Showing posts with label khulasoh. Show all posts
Showing posts with label khulasoh. Show all posts

Lidah Adalah Amanah

oleh Ahmad Fauzan Ibnu Zaend pada 4 Desember 2011 pukul 18:08
 Kualitas diri seseorang bisa diukur dari kemampuannya menjaga lidah. Orang-orang beriman tentu
akan berhati-hati dalam menggunakan lidahnya. "Wahai orang-orang beriman takutlah kalian pada
Allah dan berkatalah dengan kata-kata yang benar." (QS Al-Ahzab:70). Sementara itu, Rasulullah
saw bersabda, "Siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik
atau diam". (HR Bukhari-Muslim).

Rasulullah adalah figur teladan yang sangat menjaga kata-katanya. Beliau berbicara, beruap,
berdialog, juga berkhutbah di hadapan jamaah dengan akhlak. Demikian tinggi akhlak beliau hingga
disebutkan bahwa kualitas akhlak beliau adalah Al-Quran.
Mulut manusia itu seperti moncong teko. Moncong teko hanya mengeluarkan isi teko. Kalau ingin
tahu isi teko, cukup lihat dari apa yang keluar dari moncong itu. Begitu pun jika kita ingin
mengetahui kualitas diri seseorang, lihat saja dari apa yang sering dikeluarkan oleh mulutnya.

Nabi Muhammad saw termasuk orang yang sangat jarang berbicara. Namun, sekalinya berbicara, isi
pembicaraannya bisa dipastikan kebenarannya. Bobot ucapan Rasulullah sangat tinggi, seolah tiap
kata yang terucap adalah butir-butir mutiara yang cemerlang. Indah, berharga, bermutu, dan
monumental. Ucapan Rasulullah saw menembus hati, menggugah kesadaran, menghujam dalam jiwa, dan
mengubah perilaku orang (atas izin Allah). Bukan saja karena lisan Rasulullah dibimbing Allah
dan posisinya sebagai penyampai wahyu, di mana ucapan-ucapan darinya menjadi dasar hukum. Lebih
dari itu, Rasulullah sejak kecil sudah dikenal sebagai Al-Amin, tidak pernah berkata dusta walau
sekali saja. Investasi moral ini tentu sangat mempengaruhi kualitas ucapannya.

Dalam sebuah kitab ada keterangan menarik. Disebutkan ada empat jenis manusia diukur dari
kualitas pembicaraannya.

Pertama, orang yang berkualitas tinggi. Kalau dia berbicara, isinya sarat dengan hikmah, ide,
gagasan, solusi, ilmu, dzikir, dan sebagainya. Orang seperti ini pembicaraannya bermanfaat bagi
dirinya sendiri, juga bagi orang lain yang mendengarkan. Jika dia diajak berbicara sekalipun
ngobrol, ujungnya adalah manfaat.

Ketika disodorkan padanya keluhan tentang krisis, dengan tangkas dia menjawab, "Krisis adalah
peluang bagi kita untuk mengevaluasi kekurangan yang ada. Dengan krisis, siapa tahu kita akan
lebih kreatif? Kita bisa mencari celah-celah peluang inovasi. Pokoknya jangan putus asa,
semangat terus!" Siapa saja yang biasa berbicara tentang solusi, gagasan, hikmah, dan hal-hal
serupa itu, insya Allah dia adalah manusia yang berkualitas.

Kedua, orang yang biasa-biasa saja. Ciri orang seperti ini adalah selalu sibuk menceritakan
peristiwa. Melihat ada kereta api terguling, dia berkomentar ribut sekali. Seolah dirinya yang
kelindes kereta. Ketika bertemu seorang artis, terus dicerita-ceritakan tiada henti. Pokoknya
ada apa saja dikomentari. Dia seperti juru bicara yang wajib berkomentar kapan pun ada
peristiwa. Tidak peduli peristiwa layak dia komentari atau tidak.

Ini tipe manusia tukang cerita peristiwa. Prinsip yang dia pegang: "Pokoknya bunyi!" Tidak ada
masalah dengan peristiwa. Jika melalui itu semua kita bisa memungut hikmah yang sebaik-baiknya,
insya Allah peristiwa bermanfaat. Namun, jika dari peristiwa-peristiwa itu tidak ada yang dituju
kecuali menunggu sampai mulut lelah sendiri, ini tentu kesia-siaan.

