Saling membenci
1.)Abu hurairah ra. berkata rasulullah saw
bersabda "jangan saling menghasud ,saling menipu, saling membenci, saling
membelakangi, dan janganlah sebagian dari kalian membeli barang yang telah
dibeli orang lain, jadilah hamba-hamba Alloh yang bersaudara. Orang muslim
adalah saudara bagi muslim yang lain, maka janganlah berlaku aniaya
kepadanya,janganlah menelantarkannya, jangan membohonginya, dan jangan
merendahkannya. takwa itu disini (beliau mengucapkan ini sambil menunjuk ke
dadanya dan mengulanginya hingga tiga kali) cukuplah seseorang dikategorikan
jelek apabila dia merendahkan saudaranya sesama muslim, Darah , harta dan
kehormatan setiap muslim adalah haram bagi muslim yang lain (HR
Muslim)
Perlindungan dan hak,
Undangan
1 . Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang meminta perlindungan dengan
menggunakan kata-kata: "Dengan nama Allah," maka berilah ia perlindungan dan
barangsiapa meminta dengan menggunakan: "Dengan nama Allah," maka berilah ia.
Juga barangsiapa yang mengundang engkau semua, maka kabulkanlah undangannya itu
barangsiapa yang berbuat sesuatu kebaikan kepadamu semua maka balaslah
kebaikannya itu. Jikalau engkau semua tidak mendapatkan sesuatu yang digunakan
sebagai balasan kepadanya, maka berdoa sajalah untuk kebaikan orang yang memberi
tadi, sehingga engkau semua merasa bahwa engkau semua telah memberikan
balasannya kebaikannya tadi." Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam
Abu Dawud dan Nasa'i dengan isnad- isnad kedua shahih Bukhari dan Muslim.
2.Dari Yazid bin Syarik bin Thariq, katanya: "Saya
melihat Ali r.a. di atas mimbar dan saat itu ia sedang berkhutbah. Saya
mendengarkannya. la berkata: "Tidak ada, demi Allah. Kita tidak mempunyai kitab
yang perlu kita baca, melainkan Kitabullah -yakni al-Quran - dan apa-apa yang
terdapat dalam lembaran ini." Selanjutnya Ali membeberkan lembaran itu, di
dalamnya terdapat persoalan umur-umur unta dan catatan-catatan hal-hal mengenai
soal luka-melukai. Di dalamnya terdapat pula sabdanya Rasulullah s.a.w.,
demikian: "Madinah adalah tanah suci, iaitu antara daerah 'Air sampai Tsaus -
nama sebuah gunung kecil. Barangsiapa yang melakukan sesuatu kesalahan di situ -
seperti membuat kebid'ahan atau mengerjakan tindak kezaliman atau apa-apa yang
menyakiti kaum Muslimin - atau memberi tempat kepada orang yang melakukan
kesalahan tadi, maka atas orang itu adalah laknat Allah, seluruh malaikat dan
sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalan wajib atau sunnahnya.
Pertanggungan terhadap diri kaum Muslimin itu adalah satu - yakni sama haknya,
berlaku pula kepada orang yang terendah di kalangan mereka itu mengenai
pertanggungan tadi. Maka barangsiapa yang mengacaukan keamanan seseorang Muslim,
maka atasnya adalah laknat Allah, seluruh malaikat dan sekalian manusia. Allah
tidak akan menerima amalan wajib atau sunnahnya. Selanjutnya barangsiapa yang
mengaku bernasab atau berketurunan dari seseorang yang selain ayahnya atau
menisbahkan dirinya kepada seseorang yang bukan walinya - yakni yang tidak
berhak untuk memerdekakan dirinya, maka atasnya adalah laknat Allah, seluruh
malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak menerima amalan wajib atau
sunnahnya." (Muttafaq 'alaih)
Beberapa akhlak terhadap
manusia
1. Dari Abu Juraij iaitu
Jabir bin Sulaim r.a., katanya: "Saya melihat ada seorang lelaki yang
orang-orang semuanya sama mengeluarkan huraiannya berpokok pangkal dari pendapat
orang tersebut. Orang itu tidak mengucapkan sesuatu, melainkan orang- orang sama
mengeluarkan huraiannya dengan berpedoman dari ucapan orang tersebut. Saya
bertanya: "Siapakah orang itu?" Orang-orang sama menjawab: "Itu adalah
Rasulullah s.a.w." Saya lalu mengucapkan '"Alaikas salam, ya Rasulullah," sampai
dua kali. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Jangan mengucapkan: 'Alaikas-salam,
sebab 'Alaikas-salam adalah sebagai penghormatan kepada orang-orang mati.
Ucapkanlah: Assalamu 'alaik."
