Wednesday, June 9, 2010

“ ALLOH CINTA ORANG BERILMU “

“ ALLOH CINTA ORANG BERILMU “

Sejenak bangsa Indonesia telah memperingati “ HARDIKNAS” Hari Pendidikan Nasional…yang jatuh setiap tanggal 2 Mei setiap tahunnya. Mungkin sudah berpuluh-puluh tahun bangsa Indonesia memperingati hari tersebut, namun belumlah semua masyarakat Indonesia merasakan pendidikan yang layak. Dan kontrasnya tidaklah semua orang –orang yang beruntung memanfaatkan sebaik-baiknya untuk membentuk diri menjadi seorang manusia yang terdidik.

Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 mei bukanlah hanya untuk mengenang bapak Kihajar Dewantoro, akan tetapi merupakan momentum yang tepat untuk mengingat dan merefleksikan pendidikan Indonesia selama ini. Output pendidikan adalah bukan saja nilai formatif saja namun yang terpenting adalah memanusiakan manusia. Nilai tinggi yang dicapai seorang anak tidaklah menjamin keberhasilan seseorang. Mudah-mudahan di hari pendidikan nasional 2008 ini sebagai titik tolak untuk membangkitkan pendidikan Indonesia. Adapun tujuan pendidikan itu sendiri adalah dalam rangka membentuk manusia paripurna yang memiliki keseimbangan dalam kecerdasan mental, spiritual, dan intelegensinya. Selama nilai-nilai dasar yang membentuk kecerdasan integratif tersebut dapat diwujudkan maka pengembangan minat dan bakat manusia diserahkan pada pilihan pribadinya masing-masing. Semoga tidak pada hari ini saja kita mengingat bahwa pendidikan itu penting.

Bagaimana dengan kita sebagai seorang muslim dan pandangan Islam akan pentingnya sebuah pendidikan agar terbentuk manusia-manusia yang terdidik, manusia yang berilmu ? Adalah merupakan suatu kabar gembira bagi orang berilmu dimana Alloh menjanjikan banyak hal, diantaranya yang termuat dalam Q.S. Al Mujadilah ayat 11 :
                                
“…… niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”Ilmu yang bermanfaat juga termasuk dalam satu amalan yang tidak terputus ketika seseorang telah mencapai ajalnya dimana semua bentuk amalan – amalan yang lain sudah terputus…..Subhanalloh…

Sebagaimana yang tertera dalam sebuah hadist "Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan (orang tuanya)." (HR.Bukhari & Muslim).

Selanjutnya, karena kemuliaan ilmu, Allah membolehkan kita untuk memakan hasil buruan anjing yang terlatih (untuk berburu) dan mengharamkan memakan buruan anjing yang tidak terlatih. Dalil ini menunjukkan bahwa binatang menjadi mulia karena ilmu, dan diberi kedudukan yang berbeda dengan yang tidak berilmu. Allah Berfirman dalam Q.S. Al Maidah : 4,

Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya). dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.
Bayangkan, seandainya tidak karena keutamaan ilmu, niscaya hasil buruan anjing yang terlatih dan tidak terlatih akan sama. Bagaimana dengan anak Adam?


Barangsiapa ingin selamat di dunia adalah dengan ilmu yang ingin selamat di akherat juga dengan ilmu dan yang ingin selamat kedua-duanya juga dengan ilmu. Dalam suatu riwayat yang lain dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,:
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga." (HR. Muslim). Alloh memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk berdoa dan meminta kepada-Nya agar ditambahkan kepadanya ilmu yang bermanfaat.
Dan Katakanlah:……. "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (Thaha: 114).

"Keutamaan orang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan purnama dibanding semua bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris Nabi. Seorang Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi ia mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak." (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan disahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami', No 4212).
Adapun menuntut ilmu itu sendiri adalah merupakan kewajiban bagi setiap muslim, sebagaimana yang termuat dalam sebuah hadist : “"Menuntut ilmu adalah wajib bagi seorang muslim." (HR. Muslim)

Alloh memerintahkan manusia untuk kembali kepada orang-orang yang berilmu bertanya kepada mereka tentang permasalahan agama dan menjadikan perbuatan itu sebagai kewajiban, sebagimana firman-Nya : "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (An-Nahl:43). Itulah yang dimaksud dengan ilmu syar’i yakni suatu ilmu yang wajib dimiliki oleh setiap muslim, dimana keutamaan, kemuliaan dan kedudukan ilmu itu tinggi di sisi Allah. Allah tidak pernah memerintahkan untuk berdoa meminta tambahan terhadap sesuatu kecuali ilmu syar'i.
Adapun kriteria ilmu syar’i itu sendiri, sebagaimana yang telah disampaikan dalam blognya saudara kita (http://abumuslimsalafi.multiply.com/journal/item/354) meliputi :
1. Ilmu syar'i yang benar adalah ilmu yang diambil dari Al-Quran dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Sholafush sholeh (generasi sahabat dan tabi'in serta tabi' tabi'in)
2. Ilmu syar'i adalah ilmu yang mengantarkan pemiliknya untuk taat kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, takut kepada-Nya, dalam keadaan sendiri ataupun bersama orang lain. Abdullah bin Mas'ud berkata, "Bukanlah ilmu dengan banyaknya riwayat, tetapi ilmu adalah rasa takut (kepada Allah). (lihat al-Fawaid, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
3. Ilmu syar'i yang harus kita raih adalah ilmu yang mendorong pelakunya untuk beramal dan mempraktekkan ilmunya, bukan sebatas pengetahuan atau penambah wawasan, atau sekedar meraih jabatan dan ijazah.
Jangan lupa bahwasanya ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah.
Buah ilmu yang sebenarnya adalah mengamalkan ilmu itu sendiri.

