Friday, December 30, 2011

waspadai musuh dalam selimut!

Ngeselin yaa punya teman  yang diam-diam sering membicarakan kita di belakang. Di depan sih manis, eh, ternyata dia jadi musuh di belakang. Terus harus bagaimana dong?

Ekspresikan apa yang kita rasakan
Dalam persahabatan, kepercayaan memang penting banget. Kalau sahabat ternyata berkhianat, ungkapkan kekesalan dan kesedihan kita. Kita bisa menangis sepuasnya atau memilih untuk menceritakan kesedihan kepada sahabat tersebut secara langsung. Pokoknya, buat diri kita senyaman mungkin, sehingga perasaan jadi lebih lega.

Evaluasi lagi
Ketika perasaan mulai membaik, coba deh evaluasi lagi permasalahannya. Dengan begini, kita belajar untuk mulai menata perasaan, biar enggak terus terbawa perasaan dendam, kecewa, dan marah.

Mencoba menerima
Yes, sahabat memang udah jelas-jelas berkhianat. Satu-satunya jalan yang bisa kita lakukan adalah belajar untuk menerima pengkhianatan tersebut. Perasaan sakit hati pastinya memang susah untuk dilupakan. Semuanya memang butuh proses. Take your time to heal yourself!

Membuka diri lagi
Ketika perasaan tersakiti, kita menganggap semua orang bakal bersikap sama. Ujung-ujungnya, kita jadi malas untuk berteman lagi. Duh! Padahal kita tetap membutuhkan orang lain. Sehari atau dua hari marah-marah boleh aja. Hari berikutnya, yuk telepon teman lain untuk hangout bareng. Teman kan enggak hanya dia doang.

Kembalikan reputasi kita
Semua orang memang udah tahu rahasia kita. Bisa jadi orang lain udah punya anggapan berbeda tentang kita. Ya, enggak salah kok. Biarkan waktu menjawab. Orang lain pun akan tahu kalau ternyata sahabat kita lah yang membual. Tenang aja.

Belajar dari kesalahan
Marah, sedih, dan kecewa pastinya lah. Tapi dari pengalaman ini, kita jadi belajar untuk enggak terlalu menceritakan masalah kita ke semua orang sepenuhnya. Ngg, lebih baik ceritakan masalah kita kepada mama aja deh. Dijamin lebih aman.


Konsultasikan masalah ke guru
Kalau masalah kita memang udah menganggu banget. Kita boleh banget menceritakan masalah ke guru. Siapa tahu mereka memiliki solusi tepat. Jangan sampai deh urusan pelajaran jadi terganggu karena masalah ini.

See, punya teman pengkhianat enggak berarti dunia jadi berakhir kan? Cheer up, gals!

No comments:

Post a Comment