Advertisement

Responsive Advertisement

Ciri Kedewasaan

Alhamdulillaahirabbil \'aalamiin, Allahuma shalli \'ala Muhammad wa\'ala
aalihi washahbihii ajmai\'iin,Semoga Allah yang Mengenggam langit dan bumi, membuka pintu hati
kita semua agar dapat memahami hikmah dibalik kejadian apapun yang menimpa dan semoga Allah
membimbing kita untuk bisa menyikapi kejadian apapun dengan sikap terbaik kita.

Ciri khas umat Dewasa diawali dengan Diam Aktif yaitu kemampuan untuk menahan diri dalam
berkomentar. Orang yang memiliki kedewasaan dapat dilihat dari sikap dan kemampuannya dalam
mengendalikan lisannya, seorang anak kecil, saudaraku apa yang dia lihat biasanya selalu
dikomentari.

Orang tua yang kurang dewasa mulutnya sangat sering berbunyi, semua hal dikomentari.,ketika dia
melihat sesuatu langsung dipastikan akan dikomentari,ketika menonton televisi misalnya ;
komentar dia akan mengalahkan suara dari televisi yang dia tonton . Penonton tv yang dewasa itu
senantiasa bertafakur, acara yang dia tonton senantiasa direnungkan (tentunya acara yang
bermanfaat) dan memohon dibukakan pintu hikmah kepada Allah, Subhanalloh.

Ketika menyaksikan demonstrasi dia bertafakur.. \"beginilah kalau negara belum matang, setiap
waktu demo,kata-kata yang dikeluarkan jauh dari kearifan\"\"ternyata sangat mudah menghina,
mencaci, dan memaki itu\" Seseorang yang pribadinya matang dan dewasa bisa dilihat dari
komentar-komentarnya,makin terkendali Insya Allah akan semakin matang.

Ciri kedewasaan selanjutnya dapat dilihat dari Empati. Anak-anak biasanya belum dapat meraba
perasaan orang lain, orang yang bertambah umurnya tetapi tidak dapat meraba perasaan orang lain
berarti belum dapat disebut dewasa. Kedewasan seseorang dapat dilihat dari keberanian melihat
dan meraba perasaan orang lain. Seorang ibu yang dewasa dan bijaksana dapat dilihat dari sikap
terhadap pembantunya yaitu tidak semena-mena menyuruh, walaupun sudah merasa menggajinya tetapi
bukan berarti berkuasa,bukankah di kantor ketika lembur pasti ingin dibayar overtime ? tetapi
pembantu lembur tidak ada overtime ? semakin orang hanya mementingkan perasaannya saja maka akan
semakin tidak bijaksana. Semakin orang bisa meraba penderitaan orang lain Insya Allah akan
semakin bijak. Percayalah tidak akan bijaksana orang yang hidupnya hanya memikirkan perasaannya
sendiri.

Orang yang dewasa, cirinya hati-hati (Wara’),dalam bertindak. Orang yang dewasa benar-benar
berhitung tidak hanya dari benda, tapi dari waktu ; tiap detik,tiap tutur kata , dia tidak mau
jika harus menanggung karena salah dalam mengambil sikap. Anak-anak atau remaja biasanya sangat
tidak hati-hati dalam bercakap dan mengambil keputusan.Orang yang bersikap atau memiliki
kepribadian dewasa (wara’) dapat dilihat dalam kehati-hatian memilih kata, mengambil
keputusan,mengambil sikap, karena orang yang tidak dewasa cenderung untuk bersikap ceroboh.

Orang yang dewasa terlihat dalam kesabarannya (sabar), kita ambil contoh ; didalam rumah
seorang ibu mempunyai 3 orang anak, yang satu menangis, kemudian yang lainnya pun ikut menangis
sehingga lama-kelamaan menjadi empat orang yang menangis , mengapa ? karena ternyata ibunya
menangis pula. Ciri orang yang dewasa adalah sabar, dalam situasi sesulit apapun lebih tenang,
mantap dan stabil.

Sahabat-sahabat, seseorang yang dewasa benar-benar mempunyai sikap yang amanah, memiliki
kemampuan untuk bertanggung jawab.

Untuk melihat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya bertanggungjawab, sebagai
contoh ; seorang ayah dapat dinilai bertanggung jawab atau tidak yaitu dalam cara mencari nafkah
yang halal dan mendidik anak istrinya ? Bukan masalah kehidupan dunia ,yang menjadi masalah
mampu tidak mempertanggungjawabkan anak-anak ketika pulang ke akherat nanti ? Ke surga atau
neraka? Oleh karena itu orang tua harus bekerja keras untuk menjadi jalan kesuksesan
anak-anaknya di dunia dan akherat.

Pernah ada seorang teman menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri, ketika ditanya tentang
sholatnya ? ternyata tidak berjalan dengan baik karena orang-orangnya tidak ada yang sholat
sehingga melakukannya pun kadang-kadang, apalagi untuk shalat Jumat jarang dilaksanakan, dengan
alasan masjidnya jauh.

Lalu kenapa disekolahkan di Luar Negeri ? alasannya adalah sebentar lagi globalisasi., ketika
perdagangan bebas anak harus disiapkan. Tetapi bagaimana jika sebelum perdagangan bebas anaknya
meninggal dunia ? sudah disiapkan belum pulang ke akherat? orang yang dewasa akan berpikir keras
bagaimana anak-anaknya bisa selamat? Jangan sampai di dunia berprestasi tapi di akherat celaka.

Saudaraku tidak cukup merasa bangga dengan menjadi tua, mempunyai kedudukan,jabatan,karena
semua itu sebenarnya hanyalah topeng, bukan tanda prestasi. Prestasi itu adalah ketika kita
semakin matang, dan semakin dewasa .

Kesuksesan kita adalah bagaimana kita bisa memompa diri kita dan menyukseskan orang-orang
disekitar kita, kalau ingin tahu kesuksesan kita coba lihat perkembangan keluarga kita, istri
dan anak-anak kita maju tidak? lihat sanak saudara kita pada maju tidak? Jangan sampai kita
sendirian yang maju, tapi sanak saudara kita hidup dalam kesulitan, ekonominya seret, pendidikan
seret.,sedang kita tidak ada kepedulian. Berarti itu sebuah kegagalan.,kedewasaan seseorang itu
dilihat dari bagaimana kemampuan memegang amanah ? Wallahu’alam

Klik

Post a Comment

0 Comments