Meng’ilmui’ sesuatu sebelum beramal/melakukannya sangat-sangatlah penting. Marilah kita coba bayangkan, seorang yang hendak memasak,namun belum tahu bagaimana memasak yang enak, bumbunya pastilah akan tak tentu hasilnya. Namun berbeda sekali dengan yang sudah mahir. Begitu pula orang yang belum pernah naik motor, namun mencoba naik motor, bukannya sampai pada tempat yang dituju namun rumah sakitlah tempat sampainya.
Demikianlah, sehingga Imam Ahmad –rahimahullah- pernah mengungkapkan:
“Manusia amat membutuhkan ilmu daripada kebutuhan mereka kepada makanan dan minuman, karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dalam sehari satu atau dua kali, sedang ilmu dibutuhkan setiap saat.”
(maklum... tulisan arab-nya belum saya tulis...@doktercilikFauzan)
…………Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ( Q.S. Az Zumar : 9)
Sejenak kita telah melihat bersama, betapa sangat utamanya kedudukan orang berilmu di sisi Alloh. Namun, ilmu seperti apakah yang dimaksud itu? Apakah seluruh ilmu? Yang dimaksud ilmu di situ adalah ilmu yang bermanfaat, yang akan mewariskan kebaikan dan barakah kepada penuntutnya baik di dunia ataupun di akhirat. Karenanya ilmu yang patut dituntut dan diusahakan untuk meraih adalah ilmu syar’i yang dengannya amal akan menjadi baik dan benar. Dalam sebuah hadist : “Barangsiapa yang Allah kehendaki padanya kebaikan maka Allah akan pahamkan dia adalam (masalah) dien (agama).” (HR.Bukhari)

Semoga kita semakin bersemangat dalam mencari ilmu ya saudaraku, betapa tidak, “Barangsiapa keluar dalam rangka thalabul ilmu (mencari ilmu), maka dia berada dalam sabiilillah hingga kembali.” (HR. Tirmidzi, hasan). Dan sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu tanda ridha dengan yang dia perbuat. (Dari hadits yang panjang riwayat Muslim).

Jika kita mencoba melihat betapa banyaknya ilmu Alloh, niscaya semakin membuat kita senantiasa kehausan dalam mencari ilmu. Ilmu Alloh sangatlah luas….seperti yang termaktub dalam Q.S. Al Kahfi ayat 109
109. Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".


Melihat ayat di atas, mungkin kita pernah dengar sebuah hadist, yang artinya : ‘Carilah ilmu dari buaian hingga liang lahat……..so forever dong…….sepanjang zaman.
Betapa pentingnya menuntut ilmu, hingga ayat yang pertama kali turun pun adalah Q.S Al ‘Alaq : 1-5 ……Iqra….Bacalah……….MasyaAlloh….yuk kita berlomba-lomba dalam menuntut ilmu.

Setelah melihat betapa Alloh sangat mencintai orang berilmu..tentunya kita pun pengin dicintai Alloh kan, memiliki kedudukan di sisi Alloh……pasti deh. Mmm ternyata untuk menjadi muslim atau muslimah pembelajar itu ada banyak cirri-cirinya lho. Nah sekarang coba kita lihat bersama yuk, bagaimana sih ciri muslim pembelajar itu? Izzatul Jannah dalam bukunya “ Berpetualang ke Zona Pembelajar” mencoba merumuskan 6 ciri muslim pembelajar, yakni :
1. Kecerdasan ( Dzaka’)
Jika kita berbicara masalah kecerdasan, pada dasarnya setiap orang adalah cerdas. Kata Mas Richard Levington bahwa kapasitas otak manusia adalah sekitar 100 miliar sel saraf. Nah sel saraf itulah yang memungkinkan kita untuk melakukan pemrosesan informasi atau berpikir itu sendiri. Namun saying sungguh saying karena kebanyakan manusia hanya menggunakannya 4-10% saja. Padahal jika seluruh jaringan telepon di dunia dikumpulkan, maka kemampuannya hanya setara dengan sebutur kacang tanah volume otak kita. Subhanalloh………artinya jika kita mengoptimalkan otak kita kemampuannya akan jauuuh lebih hebat…betul ga sobat sekalian…

2. Keseriusan (Hirsun)
Ada orang yang kelihatannya santai banget, tetapi sesungguhnya ia super serius, di lain sisi ada juga yang kelihatannya sangar, tetapi ternyata ia tidak bisa berkonsentrasi dengan baik, diajak mikir dikit aja udah malas….ooww.So sobat sekalian, untuk tampil serius apakah harus tampil dengan wajah yang serem??? ga pernah ketawa, jalan seperti robot? Gak lah yaw…
Nah saudaraku sekalian, ternyata serius itu berarti terfokus dengan baik yakni dapat memberikan perhatian khusus terhadap hal-hal yang sedan dipelajarinya.
Kondisi tenang dan siap untuk serius menurut Al Quran diperoleh saat bangun dari tidur dan saat malam hari. Subhanalloh…untuk mengapa Alloh sangat-sangat menganjurkan kita untuk bangun di tengah malam untuk melakukan sholat ya wahai saudaraku…….
Firman Alloh dalam surat Al Muzammil:1-6 :
1. Hai orang yang berselimut (Muhammad),
2. Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari[1525], kecuali sedikit (daripadanya),
3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.
4. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.
5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu Perkataan yang berat.
6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.