Ketiga, orang rendahan. Cirinya kalau berbicara isinya hanya mengeluh, mencela, atau menghina.
Apa saja bisa jadi bahan keluhan. "Aduuuh ini pinggang, kenapa jadi sakit begini. Hari ini
kayak-nya banyak masalah, nih!" Ketika kepadanya disodorkan makanan, jurus keluhannya segera
berhamburan. "Makanan kok dingin begini? Coba kalau ada sambel, tentu lebih nikmat. Aduuuh,
kerupuk ini, kenapa kecil-kecil begini?" Terus saja makanan dikeluhkan, walau kenyataannya semua
akhirnya habis juga.

Mengeluh dan mencela, itu hari-hari orang rendahan. Seolah tiada hari berlalu tanpa
keluh-kesah. Ketika turun hujan, hujan segera dicaci. "Ohh, hujan melulu, di mana-mana becek.
Jemuran nggak kering-kering." Ketika di jalanan macet, mengeluh. Ketika ada lampu merah,
mengeluh. Ketika ada polisi, mengeluh. Ketika ada orang meminta-minta, mengeluh. Dan seterusnya.
Seolah tiada hari berlalu tanpa keluh-kesah. Alangkah menderita hidup orang yang dipenjara oleh
keluh-kesah. Dia tidak bisa membedakan mana nikmat dan mana musibah. Seluruh lembar hidupnya
dimaknai sebagai kesusahan, sehingga layak dikeluhkan.

Keempat, orang yang dangkal. Adalah mereka yang semua pembicaraannya tidak keluar dari
menyebut-nyebut kehebatan dirinya, jasa-jasanya, kebaikan-kebaikannya. Padahal hidup ini adalah
pengabdian untuk Allah. Mengapa harus kita membanggakan apa yang Allah titipkan pada kita?

Ada orang pakai cincin segera berkomentar, "Oh, itu sih mirip cincin saya." Ada orang beli
mobil baru, "Nah, ini seperti yang di garasi saya itu." Ada kucing berbulu tebal melompat,
"Kucing ini gondrong. Oh yaa, kucing gondrong itu mirip singa. Hai, tau nggak? Saya sudah pernah
ke Singapura, lho. Hebat sekali kota Singapura. Hanya orang yang hebat saja bisa pergi ke sana."
Orang-orang dangkal ini akan terus berbicara tiada henti. Tak lupa dia selalu menyelipkan
kata-kata kesombongan dan membanggakan diri.

Orang-orang dangkal tiada bosan mengekspose diri, menyebut jasa, kebaikan, dan prestasinya. Dia
selalu ingin tampak menonjol dan mendominasi. Jika ada orang lain yang secara wajar tampak lebih
baik, hatinya teriris-iris, tidak rela, dan sangat berharap orang itu akan segera celaka. Inilah
ilmu gelas kosong. Gelas kosong, maunya diisi terus. Orang yang kosong dari harga diri, inginnya
minta dihargai terus.
Kita harus berhati-hati dalam berbicara. Harus kita sadari bahwa berbicara itu dibatasi oleh
etika-etika. Hendaklah kita ada di atas rel yang benar. Jangan sampai kita jatuh dalam apa-apa
yang Allah larang.

Dalam berbicara kita jangan bergunjing (ghibah). Bergunjing adalah perbuatan yang ringan,
bahkan bagi sebagian orang mungkin dianggap mengasyikkan. Namun, jika dilakukan dengan sengaja,
apalagi dengan kesadaran penuh dan tekad menggebu, bergunjing bisa menjadi dosa besar.

"Dan janganlah kalian ber-ghibah (bergunjing) sebagian kalian terhadap sebagian yang lain.
Apakah suka salah-seorang dari kalian makan daging bangkai saudaranya? Maka, kalian tentu akan
sangat jijik kepadanya. Dan takutlah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat." (QS Al-Hujurat:12).

Kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat sesuai keinginan kita. Tapi kita bisa memaksa diri
kita untuk melakukan yang terbaik menyikapi sikap orang lain. Banyak bicara tidak selalu buruk,
yang buruk adalah banyak berbicara kebatilan. Boleh-boleh saja kita produktif berbicara, tapi
harus proporsional. Jika kita berbicara hal yang benar dan memang harus banyak, tentu kita
lakukan hal itu. Pembicaraan seringkali bergeser dari rel kebaikan ketika kita tidak
proporsional.
Semua orang harus menjaga lidahnya. Tidak peduli apakah itu orang-orang yang dianggap ahli
agama. Orang-orang yang pandai membaca Al-Quran atau hadis, tidak otomatis pembicaraannya telah
terjaga. Di sini tetap dibutuhkan proses belajar, berlatih, dan terus berjuang agar mutu
kata-kata kita semakin meningkat.

