Showing posts with label aku ingin kembali. Show all posts
Showing posts with label aku ingin kembali. Show all posts

Deretan Kumpulan Do'a Wanita Sholekhah

Doa yang kupanjatkan ketika aku masih gadis:
“Ya Allah beri aku calon suami yang baik, yang sholeh. Beri aku suami yang dapat kujadikan imam dalam keluargaku.”

Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:
“Ya Allah beri aku anak yang sholeh dan sholehah, agar mereka dapat mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku yang tidak pernah putus.”

Doa yang kupanjatkan ketika anakku lahir:
“Ya Allah beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah Islami yang baik meskipun mahal, beri aku rizki untuk itu ya Allah….”

Doa yang kupanjatkan ketika anakku sudah mulai sekolah:
“Ya Allah….. jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda.”

Doa yang kupanjatkan ketika anakku sudah beranjak remaja:
“Ya Allah jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yg mengkhawatirkanku. Ya Allah aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yang sedang ranum.”

Doa yang kupanjatkan ketika anakku menjadi dewasa:
“Ya Allah entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholeh pada mereka, yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga kami.”

Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikah:
“Ya Allah jangan kau putuskan tali ibu & anak ini, aku takut kehilangan perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya.”

Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:
“Ya Allah mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan nama pemberianku pada cucuku, karena aku ingin memanjangkan teritoria wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku.”

Ketika kupanjatkan doa-doa itu, aku membayangkan Allah tersenyum dan berkata…..
“Engkau ingin suami yang baik dan sholeh sudahkah engkau sendiri baik dan sholehah? Engkau ingin suamimu jadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik?”
“Engkau ingin anak yang sholehah, sudahkah itu ada padamu dan pada suamimu. Jangan egois begitu…… .. masak engkau ingin anak yang sholehah hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu. …tentu mereka menjadi sholehah utama karena-Ku, karena aturan yang mereka ikuti haruslah aturan-Ku.”
“Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena pa?…prestige?…atau….mode? ….atau engkau tidak mau direpotkan dengan mendidik Islam padanya? engkau juga harus belajar, engkau juga harus bermoral Islami, engkau juga harus membaca Al Quran dan berusaha mengkhatamkannya”
“Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan mengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat? Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatan umat-Ku.”
“Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu, seolah engkau tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku. Percayalah kalau anakmu adalah anak yang sholihah maka yang sepadanlah yang dia akan dapatkan.”
“Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu.

Aku yang memiliki dia saja, Aku bebaskan dia dengan kehendaknya. Aku tetap mencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku, bahkan ketika dia melupakan-Ku. Aku tetap mencintainya. .. ”
“Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilah kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi amanahnya.”

Lantas…… aku malu…… dengan imajinasi do’a-ku sendiri…. Aku malu akan tuntutanku kepada-NYA.. ….Maafkan aku ya Allah….
Pernahkah Anda bayangkan bila pada saat kita berdoa, kita mendengar ini:

“Terima kasih, Anda telah menghubungi Baitullah”.
“Tekan 1 untuk ‘meminta’.
”Tekan 2 untuk ‘mengucap syukur’.
”Tekan 3 untuk ‘mengeluh’.
”Tekan 4 untuk ‘permintaan lainnya’.”

Atau….

Bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:
“Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah sabar menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya.”

Atau, bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini:
“Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat, Tekan 1. Dengan Malaikat Mikail, Tekan 2. Dengan malaikat lainnya, Tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu, Tekan 4. “Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka, silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini!!”

Atau bisa juga Anda mendengar ini :
“Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini. Silakan mencoba kembali esok hari.”

Atau…

“Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 9 pagi.”

Alhamdulillah. …. Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelpon-Nya setiap saat!!!
Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Dia mendengar Anda. Karena bila memanggil Allah, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk. Allah
menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi.