[1525] Sembahyang malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. setelah turunnya ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunat.

3. Kesungguhan dan ketekunan (Ijtihad)
Bersungguh-sungguh, namun penuh dengan rasa cinta.Kecintaan akan melahirkan tanggung jawab dan tanggung jawab akan melahirkan kesungguhan. So kesungguhan harus berasal dari diri kita sendiri. Pepatah mengatakan : “alah bisa karena biasa”.
Tak ada sesuatupun di dunia yang dapat menggantikan ketekunan.
Bakatpun tidak; tak ada yang lebih biasa dari kenyataan bahwa banyak orang yang tidak berhasil walau ia punya bakat besar.
Jenius juga tidak;seorang jenius yang tidak dihargai lebih mirip sebuah pepatah.
Pengajaran juga tidak; dunia sudah penuh dengan orang-orang berpendidikan yang lalai akan tugasnya.
Kesungguhan (ketekunan) adalah penentu dari semuanya.
Mmm tentunya tanpa mengesampingkan ridho Alloh. Memang benar adanya bahwa kau adalah bagian dari kebiasaanmu. Sedikit demi sedikit akhirnya menjadi bukit. Ada juga kata-kata lain, bahwa kepandaian dapat diperoleh karena pengulangan dari kebiasaan.
So…mulai sekarang jangan pernah putus asa. Segala sesuatu haruslah dikerjakan dengan kesungguhan dan ketekunan sehingga kita akan mendapatkan hasil yang maksimal.

4. Materi (bulghoh)
Materi ini berarti adalah fasilitas yang kita miliki untuk mendapatkan ilmu itu. Kini fasilitas untuk mendapatkan ilmu sangatlah terbuka lebar, mulai dari media komunikasi, transportasi dan informasi, internet semuanya akan dengan mudah didapat sehingga tak bisa dipungkiri jalan atau akses untuk mendapatkan ilmupun akan dengan cepat kita dapatkan. Hmmm ga ada alasan lagi lagi sekarang deh klo kesulitan mendapatkan ilmu. Akan sangat jauh sekali keadaannya jika dibandingkan dengan zaman dahulu dimana alat transportasi yang sulit, media informasi dan komunikasipun sangat sulit dijumpai.

5. Kedekatan dengan guru (Syuhbatun Ustad)
Sejenak kita mencoba merenungkan akan perkataan Imam Syafi’I yakni bahwa Seorang mukmin adalah seseorang yang tidak pernah kenyang dari mendengarkan kebaikan sampai dengan berakhir di syurga.
Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh HR.At Tabrani : “ Tuntutlah ilmu dan belajarlah dengan ketekunan dan kehormatan diri, serta bersikap rendah hatilah kepada orang yang mengajarkanmu.”
‘GURU’ memang sosok pahlawan tanpa tanda jasa. Dari jasa seorang gurulah kita bisa mendapatkan banyak hal tentang suatu bab ilmu. Bahkan jikalau kita sadari benar-benar, melalui jasa seorang guru juga kebenaran islam kita dapatkan….Masya Alloh sungguh besar jasa seorang guru, sehingga pantaslah agar kita wajib menghormati guru-,guru kita.

6. Waktu yang panjang (Tuluz Zamaan)
Seorang pembelajar semestinya meyakini bahwa sepanjang waktu hidupnya adalah laboratorium belajar raksasa . Ketika ia bertemu dengan kegagalan , ia semestinya yakin bahwa Alloh mengirimkannya agar kesuksesan yang nanti diraihnya akan terasa lebih manis. Ketika kehilangan menjumpainya maka iapun yakin bahwa Alloh akan menggantinya dengan yang lebih baik, jika tidak di dunia maka ia akan memperolehnya di akherat.
“Seorang mukmin itu mengherankan; semua urusannya baik. Jika mendapat ahmat ia bersyukur maka itu baik baginya, jika ditimpa musibah maka ia bersabar maka itu baik pula baginya. Dan itu tidak akan terjadi, kecuali dia adalah seorang mukmin.” (Hadist Nabi)

Nah…….konsep berubah secara konstan tersebut memerlukan wakt yang tidak sedikit. Al waqtu juz’un minal ilaj….waktu adalah bagian dari perbaikan.
Maka, seorang pembelajar adalah seorang yang yakin bahwa seluruh hidup dan waktunya adalah untuk belajar. Ketika ia sedang bekerja, maka sesungguhnya ia sedang belajar. Ketika ia menerima hal-hal yang tidak menyenangkan, maka ia sedang belajar. Ketika ia ditimpa musibah, diberi kebahagiaan, dan seterusnya pada hakekatnya ia sedang belajar.

Berikut sedikit salah satu kisah yakni kisahnya Imam Syafi’i tentang semangatnya dalam menuntut ilmu…….semoga menjadikan teladan bagi kita semua.