Alangkah ironi jika orang-orang yang ahli agama, namun tidak menjaga lisan. Dia banyak
menasihati umat dengan perilaku-perilaku yang baik, tapi saat yang sama dia tidak melakukan hal
itu. Jika orang-orang preman berkata kasar, jorok, dan tak mengenai tata krama, orang masih
maklum. Namun, jika orang-orang alim yang melakukannya, tentu ini adalah bencana serius.

Satu langkah konkret untuk memulai upaya menjaga lisan adalah dengan mulai mengurangi jumlah
kata-kata. Makin sedikit bicara, makin tipis peluang kesalahan. Sebaliknya makin banyak bicara,
peluang tergelincir lidah semakin lebar. Jika lidah kita telah meluncur tanpa kendali,
kehormatan kita seketika akan runtuh. Berbahagialah bagi siapa yang bisa berkata dengan akhlak
tinggi. Selalu berkata baik. Jika tidak, cukup diam saja!

Saudaraku, sadarilah bahwa lidah ini adalah amanah. Tiap-tiap kata yang terucap darinya kelak
akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Jadikan ucapan-ucapan kita adalah modal untuk
mengundang keridhaan Allah. Jangan jadikan kata-kata itu sebagai sebab datangnya murka dan
kebencian-Nya.

Semoga Allah SWT membimbing lisan kita untuk berucap mengikuti keteladanan Rasulullah saw.
Ucapan itu keluar dari lisan bagai untaian mutiara yang sarat dengan kebenaran, berharga,
bermutu, dan membawa maslahat bagi siapa pun yang mendengarkannya. Amin. Wallahu a'lam bish
shawab.

40 Fakta Tentang Islam

Sebagian orang masih banyak yang meragukan tentang kebenaran agama Islam, tak kecuali mereka yang mengaku sebagai muslim. Perlu kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang hak dengan beberapa
40 Fakta tentang islam.

Berikut
40 Fakta-Fakta Unik Tentang Islam :

1. Muhammad
Nama “Muhammad” adalah nama yang paling populer di seluruh dunia (mahomed..mohammed..dll) dan menempati urutan nomor dua di negara Inggris untuk nama bayi laki-laki (urutan pertama ditempati oleh nama ‘Jack’)

2. Albania
Merupakan negara satu-satunya di benua Eropa yang 90% penduduknya beragama
Islam.

3. Kata-kata bahasa Arab
Kata-kata berikut ini diserap dari bahasa Arab : Algebra, Zero, Cotton, Sofa, Rice, Candy, Safron, Balcony, bahkan ‘Alcohol’ juga berasal dari bahasa Arab, Al-Kuhl, yang mempunyai arti bubuk.

4. Ayat Al-Qur’an tentang persamaan hak pria dan wanita
Beberapa ayat di dalam Al-Qur’an menggambarkan pentingnya persamaan hak antara pria dan wanita (secara perhitungan matematik). Kata “Pria” dan “Wanita” di dalam Al-Qur’an sama-sama berjumlah 24.

5. Tidak ada apa-apa di dalam Ka’bah

6. Islam
Islam merupakan agama yang pertumbuhannya paling cepat di dunia menurut banyak sumber, diperkirakan akan menjadi agama nomor 1 pada tahun 2030

7. Hindu
Umat Hindu percaya bahwa di dalam Ka’Bah ada salah satu dari Tuhan mereka yang bernama ‘Shiva Lingam’.

8. Haji
Nabi Muhammad SAW melaksanakan ibadah haji hanya 2 kali dalam hidupnya.

9. Huffaz
Jikalau sekarang Al-Qur’an dihancurkan, maka versi arab dari Al-Qur’an akan segera di-recover oleh jutaan muslim, disebut Huffaz yang telah menghafalkan kata-kata di dalam Al-Qur’an dari mulai awal sampai dengan akhir ayat.

10. Nama original dari kota suci Madinah adalah “Yasthrib”

11. Pemeluk Islam
bertambah 2,9% per tahun. Pertumbuhan ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri yang hanya 2,3% per tahun.

12. Prajurit Amerika
Berdasarkan data dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dari 1,4 juta prajurit di militer Amerika, diperkirakan ada sekitar 3.700 yang beragama Islam ( Muslim ).