Ketika Anda memanggil-Nya, gunakan nomor utama ini: 24434
2 : shalat Subuh
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya

Atau untuk lebih lengkapnya dan lebih banyak kemashlahatannya, gunakan nomor ini : 28443483
2 : shalat Subuh
8 : Shalat Dhuha
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
8 : Shalat Lail (tahajjud atau lainnya)
3 : Shalat Witir

Info selengkapnya ada di “Buku Telepon” berjudul “Al Qur’anul Karim & Hadist Nabi” Langsung hubungi, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa dipungut biaya.

Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak terbatas dan seluruhnya buka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun !!!

Sebarkan informasi ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Mana tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya.
Sabda Rasulullah S.A.W :

“Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih laut”

Tujuh Kalimah ALLAH:
1. Mengucap “Bismillah” pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap “Alhamdulillah” pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap “Astaghfirullah” jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap “Insya Allah” jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap “La haula wala quwwata illa billah” jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap “La ilaha illallah Muhammadarrasulullah” sepanjang siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.

Dari Tafsir Hanafi:
- mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat
- mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu
- mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa

Sumber : Ibu Ustadzah Ratih Sanggarwati, Googling Windowsbie7

Empat Rahasia Ahli Syukur

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

ManajemenQolbu.Com : Semoga Allah Yang Maha Menatap, Maha Gagah , Maha Menguasai segala-galanya mengaruniakan kepada kita hati yang bersih sehingga bisa menangkap hikmah di balik kejadian apapun yang kita rasa dan kita saksikan , karena penderitaan dalam hidup bukan karena kejadian yang menimpa tapi karena kita tertutup dari hikmah.

Allah menakdirkan apapun Maha Cermat, tidak pernah mendzolimi makhluk-makhluknya , kita
sengsara adalah karena kita yang mendzolimi diri sendiri.

*)\"Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat Allah, sesungguhnya ia telah membuka jalan
hilangnya nikmat dari dirinya. Akan tetapi barangsiapa yang mensyukuri nikmat Allah, maka
sungguh ia telah memberi ikatan yang kuat pada kenikmatan Allah itu \"

Firman Allah SWT :

La in Syakartum la-aziidannakum (jika kalian bersyukur , niscaya Aku akan menambah
rezekimu)(QS. 14 ; 7)

Wa maa bikummin ni’matin faminallohi tsumma idzaa massakumudllurru failaihi tajaruun (Dan
apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya, dan bila kamu ditimpa oleh
kemudaratan , maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.(QS . 16 ; 53)

Wa ammaa bini’mati rabbika fahaddits (Dan terhadap Nikmat Tuhan-mu maka hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)(QS . 93 ; 11)*

*(diambil dari kitab Al Hikam ; Syekh Ahmad Atailah)

Jadi setiap nikmat itu menjadi pembuka atau penutup pintu nikmat lainnya, kita sering
menginginkan nikmat padahal rahasia yang bisa mengundang nikmat adalah syukur atas nikmat yang
ada , jangan engkau lepaskan nikmat yang besar dengan tidak mensyukuri nikmat yang kecil.

Tidak usah risau terhadap nikmat yang belum ada , justru risaulah kalau nikmat yang ada tidak
disyukuri, Allah sudah berjanji kepada kita dengan janji yang pasti ditepati La in Syakartum
la-aziidannakum (jika kalian bersyukur , niscaya Aku akan menambah rezekimu)(QS. 14 ; 7)

Maka daripada kita sengsara oleh nikmat yang belum ada lebih baik bagaimana yang ada bisa
disyukuri , sayangnya kalau kita mendengar kata syukuran itu yang terbayang hanya makanan ,
padahal syukuran itu adalah bentuk amal yang dahsyat sekali pengaruhnya.

Syarat yang pertama menjadi ahli syukur adalah hati tidak merasa memiliki , tidak merasa
dimiliki kecuali yakin segalanya milik Allah SWT.