Beliau mengatakan tentang menuntut ilmu, "Menuntut ilmu lebih afdhal dari shalat sunnah". Dan yang beliau dahulukan dalam belajar setelah hafal Al Qur’an adalah membaca Hadits, beliau mengatakan, "Membaca hadits lebih baik dari pada shalat sunnah".
Karena itu, setelah hafal Al Qur’an beliau belajar kitab hadits karya imam Malik bin Anas kepada pengarangnya langsung pada usia yang masih belia. Meski dalam keadaan miskin dan papa, beliau sangatlah suka mencari ilmu..walau terkadang sangat kesulitan untuk sekadar membeli perlengkapan belajar.

Beliau sering mencari tulang-tulang dan mengumpulkannya dari jalan-jalan guna guna ditulisi di atasnya ilmu pelajaran yang diperolehnya dari belajar. Seringkali beliau datang ke kantor-kantor pemerintahan, mencari kertas-kertas untuk menulis catatan pelajaran yang diperolehnya. Ketika kemudian hari catatannya terlalu banyak dan memenuhi bilik rumahnya maka beliaupun menghafalkannya.
Pada usia 9 tahun beliau telah hafal Al Quran 30 juz. Kemudian pada usia 10 tahun sudah haal kitab Al Muwattho Imam Maliki. Kemudian beliau sudah diperbolehkan memberikan fatwa pada usia yang masih sangat belia yakni 15 tahun. Pada saat itu beliau sudah menduduki jabatan sebagai guru besar dan mufti di Masjidil Haram……..Subhanalloh.

Saudaraku…ustadz Anis Matta juga pernah berpesan pada kita semua agar kita memiliki tradisi pembelajaran, karenanya setiap dalam hidup kita semestinya dimaknai sebagai suatu usaha untuk belajar. Salah satu definisi belajar adalah membiarkan daerah nyaman kita terganggu. Artinya setiap aktivitas belajar sebenarnya bertentangan dengan keinginan atau hawa nafsu kita untuk bersantai-santai, bersenang-senang. Oleh karena itu marilah kita segera memperbaiki diri. masih banyak ilmu yang belum kita pelajari , masih banyak bidang ilmu yang belum kita ambil spesialisasinya. Segera mumpung masih banyak waktu, selagi masih ada usia dankesempatan.
Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara : sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati. OK saudaraku…..marilah bersama, jangan kita sia-siakan kesempatan dan waktu kita untuk hal-hal yang tak berguna. Semua orang diberi waktu yang sama oleh Alloh 24 jam dalam sehari, namun itu semua kembali pada kita bagaimana mengelolanya.
FASTABIQUL KHOIROT…………

Disarikan dari berbagai sumber………

17. KEUTAMAAN DZIKIR DAN KALIMAH TAUHID

KEUTAMAAN DZIKIR DAN KALIMAH TAUHID

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Ra;uluilah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang mondar mandir di jalan mencari ahli dzikir. Apabila mereka mendapat kaum yang sedang berdzikir kepada Allah mereka memanggil-manggil : “Marilah kepada keperluanmu”.

Beliau bersabda : “Malaikat itu mengitari dengan sayap mereka ke langit dunia. Beliau bersabda : Tuhan mereka berfirman pada hal Dia lebih mengetahui tentang mereka : “Apakah yang diucapkan oleh para hambaKu?”. Beliau bersabda : Malaikat menjawab : “Mereka sedang me Maha Sucikan Mu, me Maha Besarkan Mu, memujiMu dan me Maha Muliakan Mu”. Tuhan berfirman : “Apakah mereka melihat Ku?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Tidak, demi Allah mereka tidak melihatMu”. Beliau bersabda : “Tuhan berfirman : “Bagaimana seandainya mereka melihatKu?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab: “Seandainya mereka melihatMu, niscaya mereka lebih beribadah kepadaMu, lebih memuliakan, lebih memuji dan lebih mensucikanMu”. Beliau bersabda : Tuhan berfirman : “Apakah yang mereka pinta kepadaKu?”. Beliau bersabda : “Mereka meminta surga kepada Mu”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Apakah mereka melihatnya?” Beliau bersabda : Malaikat menjawab : “Tidak, demi Allah mereka tidak melihatnya”. Tuhan berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih loba terhadapnya, lebih meminta dan lebih gemar terhadapnya”. Tuhan berfirman : “Terhadap apa mereka berlindung ?”. Beliau bersabda : Malaikat menjawab : “Dari neraka”. Beliau bersabda : Tuhan berfirman: “Apakah mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Tidak, demi Allah wahai Tuhan, mereka tidak melihatnya”. Beliau bersabda : Tuhan berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda” : Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih sangat lari dan sangat takut”. Beliau bersabda : “Tuhan berfirman : “Aku persaksikan kepadamu bahwa Aku telah mengampuni mereka”. Beliau bersabda : “Salah satu malaikat berkata: “Diantara mereka ada Fulan yang bukan dari golongan mereka. Kedatanganya hanya karena ada keperluan”. Tuhan berfirman : “Mereka teman-teman duduk, dimana orang yang duduk bersama mereka tidak celaka”. (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah ra. dan Abu Said Al Khudri ra. berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat yang berkelana di bumi sebagai tambahan dari para pencatat manusia. Apabila mereka menjumpai kaum yang berdzikir kepada Allah, mereka memanggil-manggil : “Marilah kepada tujuanmu”.

Malaikat berdatangan, dan mengitari mereka kelangit dunia. Allah berfirman : “Kalian tinggalkan hamba-hamba Ku sedang mengerjakan apa ?”. Mereka menjawab : “Kami tinggalkan mereka sedang memujiMu, memuliakan Mu dan berdzikir kepadaMu”. Beliau menjawab : Dia berfirman ” “Apakah mereka melihat Aku ?”. Mereka menjawab : “Tidak”. Dia berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihat Aku ?”. Beliau bersabda : Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihat Mu niscaya mereka lebih memujiMu, lebih memuliakan Mu dan lebih berdzikir kepadaMu”.

