Islam dalam sejarah
perkembangannya merupakan agama yang selalu menekankan pentingnya perubahan.
Perubahan tersebut tidak hanya pada perilaku dan sifat manusia, melainkan pula
perubahan cara pandang dan sistem. Perubahan inilah yang Rasulullah dan
nabi-nabi sebelumnya tanamkan kepada umatnya.
Salah satu ayat yang memerintahkan manusia untuk melakukan perubahan tersebut
adalah, ''Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.'' (QS 13:
11).
Pada saat ini, kondisi umat Islam menjadi umat yang lemah posisinya dalam
konstelasi percaturan dunia. Bahkan, sebagian wilayah umat Islam masih terjajah
dan dikuasai asing, seperti Palestina, Irak, dan Afghanistan. Demikian pula
dengan bangsa ini. Kita masih terkungkung oleh belenggu krisis multidimensi dan
penyakit kronis korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Karenanya, perubahan
menjadi keharusan dan jawaban atas kelemahan tersebut.
Perubahan yang paling pokok adalah kita harus menjadikan Alquran dan sunah
Rasul sebagai pedoman dan acuan dalam pelbagai aktivitas, baik dalam lingkup
kehidupan keluarga maupun masyarakat dan bernegara. Maksudnya, harus ada
kesungguhan untuk mempelajari dan melaksanakan apa yang terkandung dalam
Alquran dan apa yang diajarkan melalui sunah Rasul-Nya.
Allah memerintahkan dalam firman-Nya, ''Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.'' (QS 2: 208).
Rasulullah pun menjelaskan bahwa jika kita berpegang teguh pada Alquran dan
sunah Rasul, maka pasti kita tidak akan tersesat.
Alquran sebagai mukjizat terbesar Rasulullah memiliki sifat ruhiyyatul aqliyah
(maknawi, spiritual). Artinya, kemukjizatan Alquran tidak akan terasa jika kita
hanya melihatnya, apalagi jika sekadar menjadikannya hiasan. Kemukjizatan
Alquran akan terasa jika kita membaca dan memperhatikan serta meresapi makna
yang dikandungnya dan kemudian melaksanakannya.
Allah menegaskan bahwa Alquran sangat mudah untuk dipelajari. Allah berfirman,
''Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah
orang yang mengambil pelajaran?'' (QS 54: 17). Ayat tersebut menegaskan bahwa
tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mulai mempelajarinya dan mencoba
meresapi makna dan melaksanakannya.
Perubahan kedua adalah meningkatkan kebersamaan dan persaudaraan. Pengalaman empiris
perjuangan Rasulullah dan sahabat menunjukkan dengan kebersamaan dan
persaudaraanlah kesuksesan Islam diraihnya. Karena itu, untuk bangkit dari
keterpurukan, maka semua umat Islam harus bersatu dan meningkatkan
persaudaraan, yakni meningkatkan tali silaturahmi.
Semoga Allah selalu memberikan semangat kepada kita untuk selalu berubah menuju
yang lebih baik. Dan, semoga Allah memberikan petunjuk dan hidayahnya untuk
mempermudah jalan menuju perubahan guna kebangkitan umat ini. Wallahu a'lam
bishawab