang pandai!". Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang,
Musa berkata kepada mereka: "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan." Maka
setelah mereka lemparkan, Musa berkata: "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang
sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya" Sesungguhnya
Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat
kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun
orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).” (QS. Yunus:
79-82)
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَن تُلْقِيَ وَإِمَّا أَن نَّكُونَ
أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى. قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ
يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِن سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى. فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ
خِيفَةً مُّوسَى. قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنتَ الْأَعْلَى. وَأَلْقِ مَا فِي
يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ
السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى. فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّداً قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ
هَارُونَ وَمُوسَى
“Mereka berkata: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan
(dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?". Berkata Musa:
"Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan
tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat,
lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata:
"janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan
lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang
mereka perbuat. “Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya
tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia
datang.” Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya
berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa". (QS. Thaha:
65-70)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang."
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ. لَا أَعْبُدُ مَا
تَعْبُدُونَ. وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا
عَبَدتُّمْ. وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ
دِينِ.
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku". (QS. Al-Kaafirun: 1-6)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang."
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ . اللهُ الصَّمَدُ . لَـمْ يَلِدْ
وَلَـمْ يُولَدْ . وَلَـمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ
"Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah (Rabb) yang
segala sesuatu bergantung ke-pada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.'" (QS.
Al-Ikhlash: 1-4).
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang."
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِن شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِن
شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِن
شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai (waktu)
Shubuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada
buhul-buhul. Serta dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."' (QS.
Al-Falaq: 1-5)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi
Mahapenyayang."
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ
النَّاسِ . مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْـخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ
النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan
menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan
(bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam
dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.'" (QS. An-Naas:
1-6)
Setelah membacakan ayat-ayat di atas pada air yang sudah disiapkan
tersebut, hendaklah dia meminum dari air itu sebanyak tiga kali, dan kemudian
mandi dengan menggunakan sisa air tersebut. Dengan demikian, insya Allah
penyakit akan hilang. Dan jika perlu, hal itu boleh diulang dua kali atau lebih,
sehingga penyakit itu benar-benar sirna. Dan hal itu sudah banyak dipraktekkan,
dan dengan izin-Nya, Allah memberikan manfaat padanya. Pengobatan tersebut juga
sangat baik bagi suami yang tidak bisa berhubungan badan karena terkena sihir.[2]
2. Membaca surat al-Fatihah, ayat kursi, dua ayat terakhir dari surat
al-Baqarah, surat al-Ikhlas, surat al-Falaq dan surat an-Naas sebanyak tiga kali
atau lebih, disertai tiupan dan sentuhan pada bagian yang terasa sakit dengan
menggunakan tangan kanan.[3]
3. Membaca beberapa ta'awwudz, ruqyah dan do'a yang
mencakup:
1) Membaca do'a berikut:
أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ
يَشْفِيَكَ (7×)/
"Aku memohon kepada Allah Yang Mahaagung, Rabb pemilik 'Arsy yang
agung, agar Dia menyembuhkanmu." (Hal itu diucapkan sebanyak 7x).[4]
2) Orang yang sakit meletakkan tangannya di atas bagian yang sakit
seraya mengucapkan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ (3×)/
"Dengan menyebut nama Allah." (dibaca 3x). Dan kemudian
mengucapkan:
أَعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ
وَأُحَاذِرُ (7×)/
"Aku berlindung kepada
Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan yang aku temui dan yang aku
hindari." (dibaca 7x)[5]
3) Membaca do'a:
اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ أَنْتَ
الشَّافِى لاَشِفَآءَ إِلاَّ شِفَآؤُكَ شِفَآءَ لاَ يُغَادِرُ سَقَمًـا
“Ya Allah, Rabb pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit ini dan
sembuhkanlah, Engkaulah Yang Mahamenyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan
hanya kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikit pun
penyakit."[6]
4) Membaca do'a:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ
وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
"Aku berlindung kepada
kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap syaitan, binatang berbisa dan
dari setiap mata yang jahat."[7]
5) Membaca do'a:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا
خَلَقَ
"Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari
kejahatan makhluk-Nya." [8]
6) Membaca do'a:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ
وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَـمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَنْ
يـَحْضُرُونِ
"Aku berlindung dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan dan siksaan-Nya, dari
kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan syaitan dan dan kedatangan mereka
kepadaku." [9]
7) Membaca do'a:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لَا
يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَذَرَأَ وَبَرَأَ
وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنْ السَّمَاءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا
وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي الْأَرْضِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ
شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلَّا طَارِقًا
يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ
"Aku berlindung dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna yang tidak dapat ditembus oleh orang baik
maupun orang jahat, dari kejahatan apa yang telah Dia ciptakan, dan jadikan-Nya.