Beliau bersabda : Dia berfirman : “Apakah yang mereka inginkan ?” Beliau bersabda : “Mereka berkata : “Mereka memohon surga”. Beliau bersabda: “Dia berfirman : “Apakah mereka melihatnya ?”. Beliau bersabda : “Dia berfirman : “Bagaimanakah seandainya mereka melihatnya ?”.

Beliau bersabda : “Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnva niscaya mereka lebih meminta dan loba atasnya”. Beliau bersabda : “Dari apakah mereka berlindung ?” Mereka menjawab : “Seandainya mereka melihatnya niscaya mereka lebih lari, lebih takut dan lebih mohon perlindungan dari padanya”. Beliau bersabda : Dia berfirman : “Sungguh Aku mempersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni mereka”. Mereka menjawab : “Sesungguhnya di kalangan mereka terhadap Fulan yang salah yang datang hanya karena keperluan”. Dia berfirman : “Mereka adalah kaum yang teman duduknya tidak celaka”. (HR. Tirmidzi).

Dari Abu Ishaq dari Al Agharr Abu Muslim bahwasanya ia menyaksikan Abu Hurairah dan Abu Said Al Khudri ra., bahwasanya kedua orang itu menyaksikan Rasulullah bersabda : “Apabila hamba mengucapkan :

‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAHU AKBAR ” (Tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar).

Beliau bersabda : Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Benarlah hambaKu, tidak ada Tuhan selain Aku, dan Akulah Allah Maha Besar”.

Apabila hamba mengucapkan :

‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAH” (Tiada Tuhan selain Allah sendiri).

Dia berfirman : “Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku sendiri”.

Apabila hamba mengucapkan :

‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH ” (Tiada Tuhan selain Allah, sendirian tiada sekutu bagiNya).

Dia berfirman : “Benarlah hamba-Ku, tiada Tuhan selain Aku, dan tidak ada sekutu bagiKu”.

Apabila hamba mengucapkan :

‘LAA ILAAHA ILLALLAAHLAHUL MULKU WALAHUL HAMDU”

(Tiada Tuhan selain Allah, bagiNya kerajaan itu, dan bagiNya segala puji).

Dia berfirman : Benarlah hambaKu, tiada Tuhan selain Aku, bagiKu kerajaan itu dan bagiKu segala puji”. Apabila hamba mengucapkan :

‘LAA ILAAHA ILLALLAAH WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH”

(Tiada Tuhan selain Allah, dan tiada daya dan kekuatan melainkan pertolongan Allah)

Dia berfirman : “Tiada Tuhan selain Aku, dan tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Ku”.

Abu Ishaq berkata : Kemudian Al Agharr mengatakan sesuatu yang tidak saya pahami. Ia Berkata : Lalu saya bertanya kepada Abu Ja’far : “Apakah yang ia ucapkan ?”. Ia berkata : “Barang siapa yang pada waktu menjelang mati mengucapkan kalimat-kalimat itu maka ia tidak tersentuh neraka”. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Dari Abdullah bin Umar ra., bahwasanya Rasulullah saw bercerita kepada mereka bahwa salah seorang hamba Allah mengucapkan :

“YAA RABBI LAKAL HAMD U YANBAGHII LIJALAALI WAJHIKA WALI ‘AZHIIMI SULTHAANIKlA” (Wahai Tuhanku, hanya bagimulah segala puji, sebagaimana seyogya dengan kebesaran DzatMu dan keagungan kekuasaanMu ), maka bersungguh-sungguhlah dua malaikat namun mereka tidak tahu bagaimana mencatatnya. Lalu keduanya naik ke langit dan berkata : “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya hambaMu mengucapkan dzikir, kami tidak mengetahui bagaimana mencatatnya. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman pada hal Dia lebih mengetahui terhadap apa yang dikatakan oleh hambaNya : “Apakah yang diucapkan hambaKu ?”. Keduanya menjawab : “Bahwasanya ia mengucapkan : “Wahai Tuhanku, hanya bagiMu segala puji sebagaimana seyogya dengan kebesaran Dzat Mu dan keagungan kekuasaan Mu”. Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Tulislah seperti apa yang diucapkan oleh hamba-Ku, sehingga ia menjumpai Aku, lalu Aku membalasnya dengan apa yang diucapkan itu”. (Hadits ditakhrij oleh An Nasa’i).

Dari Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw memperbanyak ucapan:

“SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH”

(Maha Suci Allah, dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepada-Nya).

Saya bertanya : “Wahai Rasulullah, saya melihat engkau memperbanyak ucapan : “Maha Suci Allah dengan pujiNya saya memohon ampun kepada Allah dan saya bertaubat kepadaNya”. Beliau bersabda: “Tuhanku Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberitakan kepadaku bahwa aku akan melihat tanda pada umatku. Apabila aku telah melihatnya maka aku memperbanyak ucapan :

“SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH”

Saya telah melihatnya :

“IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WALFATHU WARA-AITANNAASA YADKHULUUNA FII DIINI­LLAAHI AFWAAJAN FASABBIHBIHAMDI RABBIKA WASTAGHFIRHU INNAHU KAANA TAWWAABA”

(Apabila datang pertolongan Allah dan penaklukan (Kota Mekah). Dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan memohon ampunlah kepadaNya karena sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat). Dalam riwayat Muslim dari Aisyah ada tambahan :

‘ALLAAHUMMAGHFIR LII YATA-AWWALUL QURAANA “

(Wahai Allah ampunilah saya, karena mengamalkan perintah Al Qur’an). (HR. Muslim).

Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah akan membersihkan salah seorang umatku atas para kepala makhluk pada hari qiyamat. Lalu Allah menebarkan sembilan puluh sembilan catatannya. Setiap’ catatan seperti pandangan mata. Kemudian Dia berfirman : “Apakah kamu mengingkari hal ini barang sedikit ?”. Apakah tukang catatKu Malaikat Hafazhah menganiaya kamu ?”. Ia menjawab : “Tidak wahai Tuhan”. Dia berfirman : “Apakah kamu punya alasan ?” Ia menjawab : “Tidak”. Dia berfirman : “Baiklah, kamu mempunyai kebaikan. Sesungguhnya pada hari ini tidak ada penganiayaan atasmu”. Maka dikeluarkan secarik kertas yang didalamnya terdapat :

‘ASYHADUALLAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADUANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WARA­SUUL UH”

(Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya).

Dia berfirman : “Datangkan timbanganmu”. Ia menjawab : “Wahai Tuhanku, apakah (artinya) secarik kertas ini dibandingkan dengan catatan-catatan ini ?”. Dia berfirman : “Sungguh kamu tidak dizhalimi”. Beliau bersabda : “Catatan-catatan itu diletakkan pada sebuah piringan neraca dan secarik kertas itu di dalam piringan neraca. Secarik kertas itu berat, karena tidak ada sesuatu yang mempunyai timbangan berat dibandingkan dengan sesuatu yang bersama nama Allah”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dari Anas bin Malik ra., ia berkata : Rasulullah saw. . . bersabda : “Dua malaikat Hafazhah menghadapkan kepada Allah akan apa yang ia jaga baik siang maupun malam, di mana Allah mendapatkan baik pada awal dan akhir halaman itu, kecuali Allah berfirman : “Sesungguh Aku meinpersaksikan kepadamu bahwa Aku mengampuni ” hambaKu yang tercatat di antara dua ujung halaman (catatan) ini”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dari Anas ra dari Nabi saw., beliau bersabda : Allah berfirman : “Keluarkanlah dari neraka orang yang ingat kepadaKu pada suatu hari atau takut kepadaKu pada suatu tempat”. (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah berfirman : “Wahai anak Adam (manusia) luangkanlah waktu untuk ibadah kepadaKu maka Aku isi dadamu dengan kekayaan, dan Aku tutup kekafiranmu. Jika tidak demikian maka Aku isikan kesibukan di mukamu dan Aku tidak menutup kefakiranmu”. (Hadits ditakhrij oleh At Tirmidzi)

Dari Uqbah bin Amir ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : “Tuhanmu kagum. terhadap penggembala kambing di ujung bukit yang di kala didengungkan adzan ia mendirikan Shalat”. Lalu Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Lihatlah hambaKu ini, didengungkan adzan kemudian ia shalat karena takut terhadapKu, Aku telah mengampuni hambaKu dan memasukkannya ke Sorga”. (Hadits di takhrij oleh An Nasa’i).

Dari Iyadh bin Khammar saudara Bani mujasyi’, ia berkata : Rasulullah saw. pada suatu hari berdiri di tempat kami dengan berkhuthbah, lalu beliau bersabda : “Sesungguhnya Tuhanku menyuruh aku dan meneruskan hadits itu seperti hadits Hisyam dari Qatadah dan ia menambahNya :

“WA ANNALLAAHA AUHA ILAYYA AN TAWAADLA ‘UU HATTAA LAA YAFKHARA AHADUN ‘ALAA AHADIN WALAA YABGHII AHADUN ‘LAA AHADIN”

(Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku agar kamu merendahkan diri, sehingga seseorang tidak berbangga terhadap orang lain, dan seseorang tidak menganiaya terhadap orang lain).

Dan menurut haditsnya beliau saw bersabda :

“WAHUM FIIKUM TABA’AN LAA YABGHUUNA AHLAN WALAA MAALAN” (Mereka sebagai pengikutmu, dengan tidak mencari keluarga dan harta).

Lalu aku bertanya : “Kedaannya demikian itu wahai Abu Abdillah?” Ia menjawab : “Ya, demi Allah aku telah menjumpai mereka pada masa Jahiliyah, dan seseorang lakilaki menggembala di kampung, yang ada hanya ibunya dimana ia mensetubuhinya”. (HR. Muslim).

Membiasakan Dzikir

Keutaman Dzikir

Islam memiliki beberapa macam bentuk ibadah, salah satunya adalah dzikir.

Dzikir ini sebenarnya mudah bahkan juga ringan dan keutamaanyapun bayak, tetapi bisa jadi belum banyak yang mendawamkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bila

melihat contoh-contoh Rasullullah maka dzikir ini dilakukan setiap saat dan setiap keadaan, mulai dari bangun tidur hingga tidur bahkan ketika terjaga dari tidurpun ada dzikir-dzikir yang semestinya dilakukan oleh setiap kaum muslimin.