Jabir berkata: "Saya lalu
bertanya: "Apakah anda itu Rasulullah." Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, saya adalah
Rasulullah yakni utusan Allah. Allah ialah yang apabila engkau ditimpa oleh
sesuatu bahaya, kemudian engkau berdoa padanya - supaya bahaya itu dilenyapkan,
maka Allah pasti melapangkan engkau dari bahaya tadi. ]uga jikalau engkau
ditimpa oleh tahun paceklik - bahaya kelaparan - lalu engkau berdoa padaNya,
maka Allah akan menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu dan jikalau engkau berada di
suatu tanah gersang atau di daerah yang tandus, kemudian engkau kehilangan
kenderaanmu, kemudian engkau berdoa padaNya - mohon supaya diselamatkan, maka
Allah akan mengembalikan kenderaanmu itu padamu."
Jabir berkata: "Saya lalu
berkata: "Berilah saya suatu perjanjian yang wajib saya penuhi!" Beliau s.a.w.
bersabda: "Jangan sekali-kali engkau mencaci-maki kepada seseorang pun."
Jabir berkata: "Sesudah saat
itu saya tidak pernah lagi mencaci-maki kepada siapapun, baik ia orang merdeka
atau hamba sahaya, ataupun kepada unta dan kambing."
Beliau s.a.w. melanjutkan
sabdanya: "Janganlah engkau meremehkan sedikit pun dari perbuatan yang baik -
yakni sekali pun nampaknya tidak bererti dan kurang berharga, tetapi lakukanlah
itu. Hendaklah engkau berbicara dengan saudaramu dan engkau senantiasa
menunjukkan muka yang manis padanya, kerana sesungguhnya yang sedemikian itu
termasuk perbuatan yang baik. Angkatlah sarungmu sampai ke pertengahan betis,
tetapi jikalau engkau enggan berbuat semacam itu, maka bolehlah sampai pada
kedua mata kaki. Takutlah pada perbuatan melemberehkan sarung, sebab
sesungguhnya yang sedemikian itu termasuk kesombongan dan sesung-guhnya Allah
itu tidak suka kepada kesombongan. Jikalau ada seseorang yang mencaci-maki
padamu atau mencela dirimu dengan sesuatu yang ia tahu bahawa cela tadi memang
ada dalam dirimu, maka janganlah engkau membalas mencela padanya dengan sesuatu
yang engkau tahu bahawa cela itu memang ada dalam dirinya, sebab hanyasanya
tanggungan- yakni dosa - perbuatan itu adalah pada diri orang yang mencela
saja."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi
dengan isnad yang shahih dan Imam Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis
hasan shahih.
Menamakan
diri / Panggilan diri
1.Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w.,
sabdanya: "Sesungguhnya serendah- rendahnya nama di sisi Allah 'Azzawajalla
ialah seseorang lelaki yang menamakan dirinya Raja Di Raja-atau Maharaja."
(Muttafaq 'alaih) Sufyan bin Unaiyah berkata: "Raja Di Raja itu ialah seperti
Syahansyah.
2. Dari Buraidah r.a., katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua mengucapkan sayyid - atau Tuan
-untuk seorang munafik, sebab sesungguhnya saja jikalau orang itu benar-benar
menjadi sayyid - yang artinya tinggi martabatnya di atas orang-orang lain yakni
menjadi pemimpin, maka engkau semua benar-benar telah membuat kemurkaan Tuhanmu
sekalian 'Azzawajalla." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.
3.Dari Aisyah radhiallahu 'anha dari Nabi s.a.w. bersabda:
"Janganlah sekali-kali seseorang di antara engkau semua itu mengucapkan: "Cemar
jiwaku," tetapi hendaklah mengatakan: "Buruk jiwaku." (Muttafaq 'alaih)
Panggilan
jelek
1. Dari Ibnu Umar
radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila ada
seseorang berkata kepada saudaranya - sesama Muslimnya: "Hai orang kafir," maka
salah seorang dari keduanya - yakni yang berkata atau dikatakan - kembali dengan
membawa kekafiran itu. Jikalau yang dikatakan itu benar-benar sebagaimana yang
orang itu mengucapkan, maka dalam orang itulah adanya kekafiran, tetapi jikalau
tidak, maka kekafiran itu kembali kepada orang yang mengucapkannya
sendiri."(Muttafaq 'alaih)
2. Dari Abu Zar r.a.
bahwasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang
memanggil orang lain dengan sebutan ke-kafiran atau berkata bahwa orang itu
musuh Allah, padahal yang dikatakan sedemikian itu sebenarnya tidak, melainkan
kekafiran itu kembalilah pada dirinya sendiri." (Muttafaq 'alaih)
Menceritakan keadaan orang
lain
1.Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Janganlah seseorang wanita menyentuh wanita lain, lalu ia
memberitahukan keadaan atau sifat wanita itu kepada suaminya yang seolah-olah
suami tadi dapat melihat wanita yang diterangkan- nya tadi." (Muttafaq
'alaih)
2. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Bukannya seorang mu'min yang suka mencemarkan nama orang, atau
yang suka melaknat dan bukan pula yang berbuat kekejian serta yang kotor
mulutnya." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah
Hadis hasan.