Serta dari kejahatan yang turun dari langit, dan dari kejahatan yang naik ke
langit, dan dari kejahatan yang tenggelam ke bumi, dan dari kejahatan yang
keluar dari bumi, dari kejahatan fitnah malam dan siang, dan dari kejahatan
setiap yang datang (di waktu malam) kecuali yang datang dengan tujuan baik,
wahai Dzat Yang Mahapenyayang." [10]
8) Membaca do'a:
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ الْأَرْضِ وَرَبَّ
الْعَرْشِ الْعَظِيمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى
وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ
قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ
فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ اقْضِ
عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah, Rabb langit yang
tujuh, dan Rabb 'Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu, Pembelah
biji dan benih, yang menurunkan Taurat, Injil, dan al-Furqan (al-Qur'an), aku
berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu, Engkaulah yang memegang
ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkau-lah Yang paling pertama, sehingga tidak ada
sesuatu pun sebelum diri-Mu, Engkau-lah yang paling akhir, sehingga tidak ada
sesuatu pun setelah-Mu. Dan Engkau-lah Yang Dzahir, sehingga tidak ada sesuatu
yang mengungguli-Mu, dan Engkau-lah Yang Batin, sehingga tidak ada sesuatu pun
yang tersembunyi dari-Mu, lunasilah hutang kami dan cukupilah kami dari
kefaqiran."[11]
9) Membaca do'a:
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ
شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيْكَ بِاسْمِ اللهِ
أَرْقِيْكَ
Dengan menyebut nama Allah, aku meruqyah-mu dari segala sesuatu yang
menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau mata orang yang dengki.
Mudah-mudahan Allah menyembuhkan-mu. Dengan menyebut nama Allah, aku mengobatimu
dengan meruqyahmu." [12]
10) Membaca do'a:
بِاسْمِ اللَّهِ يُبْرِيكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ،
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ، وَشَرِّ كُلِّ ذِي
عَيْنٍ
Dengan menyebut nama Allah, mudah-mudahan Dia membebaskan dirimu,
dari segala penyakit, mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu, melindungimu dari
kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang
mempunyai mata jahat." [13]
11) Membaca do'a:
بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ
حَاسِدِ حَـاسِدٍ، وَمِـنْ كُلِّ ذِي عَيْنٍ،
اللهُ يَشْفِيكَ
"Dengan menyebut nama
Allah, aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kedengkian
orang yang dengki dan dari setiap yang mempunyai mata jahat. Mudah-mudahan Allah
menyembuhkanmu." [14]
Semua ta'awwudz, do'a dan ruqyah tersebut dapat dipergunakan untuk
mengobati sihir, kesurupan jin, dan semua macam penyakit. Sebab ia merupakan
ruqyah yang lengkap dan sangat bermanfaat dengan izin Allah عزّوجلّ.
Cara ketiga adalah, mengeluarkan penyakit dengan melakukan pembekaman[15]
pada bagian yang tampak bekas sihir, hal itu jika dimungkinkan, tetapi
jika tidak mungkin, maka cukup dengan penyembuhan cara yang sebelumnya. Segala
puji bagi Allah Ta'ala.[16]
Cara keempat adalah, obat-obat alami. Di dunia ini terdapat beberapa obat alami
yang sangat bermanfaat yang ditunjukkan oleh al-Qur'anul Karim dan as-Sunnah.
Jika seseorang menggunakannya dengan penuh keyakinan dan kejujuran dan tawajjuh
disertai keyakinan bahwa manfaat itu hanya dari Allah, maka Allah akan
memberikan manfaat padanya, jika Dia menghendaki. Di sana terdapat obat yang
dikombinasi dari rerumputan dan yang sejenisnya, yang semuanya itu didasarkan
pada pengalaman, sehingga tidak ada larangan untuk memanfaatkannya menurut
syari'at selama tidak diharamkan.[17]
Di antara pengobatan dan penyembuhan alami yang sangat bermanfaat dan
dengan izin Allah عزّوجلّ adalah madu, habbatus
sawda (jintan hitam), air zam-zam, dan air hujan. Hal itu didasarkan pada
firman Allah عزّوجلّ:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً
"Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya." (QS.