Makin kita merasa memiliki sesuatu akan makin takut kehilangan, takut kehilangan adalah suatu
bentuk kesengsaraan , tapi kalau kita yakin semuanya milik Allah ,maka diambil oleh Allah tidak
layak kita merasa kehilangan karena kita merasa tertitipi. Makin merasa rejeki itu milik manusia
kita akan merasa berharap kepada manusia dan akan makin sengsara, senikmat-nikmat dalam hidup
adalah kalau kita tidak berharap kepada mahluk tetapi berharap hanya kepada Allah SWT.

Rahasia yang kedua ahli syukur adalah \"orang yang selalu memuji Allah dalam segala kondisi \",
karena apa ? karena kalau dibandingkan antara nikmat dengan musibah tidak akan ada apa-apanya.
Musibah yang datang tidak sebanding dengan samudera nikmat yang tiada bertepi .

Apa yang harus membuat kita menderita ? adalah menderita karena kita tamak kepada yang belum
ada , ciri yang ketiga dari ahli syukur adalah manfaatkan nikmat yang ada untuk mendekat kepada
Allah , alkisah ada tiga pengendara kuda masuk kedalam belantara, ketika dia tertidur kemudian
saat terjaga dilihat kudanya telah hilang semua , betapa kagetnya mereka dan pada saat yang sama
dalam keadaan kaget , ternyata seorang raja yang bijaksana melihat hal tersebut dan mengirimkan
kuda yang baru lengkap dengan perbekalan , ketika dikirimkan reaksi ketiga pengendara yang
hilang kudanya itu berbeda-beda , si-A kaget dan berkomentar \" wah ini hebat sekali kuda ,
bagus ototnya , bekalnya banyak pula !, dia sibuk dengan kuda tanpa bertanya kuda siapakah ini\".

Si-B , gembira dengan kuda yang ada dan berkomentar \"wah ini kuda hebat , sambil berterima
kasih kepada yang memberi , sikap C beda lagi , ia berkomentar \"lho ini bukan kuda saya, ini
kuda milik siapa ? yang ditanya menjawab \" ini kuda milik raja \",si-C bertanya kembali \"
kenapa raja memberikan kuda ini ? dijawab \" sebab raja mengirim kuda agar engkau mudah bertemu
dengan sang raja\". dia gembira bukan karena bagusnya kuda , dia gembira karena kuda dapat
memudahkan dia dekat dengan sang raja.

Nah begitulah , si-A adalah manusia yang kalau mendapatkan mobil, motor , rumah ,dan kedudukan
sibuk dengan kendaraan itu , tanpa sadar bahwa itu adalah titipan . Orang yang paling bodoh
adalah orang yang punya dunia tapi dia tidak sadar bahwa itu titipan Allah , yang B mungkin
adalah model kita yang ketika senang kita mengucap Alhamdulillah, tetapi ahli syukur yang asli
adalah yang ketiga yang kalau punya sesuatu dia berpikir bahwa inilah kendaraan yang dapt
menjadi pendekat kepada Allah SWT.

Ketika mempunyai uang dia mengucap Alhamdulillah , uang inilah pendekat saya kepada Allah , dia
tidak berat untuk membayar zakat , dia ringan untuk bersadaqah , karena tidak akan berkurang
harta dengan bersadaqah.

Maka, jika sahabat ingin banyak uang ? sederhana saja rumusnya , pakailah uang yang ada untuk
berjuang di jalan Allah, jangan heran jika rejeki datang melimpah , punya rumah ingin nikmat
bukan masalah ada atau tidak ada AC, bukan masalah ukuran ,tetapi rumah yang nikmat adalah rumah
yang menjadi kendaraan untuk mendekat kepada Allah , bangunlah rumah yang tidak membuat kita
sombong , belilah acessories rumah yang membuat setiap tamu yang datang menjadi dekat kepada
Allah, bukan ingat kepada kekayaan kita, pasanglah hiasan yang mebuat tamu kita ingat kepada
kekuasaan Allah bukan kekuasaan kita , itulah rumah yang Insya Allah tenang dan barokah, tapi
kalau rumah dipakai untuk pamer dan menginginkan kursi yang amat mewah , potret-potretnya yang
tidak membuat ingat kepada Allah , malah ujub, riya takabur , tidak usah heran rumah itu semakin
diminati pencuri, dan rumah yang diminati pencuri itu membuat strees bagi yang punya, dia harus
menyewa alarm,menggaji satpam, di depan haru
s ada anjing,coba kalau rumahnya ingat kepada Allah dia tidak akan sesibuk itu.