Memaki
Penyakit
1.Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w.
masuk ke tempat Ummu Saib atau Ummul Musayyab, lalu ia berkata: "Mengapa anda,
hai Ummu Saib" atau "hai Ummul Musayyab. Mengapa anda gementar." Wanita itu
menjawab: "Dihinggapi penyakit panas. Semoga Allah tidak memberkahi penyakit
ini." Jabir berkata: "Janganlah anda memaki-maki penyakit panas itu, sebab
sesungguhnya penyakit itu dapat melenyapkan semua kesalahan anak Adam,
sebagaimana dapur pandai besi dapat melenyapkan kotoran - yakni karat -
besi." (Riwayat Muslim)
Memaki
Alam
1. Dari Abul Mundzir yaitu Ubay bin Ka'ab r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua memaki-maki angin,
maka jikalau engkau semua melihat sesuatu yang tidak engkau semua sukai, maka
ucapkanlah - yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya kita semua memohonkan
kepadaMu akan kebaikannya angin ini dan kebaikan apa yang terkandung di dalamnya
dan kebaikan apa yang ia diperintahkan, juga kita mohon perlindungan kepadaMu
dari keburukannya angin ini dan keburukan apa yang terkandung di dalamnya serta
keburukan apa yang ia diperintahkan." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
2. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya
mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Angin itu adalah dari rahmat Allah, ia
datang dengan mem-bawa kerahmatan dan adakalanya ia datang dengan membawa siksa.
Maka jikalau engkau semua melihat angin, janganlah engkau semua memaki-makinya
dan mohonlah kepada Allah akan kebaikannya dan mohonlah perlindungan kepada
Allah daripada kejahatannya." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad
hasan.
Memaki
Binatang
1. Dari Zaid bin Khalid al-Juhani r.a. katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua memaki-maki ayam, sebab
sesungguhnya ayam - yang jantan - itu membangunkan untuk shalat."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.
Mengatakan
sebab sesuatu kejadian karena suatu benda
1.Dari Zaid bin Khalid r.a., katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersembahyang shalat Subuh bersama kita sekalian di Hudaibiyah yaitu di
tanah bekas terkena siraman air hujan dari langit yang terjadi pada malam
harinya itu. Setelah beliau s.a.w. selesai shalat, lalu menghadap kepada orang
banyak, kemudian bersabda: "Adakah engkau semua mengetahui apa yang difirmankan
oleh Tuhanmu semua?" Para sahabat menjawab: "Allah dan RasulNya itulah yang
lebih mengetahui." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Allah Ta'ala ber-firman:
"Berpagi-pagi di antara hamba-hambaKu itu ada yang menjadi orang mu'min dan ada
yang menjadi orang kafir. Adapun orang yang berkata: "Kita dikarunia hujan
dengan keutamaan Allah serta dengan kerahmatanNya, maka yang sedemikian itulah
orang mu'min kepadaKu dan kafir kepada bintang. Adapun orang yang berkata: "Kita
diberi hujan dengan berkahnya bintang Anu atau Anu, maka yang sedemikian itulah
orang yang kafir padaku dan mu'min kepada bintang." (Muttafaq 'alaih)
Berlaku
sombong
1. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Sesungguhnya termasuk golongan orang yang paling saya cintai di
antara engkau semua serta yang terdekat kedudukannya dengan saya pada hari
kiamat ialah yang terbaik budipekertinya di antara engkau semua itu dan
sesungguhnya termasuk golongan orang yang paling saya benci di antara engkau
semua serta yang terjauh kedudukannya dengan saya pada hari kiamat ialah orang
yang banyak bicara, sombong bicaranya serta merasa tinggi apa yang
dibicarakannya itu - karena kecongkaannya." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi
dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
2. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu
'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu
membenci kepada seseorang yang berlebih- lebihan dalam cara mengeluarkan
kata-kata - ketika ber-bicara - dari golongan kaum lelaki, yaitu orang yang
mencela-cela -yakni mempermainkan - lidahnya, sebagaimana lembu di waktu
mencela-cela - yakni mempermainkan lidahnya itu." Diriwayatkan oleh Imam-imam
Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
3. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Nabi s.a.w.
bersabda: "Rusak binasalah orang- orang yang suka melebih-Iebihkan - dari kadar
kemampuan dirinya sendiri." Beliaus.a.w. menyabdakan ini tiga kali. (Riwayat
Muslim)
Memuliakan
tamu
1. Dari Abu Hurairah r.a., bahawasanya Nabi
s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah memuliakan tamunya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka hendaklah mempereratkan hubungan kekeluargaannya dan barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah mengucapkan yang baik
ataupun berdiam diri saja - kalau tidak dapat mengucapkan yang baik."
(Muttafaq 'alaih)
2. Dari Abu Syuraih iaitu Khuwailid bin 'Amr
al-Khuza'i r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan
tamunya, iaitu jaizahnya." Para sahabat bertanya: "Apakah jaizahnya tamu itu, ya
Rasulullah?" Beliau s.a.w. bersabda: "Iaitu pada siang hari dan malamnya.
Menjamu tamu - yang disunnahkan secara muakkad atau sungguh-sungguh - ialah
selama tiga hari. Apabila lebih dari waktu sekian lamanya itu, maka hal itu
adalah sebagai sedekah padanya." (Muttafaq 'alaih)