Allah berfirman, ''Siapa-siapa yang Allah menghendaki akan
memberikan kepadanya petunjuk, maka Dia melapangkan dadanya. Dan
siapa-siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka Allah menjadikan
dadanya sesak dan sempit'' (Q. S. 6: 125).
Agar diri kita terhindar dari gangguan sihir, santet, pukulan jarak jauh, kiriman Virtual/khodam/jin perusak, dll...
Secara mental ada cara yg mudah, dan tanpa perlu baca mantra apapun.
Cukup dengan menata sikap saja. Yaitu munculkan sikap Lapang dada,
jembar dadane, jadikan dada kita seluas samudra. Yang mampu menetralisir
apapun kotoran yg dilemparkan manusia....
Karena hanya hati yang sempit, gelap, dan kotor yg akan menjadi
sarang setan serta target empuk bagi kekuatan hitam. Maka, jernihkan
hati lapangkanlah dada, dan jadilah penuh kasih & damai....
LAPANG DADA
Istilah lapang dada, secara simbolik digunakan Allah SWT untuk
menunjuk orang-orang yang kepadanya Ia berkenan memberi petunjuk atau
hidayah, terutama hidayah iman dan Islam. Karena itu, seperti dituturkan
Muhammad Ghazali dalam bukunya Khuluq al-Muslim, tak ada nikmat dan
anugerah yang amat besar selain nikmat bersih hati dan lapang dada.
Allah berfirman, ''Siapa-siapa yang Allah menghendaki akan
memberikan kepadanya petunjuk, maka Dia melapangkan dadanya. Dan
siapa-siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka Allah menjadikan
dadanya sesak dan sempit'' (Q. S. 6: 125).
Nabi Muhammad sendiri, disebut Allah SWT sebagai orang yang telah
dilapangkan dadanya (Q. S. 94: 1). Menurut Muhammad Ali al-Shabuni dalam
buku tafsirnya Shafwat al-Tafasir, yang dimaksud dengan dilapangkan
dadanya ialah bahwa hati Nabi SAW telah dipenuhi dengan iman, diterangi
dengan cahaya kebajikan dan kebenaran, serta disucikan dari berbagai
kotoran dan dosa-dosa. Di dalam dada yang lapang dan hati yang bersih
itulah bersemayam iman dan takwa. ''Tempat takwa itu di sini!'' sabda Nabi Muhammad SAW, sambil menunjuk ke dadanya.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Abdullah bin 'Amr dibikin
penasaran oleh ''keistimewaan'' salah seorang Anshar. Pasalnya, setiap
kali melihat orang itu, Nabi SAW selalu berkata, ''Ini dia calon penghuni surga!''
Setelah diteliti dan diselidiki, Abdullah menjadi tahu keistimewaan
orang itu. Dia adalah orang yang bersih hati dan lapang dada. (H.R.
Ahmad).
Orang yang bersih hati dan lapang dada, seperti dikemukakan di atas,
tak lain adalah orang-orang yang mampu menekan secara maksimal
kecenderungan-kecenderungan buruk yang ada dalam dirinya, seperti rasa
benci, dengki, iri hati, dan dendam kusumat. Sebaliknya, ia juga mampu
dan berhasil mengembangkan potensi-potensi baik yang ada dalam dirinya
menjadi kualitas-kualitas moral (akhlaq al-karimah) yang nyata dan
aktual dalam kehidupannya.
Hanya orang yang lapang dada dan bersih hati seperti itu mampu dan
sanggup mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, seperti
dianjurkan oleh Nabi SAW. Juga hanya orang seperti itu yang dapat merasa
senang dan gembira apabila melihat saudaranya mendapat kebaikan dan
anugerah dari Allah SWT.
Orang yang demikian itu pula yang kelak akan mendapat perlindungan dari Allah SWT. Firman-Nya, ''(Ingatlah)
pada hari di mana harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih dan lapang.'' (Q.S. 26:89).
Semoga kita menjadi orang yang selalu berlapang dada. -
SALAM DAMAI....