kawanku semua yang dirahmati Allah, pernah aku beriskusi, apa yang bisa buat kita bahagia? dan ternyata dari sekian jawaban yang masuk, kebanyakan mereka menjawab” bahwa mereka akan merasa bahagia jika bisa membahagiakan orang lain” wow… ternyata mulia juga keinginan mereka. namun yang menjadi pertanyaanku sekarang, apakah kamu punya waktu untuk membahagiakan orang lain? sedangkan dirimu saja sibuk dengan waktumu, pekerjaanmu, aktivitasmu yang menuntut kamu ini dan itu? apakah bisa semua itu terwujud kawan?..
coba jawab? apalagi waktu yang begitu cepat terasa ? bagaiamankah kau sempat membahagiakan orang lain..
sebuah kisah renungan semoga engkau bisa menghargai waktumu…
Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena tak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan.
Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.
Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincang-bincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil “Tom”. Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.
“Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjaanmu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat”.
Ia melanjutkan : “Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku”.
Lalu mulailah ia menerangkan teori “seribu kelereng” nya.” Begini Tom, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting”.
“Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail ini”, sambungnya, “dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisa kunikmati”.
“Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya”.
“Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu”.
“Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku berfikir, kalau aku sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah meberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi”.
“Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharap suatu saat bisa berjumpa denganmu. Selamat pagi!”
Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisa terdengar ! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku ganti acara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.
“Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan”. “Lho, ada apa ini…?”, tanyanya tersenyum. “Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial”, jawabku, “Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya?
Aku butuh beli kelereng.”
Dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apakah yang telah anda dapatkan ?
Apakah ……..
kesedihan
keraguan
kebosanan
rasa marah
putus asa
hambatan
permusuhan
pesimis
kegagalan ?
ataukah …….
kebahagiaan
kepercayaan
antusias
cinta kasih
motivasi
peluang
persahabatan
optimis
kesuksesan ?
kwanku semua yang berbahagia..
Sadar tidak sadar, manusia hidup dengan ketergantungan terhadap waktu. Hidup manusia dipengaruhi oleh waktu tapi manusia tak mampu mempengaruhi waktu. Waktu itu krusial. Waktu itu tak dapat dirubah, dan waktu bahkan mampu ‘membunuh’ manusia. Oleh karena itu, waktu begitu berharga dalam hidup manusia.
Tapi, adakah manusia peduli terhadap waktu. Apakah manusia tak pernah sadar, bahwa waktu itu begitu penting dalam kehidupan manusia? Banyak orang yang begitu meremehkan betapa bernilainya waktu, walau hanya 1 detik saja. Banyak orang yang menganggap sepele akan waktu.
Seharusnya kita tahu, bahwa waktu itu terus berjalan. Waktu akan
terus menuntut kita untuk bisa pandai dalam memanfaatkan waktu karena
waktu tak dapat diputar kembali.
Hargai waktu, manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari.
Dan entah kapan sang waktu berhenti berjalan
Yang pasti, sampai detik ini dia terus bergerak dan terus bergulir
Entah Anda menghargai waktu dengan memanfaatkan sebaik-baiknya?
Atau selalu menyia-nyiakan waktu dengan aktivitas yang tidak bermanfaat?
Dia tetap dia
Dan terus berjalan tanpa memihak kepada siapapun, tanpa membantu siapapun
Tetapi dia bernilai untuk siapapun
Dia tidak pernah kalah dan tidak akan usang
Dia selalu baru, selalu segar dan tegar. Hanya kitalah sebagai manusia lambat atau cepat, pasti akan termakan oleh proses sang waktu
Waktu untuk kehidupan seseorang manusia tidak lama dan sangat terbatas
Maka sepantasnya harus kita isi kehidupan ini dengan produktivitas yang sangat bermanfaat
Baik dari diri pribadi dan bagi manusia-manusia lainnya.
Kesadaran akan nilai waktu harus selalu diingatkan
Dipelihara dengan rasa syukur yang besar terhadap Sang Pencipta
Dengan demikian, kita akan menghargai nilai keberadaan sang waktu
dan nilai-nilai diri kita sebagai manusia sehingga kita akan selalu berusaha
untuk dapat menikmati proses waktu itu dengan kualitas kehidupan
yang makin lama makin indah, nikmat, bahagia dan sangat berarti…
Untuk memahami makna SATU TAHUN, tanyalah pada siswa yang tidak naik kelas
Untuk memahami makna SATU BULAN, tanyalah pada ibu yang melahirkan bayi prematur
Untuk memahami makna SATU MINGGU, tanyalah pada editor majalah mingguan
Untuk memahami makna SATU HARI, tanyalah pada pekerja dengan gaji harian
Untuk memahami makna SATU JAM, tanyalah pada gadis yang sedang menunggu kekasihnya
Untuk memahami makna SATU MENIT, tanyalah pada seseorang yang ketinggalan kereta
Untuk memahami makna SATU DETIK, tanyalah pada seseorang yang selamat dari kecelakaan
Untuk memahami makna SATU MILI DETIK, tanyalah pada pelari peraih medali perak Olimpiade
Lama dan sebentar, itu adalah pengertian tentang waktu, namun sadarkah kita bahwa waktu terus berlalu?
Kehidupan berjalan terus beriringan dengan Sang Waktu. Sudahkah kita menggunakan waktu yang kita miliki untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat?
semoga bermanfaat
sumber