Mohon maaf kepada saudara-saudaraku yang kaya tidak apa-apa memiliki yang bagus , tapi usahakan
setiap tamu yang masuk ke rumah bukan ingat kepada kita tetapi ingat kepada kekayaan Allah.Andai
kita mempunyai jabatan , lalu bagaimana cara mensyukurinya ? gunakanlah jabatan itu agar
karyawan kita dekat kepada Allah.

Kesungguhan kita untuk mendidik anak lebih baik daripada, punya anak tetapi tidak tahu agama ,
lalu bagaimana anak itu akan memuliakan ibu bapaknya ? ,ketika kita mati mereka hanya berebut
harta warisan jangankan mensholatkan ibu bapaknya.

Maka orang yang bersyukur yang adalah orang yang mendidik anaknya supaya dekat dengan Allah, di
dunia nama orang tuanya terbawa harum karena anaknya mulia , di kubur lapang kuburnya karena
doa anaknya , di akherat Insya Allah akan terbawa karena barokah mendidik anak.

Kunci syukur yang keempat adalah berterima kasih kepada yang telah menjadi jalan nikmat,
seorang anak disebut ahli syukur kalau dia tahu balas budi kepada ibu dan bapaknya , dimana-mana
anak sholeh itu harum namanya , tapi anak durhaka tidak pernah ada jalan menjadi mulia sebab
kenapa ? karena mereka tidak tahu balas budi. Benar orang tua kita tidak seideal yang kita
harapkan , tetapi masalah kita bukan bagaimana sikap orang tua kepada kita , tetapi sikap kita
kepada orang tua.

Saudara-saudaraku yang budiman negeri kita dikatakan negeri bersyukur kalau sadar bahwa negeri
ini adalah titipan dari Allah , bukan milik sesorang , bukan milik pahlawan , bukan milik
siapapun yang membangun negeri, tapi negeri ini tidak ada pemiliknya selain Allah tapi kita
episodenya hidup di Indonesia.

Maka syukuri , jangan minder jadi orang Indonesia yang disebutkan negara koruptor, tetapi
justru kita yang harus bangkit untuk tidak korupsi ! dengan minder tidak akan menyelesaikan
masalah.Kita harus bangkit !!, negara ini harus jadi ladang untuk mendekat kepada Allah.

Dengan ada perasaan dongkol, sakit hati itu semuanya tidak akan menyelesaikan masalah tetapi
justru akan menambah masalah , sekarang justru kesempatan kita menjadi bagian dari masalah atau
menjadi bagian dari solusi , daripada sibuk mempermasalahkan masalah lebih baik mari kita
sedikit demi sedikit menyelsaikan masalah, itulah namanya syukur nikmat.

Dan sahabat-sahabat , salah satu tugas kita untuk mensyukuri nikmat adalah kita harus memilih
pemimpin kita yang berakhlaq baik yang bisa membimbing kita , rakyat seluruh negeri ini menjadi
orang yang baik-baik , kita membutuhkan suri tauladan yang baik , jangan pernah melihat orang
dari topeng duniawinya tetapi lihatlah orang dari akhlaqnya karemna akhlaq adalah buah dari
keimanan dan keilmuan yang diamalkan, harta , gelar , pangkat, jabatan dan kedudukan yang tidak
menjadikan kemuliaan akhlaq seseorang , berarti dia telah terpedaya, kita tidak membutuhkan
topeng , yang kita butuhkan adalah isi , dan isi inilah milik orang-orang yang ahli syukur
kepada Allah.