Qaaf: 9).
Juga minyak zaitun. Dan hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah
صلي الله عليه وسلم:
كُلُوا الزَّيْتَ وَادَّهِنُوا بِـهِ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرَةٍ
مُبَارَكَةٍ
"Makanlah minyak (zaitun)
dan oleskanlah dengannya, karena sesungguhnya minyak (zaitun) itu dari pohon
yang diberkahi."[18]
Dan telah terbukti melalui pengalaman dan praktek langsung serta
melalui kepustakaan, bahwa ia merupakan minyak yang paling bagus.[19]
Dan di antara obat alami lainnya adalah; mandi, membersihkan diri, dan
memakai wangi-wangian.
1.
Lihat
Zaadul Ma'aad (1V/124), al-Bukhari dalam al-Fath (X/132), Muslim
(IV/1917) dan Majmu'ul Fatawa, bin Baaz (111/228)
2.
lihat
Fataawaa Ibnu Baaz (III/279), juga Fathul Majid (hal. 263-264),
Muraja’ah dan Ta’liq Syaikh bin Baaz cet. Daar al-Sumai’iy tahun 1419 H serta
Ash-Sharimul Battar fiit Tashaddi lis Saharah wal Asyrar, karya Wahid
Abdus Salam (hal. 109-117). Disana terdapat juga ruqyah yang cukup panjang yang
insya Allah sangat bermanfaat. Juga lihat Mushannaf Abdur Razaq (XI/13)
serta Fathul Bari (X/233)
3.
Lihat
Fathul Bari Syarh Bukhari (IX/62) dan (X/208), Muslim
(IV/1723)
4.
At-Tirmidzi
dan Abu Dawud (III/187), at-Tirmidzi (II/419). Dan lihat juga Shahihul
Jami’ (V/180, 322)
5.
Muslim
(IV/1728)
6.
Al-Bukhari
dalam al-Fath (X/206) dan Muslim (IV/1721)
7.
Al-Bukhari
dalam al-Fath (VI/408)
8.
Muslim
(IV/1728)
9.
Abu
Dawud dan at-Tirmidzi. Lihat juga Shahihut Tirmidzi
(III/171)
10.
Musnad
Ahmad (III/419), dengan sanad shahih. Ibnu Sunni (no. 637). Lihat juga
Majma'uz Zawaid (X/127).
11.
Muslim
(IV/2084)
12.
Muslim
dari Abu Sa'id رضي الله عنه (IV/1718)
13.
Muslim
dari 'Aisyah رضي الله عنها, (IV/1718)
14.
Sunan
lbnu Majah dari Ubadah bin Shamit رضي الله عنه. Lihat juga kitab Shahih lbnu Majah
(11/268)
15.
Bekam
(membuat darah keluar dari kepala atau badan) termasuk yang dianjurkan oleh
Rasulullah صلي الله عليه وسلم, bahkan beliau: "Sebaik-baik yang kalian
lakukan untuk mengobati penyakit adalah dengan melakukan bekam" (HR. Abu Dawud
dan lbnu Majah, lihat Shahih lbnu Majah 2/259 dan Shahih Abu Dawud
2/731 dan banyak hadits yang lain tentang ini (lihat Manhajus Salaamah
fiima Warada fil Hijaamah oleh DR. Muhammad Musa
Nashr)
16.
Lihat
Zaadu al-Ma'aad (IV/125). Dan di sana masih terdapat beberapa macam
pengobatan sihir yang lain setelah kejadiannya, jika dicoba maka bermanfaat.
lihat juga Mushannaf lbnu Abi Syaibah (VII/386-387), juga Fathul Baari
(X/233-234). Serta
Mushannaf Abdur Razaq (XI/13). Juga
as-Shaarimul Battar (hal. 194-200), as-Sihru; haqiqattihu wa
hukmuhu, karya Dr. Misfir ad-Damini (hal. 64-66)
17.
Lihat
Fathul Haqqil Mubin fi 'llajish Shar'i was Sihru wal 'Ain (hal.
139)
18.
Ahmad
dalam al-Musnad (III/497), at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh
al-Albani di dalam Shahihut Tirmidzi (H/166)
19.
Lihat
Fathul Haqqil Mubin (hal. 140-145)