Al qur’an sendiri bukan hanya memerintahkan agar memperbanyak dzkir saja tetapi juga memberitahukan keutamaan-keutamaan dzikir tersebut. Misalnya:

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿١٥٢﴾ البقرة

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًۭا كَثِيرًۭا ﴿٤١﴾ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةًۭ وَأَصِيلًا ﴿٤٢﴾ الأجزاب

وَٱلذَّ‌ٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا وَٱلذَّ‌ٰكِرَ‌ٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةًۭ وَأَجْرًا عَظِيمًۭا ﴿٣٥﴾ الأحزاب

وَٱذْكُر رَّبَّكَ كَثِيرًۭا وَسَبِّحْ بِٱلْعَشِىِّ وَٱلْإِبْكَـٰرِ ﴿٤١﴾ آل عمران

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَـٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَـٰوَ‌ٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَـٰذَا بَـٰطِلًۭا سُبْحَـٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿١٩١﴾ آ ل عمران

Imam Bukhari meriwayatkan: Bahwa Rasulullah saw ditanya: amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ta’ala ?. Jawab Rasulullah: Bilaman engkau mati sedangkan lisan kamu senantiasa basah karena dzikir kepada Allah.

Imam Musim meriwayatkan: suatu saat para sahabat duduk bersama Rasulullah saw, kemudian beliau bersabda: adakah diantara kalian yang merasa lemah untuk mendapatkan setiap hari seribu kebaikan? Salah seorang diantara mereka bertanya,” bagaimana diantara kita bisa mendapatkan seribu kebaikan itu ya Rasulullah ?. Rasul menjawab:” hendaknya ia bertasbih seratus kali maka akan dituliskan baginya seribu kebaikan atau dihapus darinya seribu kesalahan.

Dzikir bagi hati ibarat air bagi ikan, bagaimana jadinya bila ikan dipisahkan dari air (Ibn Taimiyah)

Imam Nawawi menyebutkan bahwa keutamaan dzikir itu tidak hanya terbatas pada ucapan tasbih,tahlil,tahmid,takbir atau sejenisnya, bahkan setiap amalan atau tindakan yang diniatkan untuk mencari keridhaan Allah dan ketaatan kepadaNya maka hal ini termasuk pula dalam dzikir kepada Allah ta’ala.


Imam Atha’ menyebutkan bahwa wilayah-wilayah dzikir merupakan (yang membedakan antara) halal haram, bagaimana kita melakuan jual beli, shalat, puasa,menikah thalak,haji dan sebagainya.

Dzikir bisa berupa pujian:

Subhanallah, wal hamdu lillah, wa laa ilaaha illa llah wallahu akbar

Bisa berupa do’a:

Rabbanaa dhalamna anfusana wa inlam taghfirlana a tarhamna lanakunanna minal khasirin

Ya hayyu ya qayyu birahmatika astaghitsu

Demikian, saatnya kita mengantikan sumpah serapah dengan dzikir-dzikir, sehingga menjadi terapi yang mujarab bagi kegersangan jiwa dan semakin mendekatkan diri kepada Allah dan memperkaya kekuatan batin kita.

Wednesday, June 2, 2010

Jangan Takut Cit

CITA-CITA TINGGI ? TIDAK TAKUUT!
Tidak pernah salah kalau kita mempunyai cita-cita atau target yang tinggi. Tetapi bagaimana jika cita-cita tersebut berbenturan dengan kenyataan? Jangan putus asa dulu. Ikuti tips ini supaya cita-cita kita bisa berjalan bareng dengan kenyataan yang ada.

1. Perhitungkan faktor usia
Membutuhkan banyak energi dan waktu untuk mencapai target. Jadi mumpung masih muda, jalan masih panjang, buruan buat target apa yang ingin kita raih karena kesempatan masih luas.

2. Perhitungkan kemampuan
Boleh kalau kita buat banyak cita-cita hebat, tapi jangan lupa sama faktor kemampuan diri. Mampukah kita melaksanakan semua cita-cita tersebut? Buatlah target yang tidak melebihi kemampuan diri. Kalau kita ngotot mengejar target terus tidak mampu, wah, bisa terjebak frustasi nanti.

3. Eksplorasi diri
Bagaimana caranya supaya bisa tahu kemampuan diri kita? Eksplorasi dirilah terlebih dahulu. Kemudian ukur kemampuan kita sampai batas masksimal. Coba deh kita pelajari riwayat orang-orang sukses. Banyak orang sukses yang berawal dari nol.

4. Berpikir besar
Tetapkan target dengan berpikir besar. Bagaimana kita mampu meraih hal besar jika kita tidak berpikir besar.

5. Buatlah rencana yang matang
Buatlah target atau tujuan plus rencana langkah per langkahnya. Jangan lupa mempersiapkan rencana cadangan jika saja ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

6. Teguhkan pendirian
Jangan plin-plan atau terbawa arus. Apapun keputusan yang kita pilih pasti akan ada orang yang sependapat dan tidak. Kita boleh mengikuti pendapat tersebut atau tidak. Tapi yang pasti, kalau kita sudah yakin akan pilihan kita, please jangan biarkan orang lain mempengaruhi pikiran kita.

7. Berusahalah dengan keras
Hampir bisa dipastikan, apa pun target hidup yang kita tetapkan, cobaan akan datang menerpa. Jadikan cobaan tersebut sebagai tantangan bukan alasan untuk menyerah. Terus berusaha sampai batas kemampuan kita. Usaha yang keras selalu menghantarkan kita pada hasil yang memuaskan.