Mudah-mudahan daripada kita memikirkan yang tidak ada , lebih baik mensyukuri yang ada Wallahu a'lam

Klik

lmu Pembersih Hati

Ada sebait do'a yang pernah diajarkan Rasulullah SAW dan disunnahkan untuk dipanjatkan kepada Allah Azza wa Jalla sebelum seseorang hendak
belajar do'a tersebut berbunyi : Allaahummanfa'nii bimaa allamtanii wa'allimnii maa yanfa'uni wa zidnii ilman maa yanfa'unii Dengan do'a ini seorang
hamba berharap dikaruniai oleh-Nya ilmu yang bermamfaat

Apakah hakikat ilmu yang bermamfaat itu? Secara syariat, suatu ilmu disebut bermamfaat apabila mengandung mashlahat - memiliki nilai-nilai kebaikan
bagi sesama manusia ataupun alam Akan tetapi, mamfaat tersebut menjadi kecil artinya bila ternyata tidak membuat pemiliknya semakin merasakan
kedekatan kepada Dzat Maha Pemberi Ilmu, Allah Azza wa Jalla Dengan ilmunya ia mungkin meningkat derajat kemuliaannya di mata manusia, tetapi
belum tentu meningkat pula di hadapan-Nya

Oleh karena itu, dalam kacamata ma'rifat, gambaran ilmu yang bermamfaat itu sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh seorang ahli hikmah "Ilmu
yang berguna," ungkapnya, "ialah yang meluas di dalam dada sinar cahayanya dan membuka penutup hati "

Seakan memperjelas ungkapan ahli hikmah tersebut, Imam Malik bin Anas r a berkata, "Yang bernama ilmu itu bukanlah kepandaian atau banyak
meriwayatkan (sesuatu), melainkan hanyalah nuur yang diturunkan Allah ke dalam hati manusia Adapun bergunanya ilmu itu adalah untuk mendekatkan
manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kesombongan diri "

Ilmu itu hakikatnya adalah kalimat-kalimat Allah Azza wa Jalla Terhadap ilmunya sungguh tidak akan pernah ada satu pun makhluk di jagat raya ini yang
bisa mengukur Kemahaluasan-Nya sesuai dengan firman-Nya, "Katakanlah : Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menuliskan) kalimat-kalimat
Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (dituliskan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula) " (QS
Al Kahfi [18] : 109)

Adapun ilmu yang dititipkan kepada manusia mungkin tidak lebih dari setitik air di tengah samudera luas Kendatipun demikian, barangsiapa yang
dikaruniai ilmu oleh Allah, yang dengan ilmu tersebut semakin bertambah dekat dan kian takutlah ia kepada-Nya, niscaya "Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat " (QS Al Mujadilah [58] : 11) Sungguh janji Allah itu
tidak akan pernah meleset sedikit pun!

Akan tetapi, walaupun hanya "setetes" ilmu Allah yang dititipkan kepada mnusia, namun sangat banyak ragamnya ilmu itu baik kita kaji sepanjang
membuat kita semakin takut kepada Allah Inilah ilmu yang paling berkah yang harus kita cari sepanjang kita menuntut ilmu itu jelas (benar) niat maupun
caranya, niscaya kita akan mendapatkan mamfaat darinya

Hal lain yang hendaknya kita kaji dengan seksama adalah bagaimana caranya agar kita dapat memperoleh ilmu yang sinar cahayanya dapat meluas di
dalam dada serta dapat membuka penutup hati? Imam Syafii ketika masih menuntut ilmu, pernah mengeluh kepada gurunya "Wahai, Guru

Mengapa ilmu yang sedang kukaji ini susah sekali memahaminya dan bahkan cepat lupa?" Sang guru menjawab, "Ilmu itu ibarat cahaya Ia hanya dapat
menerangi gelas yang bening dan bersih " Artinya, ilmu itu tidak akan menerangi hati yang keruh dan banyak maksiatnya

Karenanya, jangan heran kalau kita dapati ada orang yang rajin mendatangi majelis-majelis ta'lim dan pengajian, tetapi akhlak dan perilakunya tetap
buruk Mengapa demikian? itu dikarenakan hatinya tidak dapat terterangi oleh ilmu Laksana air kopi yang kental dalam gelas yang kotor

Kendati diterangi dengan cahaya sekuat apapun, sinarnya tidak akan bisa menembus dan menerangi isi gelas Begitulah kalau kita sudah tamak dan rakus
kepada dunia serta gemar maksiat, maka sang ilmu tidak akan pernah menerangi hati

Padahal kalau hati kita bersih, ia ibarat gelas yang bersih diisi dengan air yang bening Setitik cahaya pun akan mampu menerangi seisi gelas Walhasil,
bila kita menginginkan ilmu yang bisa menjadi ladang amal shalih, maka usahakanlah ketika menimbanya, hati kita selalu dalam keadaan bersih

Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari ketamakan terhadap urusan dunia dan tidak pernah digunakan untuk menzhalimi sesama Semakin hati
bersih, kita akan semakin dipekakan oleh Allah untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermamfaat darimana pun ilmu itu datangnya Disamping itu, kita pun
akan diberi kesanggupan untuk menolak segala sesuatu yang akan membawa mudharat

Sebaik-baik ilmu adalah yang bisa membuat hati kita bercahaya Karenanya, kita wajib menuntut ilmu sekuat-kuatnya yang membuat hati kita menjadi
bersih, sehingga ilmu-ilmu yang lain (yang telah ada dalam diri kita) menjadi bermamfaat

Bila mendapat air yang kita timba dari sumur tampak keruh, kita akan mencari tawas (kaporit) untuk menjernihkannya Demikian pun dalam mencari
ilmu Kita harus mencari ilmu yang bisa menjadi "tawas"-nya supaya kalau hati sudah bening, ilmu-ilmu lain yang kita kaji bisa diserap seraya membawa
mamfaat

Mengapa demikian? Sebab dalam mengkaji ilmu apapun kalau kita sebagai penampungnya dalam keadaan kotor dan keruh, maka tidak bisa tidak ilmu
yang didapatkan hanya akan menjadi alat pemuas nafsu belaka

Sibuk mengkaji ilmu fikih, hanya akan membuat kita ingin menang sendiri, gemar menyalahkan pendapat orang lain, sekaligus aniaya dan suka menyakiti
hati sesama Demikian juga bila mendalami ilmu ma'rifat Sekiranya dalam keadan hati busuk, jangan heran kalau hanya membuat diri kita takabur,
merasa diri paling shalih, dan menganggap orang lain sesat

Oleh karena itu, tampaknya menjadi fardhu ain hukumnya untuk mengkaji ilmu kesucian hati dalam rangka ma'rifat, mengenal Allah Datangilah majelis
pengajian yang di dalamnya kita dibimbing untuk riyadhah, berlatih mengenal dan berdekat-dekat dengan Allah Azza wa Jalla Kita selalu dibimbing untuk
banyak berdzikir, mengingat Allah dan mengenal kebesaran-Nya, sehingga sadar betapa teramat kecilnya kita ini di hadapan-Nya

Kita lahir ke dunia tidak membawa apa-apa dan bila datang saat ajal pun pastilah tidak membawa apa-apa Mengapa harus ujub, riya, takabur, dan
sum'ah Merasa diri besar, sedangkan yang lain kecil Merasa diri lebih pintar sedangkan yang lain bodoh Itu semua hanya karena sepersekian dari
setetes ilmu yang kita miliki? Padahal, bukankah ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan Allah jua, yang sama sekali tidak sulit bagi-Nya untuk
mengambilnya kembali dari kita?

Subhanallaah! Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh-Nya untuk mendapatkan ilmu yang bisa menjadi penerang dalam kegelapan dan menjadi jalan
untuk dapat lebih bertaqarub kepada-Nya

Wallahu a'lam bishshawab