- Dirangkum dari berbagai sumber

Cara Umum Yang Dilakukan Oleh Orang Untuk Menghindari Jerawat dan Komedo

1. Menggunakan Obat Jerawat

Sebenarnya obat jerawat hanya menghilangkan jerawat pada saat itu, yaitu dengan mematikan Bakteri Propionibacterium Acnes serta mengeluarkan jerawat yang ada dan mengeringkannya, bukan menyembuhkan secara permanen.

Faktanya adalah :

Penggunaan obat jerawat hanya bersifat sementara untuk mematikan bakteri penginfeksi pada jerawat yang muncul, tidak berarti anda terbebas dari jerawat yang kami maksudkan.

2. Memakai Produk Perawatan Wajah

Menurut penelitian, produk kimia perawatan wajah malah menambah kadar toksin di tubuh anda yang dapat menyebabkan jerawat bertambah banyak. Pada E-book yang kami sediakan ini kami juga menyediakan Daftar Lengkap Kandungan Kimia yang tidak boleh digunakan pada kosmetika atau perawatan wajah.

Faktanya adalah :

Membersihkan muka memang baik untuk menjaga kebersihan tapi tetap tidak membuat kita memiliki kekebalan dari serangan bakteri yang menginfeksi bukan ?

3. Pergi Ke Dokter Specialist

Pergi ke dokter, memakai obat - obatan dan perawatan wajah yang harga yang cukup mahal? kami tidak menyarankan menggunakan cara ini. Karena selain harganya yang cukup mahal, ada senyawa yang membuat wajah menjadi KETERGANTUNGAN PADA SENYAWA tersebut sehingga jika tidak digunakan lagi, wajah akan lebih hancur dari sebelumnya, buktikan saja.

Faktanya adalah :

Harganya yang sangat mahal dan membuat KETERGANTUNGAN, bukan merupakan solusi yang kami harapkan untuk anda dalam kriteria "Solusi Bebas Jerawat" yang kami maksudkan dalam E-Book kami.

4. Menggunakan Facial

Pengeluaran jerawat dan komedo pada wajah secara paksa JELAS-JELAS SANGAT TIDAK DIANJURKAN, karena selain merusak struktur kulit dan jaringan, kemungkinan dapat terjadi pori pori bekas jerawat yang dalam "KEADAAN KOSONG" tidak menutup kembali dengan sempurna.

Parahnya, beberapa orang justru mengalami pori - pori besar setelah sekian kali melakukan perawatan facial.

Faktanya adalah :

Facial hanya membuat wajah BERTAMBAH BURUK, banyak orang yang pori porinya malah semakin terbuka, dan menyebabkan wajah menjadi berlubang (bopeng) bahkan setelah 1-2 bulan tidak melakukan facial.


Jadi jikalau cara diatas bukanlah merupakan solusi yang dapat menyelesaikan masalah jerawat lalu untuk apa Anda menghambur-hamburkan Waktu dan Uang untuk sesuatu yang bersifat sementara bahkan bertambah buruk?

Jangan biarkan sedih tak berujung....

Assalamualaikum semuanya...
Langsung aja kali yach ke topik treadnya...
Yakinkah kita pada sebuah kalimat yang berbunyi sebagai berikut " Allah tidak akan menguji seorang hamba-NYA diluar dari kemampuannya, Allah senantiasa bersama orang2 yang sabar, dan Allah tidak akan mengubah nasib seorang hamba jika dia tidak berusaha untuk mengubahnya menjadi lebih baik lagi "...??.
Mungkin saat ini itu yang ane dan temen2 rasakan...??, sulit nyari kerja yang sesuai dengan keyakinan dan harapan, belajar bersabar bila harus tinggal dengan orang lain yang mungkin kurang bisa mengerti keadaan kita, dan masih banyak lagi, sementara kondisi iman,emosional dan kesehatan fisik kita tidak selalu baik, mungkin bila saat itu kita sedang fit and fress semua kesulitan lair batin insyaAllah mudah untuk dilewati, tapi jika saat kondisi lahir dan batin sedang labil, mungkinkah kita bisa bertahan...??, sejauh mana kita bisa bertahan...??, apa saja kiat2 kita agar bisa melewati segala ujian hidup yang sulit...??, oke ana akan berbagi sedikit tips buat temen2, kali aja ada yang kebetulan lagi senasib sepenampungan dengan ane , kalo temen2 punya solusi/saran silahkan boleh gabung disini, mudah2an bisa menjadi semangat buat ane pribadi dan temen2 yang lai membutuhkannya .

TIPS BIAR GA GAMPANG SAKIT HATI & PUTUS ASA.... :
1. Berbaik sangka kepada Allah
2. Berfikir positif sama diri sendiri dan orang lain
3. Yakin kalo semua yang datang itu dari Allah dan akan kembali kepada Allah
4. Jadikan ujian sebagai jamu yang akan membuat kita menjadi lebih kuat dan lebih baik
5. Yakinlah kalo hidup itu berputar dan kita tidak akan selalu berada dibawah
6. Bersilaturahmi kepada sodara/kerabat dan mintalah nasehatnya
7. Mendekatkan diri kepada Allah
8. Selalu optimis dan semangat

mungkin segitu dulu tips2nya, buat temen2 yang punya tips and trik silahkan bergabung disini, semoga bermanfaat, afwan kalo ada salah dan khilaf dalam penyampaiannya.
Wassalamualaikum....