13. Islam menyebar ke bumi nusantara ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup

14. Muslim di AS
Sebanyak 8 juta orang Muslim yang kini ada di AS dan 20.000 orang AS masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa 9/11

15. Jasad Nabi Muhammad SAW
pernah ingin dicuri 2 kali, namun kedua2nya gagal dan salah satu yang mencuri dihilangkan oleh Allah dari bumi.

16. Jasad Firaun (Ramses II)
yang tenggelam di laut merah, Baru ditemukan
oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. setelah 3000 tahun berada di bawah tanah dan pasir.

17. Al Qur’an
adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal jutaan manusia (Hafidz/penghafal Al Qur’an) sehingga keaslian/kesuciannya selalu terjaga.

18. Jika agama lain bisa punya lebih dari 4 versi kitab suci yang berbeda satu dengan lainnya, maka Al Qur’an hanya ada satu dan tak ada pertentangan di dalamnya.

19. Para Astronot
telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi yang berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), radiasi tersebut menembus planet mars dan masih berlanjut.
Peneliti mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Spoiler : http://www.indomp3z.us/archive/index.php/t-88731.html

20. Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air.

21. Shalat pertama
Shalat yang pertama dilakukan oleh Rasulallah Saw menghadap Masjidil Haram adalah shalat Ashar bersama para sahabat, setelah sebelumnya berkiblat ke Masjidil Baitul Maqdis selama enam belas bulan.

22. Nabi IBRAHIM
adalah “Bapak” dari tiga agama besar, yakni “Judaisme”, “Nasrani”, dan “Islam”.

23. Malaikat tidak terhitung jumlahnya dan hanya Allah yang mengetahuinya.

24. Arti Islam
Islam, berarti “submisi” atau “menyerah” kepada satu Tuhan, Allah. “Islam” juga berasal dari kata “salam”, “perdamaian” dan yang kedua dalam arti “berserah diri”. demikian, arti dari “Islam” adalah “kedamaian yang sempurna yang datang bila kita hidup berserah diri kepada Allah”.

25. Bulan terbelah
Rasulullah pernah membelah bulan menjadi 2 bagian, dengan hanya menunjuk bulan dengan jarinya. diabadikan Allah dalam al-Qur’an surah Al-Qamar ayat 1: “Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah.”

26. Sebelum Nabi Ibrahim menginjakkan kakinya ke tanah Makkah sudah ada bangunan Ka’bah yang telah dibangun oleh malaikat dan generasi
sebelum Nabi Ibrahim as. Hal itu dapat dipahami dari kata “Yarfa’u” berarti meninggikan bangunan yang sudah ada.
sumber : http://www.acehforum.or.id/sejarah-p…ah-t17975.html

27. Aliran sesat di Indonesia dalam rentangan waktu selama 6 tahun saja (2001 – 2006) telah mencapai angka 250 aliran.

28. Rasulullah menyebutkan ada 73 golongan dalam islam, dan hanya 1 yang akan masuk jannah yaitu “Al Jama’ah”.

29. Nabi Muhammad SAW tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis, namun ingatannya sangat kuat dan sangat cerdas.

30. Kata-kata terakhir Nabi Muhammad SAW
sebelum wafat Kata2 terakhir Nabi Muhammad SAW adalah “Ummatii … ummatii … ummatii” yang mengungkapkan betapa besar cintanya kepada umatnya.

31. Perang uhud
Selama 23 kali perang semasa Rasulullah memimpin, hanya sekali kekalahan yang di derita kaum muslimin, yakni, perang uhud.

32. Musa A.S
adalah nama yang paling sering disebut dalam Al-Qur’an, sedangkan maryam adalah satu2nya nama perempuan yang disebut dalam Al-Qur’an.

33. Al-Qur’an adalah buku terlaris di benua eropa.

34. Anak Nabi Muhammad SAW
Semua anak Nabi Muhammad SAW, yakni, Al-Qasim, Abdullah dan Ibrahim, meninggal kurang lebih pada usia 2 tahun. Allah sengaja memanggil mereka lebih awal agar kaum muslimin tidak mengangkat mereka menjadi rasul yang baru.

35. Imam Ali bin Abi Thalib adalah satu-satunya orang yang pernah lahir di dalam Ka’bah

36. Hajar Aswad
Diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.

37. Cendikiawan muslim
Al Khowarizmi (matematika), Jabir Ibn Hayyan (kimia), Ibnu Khaldun (sosiologi dan sejarah), Ibnu Sina (kedokteran), Ar Razi (kedokteran), Al Biruni (fisika), Ibnu Batutah (antropologi) adalah contoh dari ratusan cendikiawan muslim yang menjadi rujukan dalam ilmu pengetahuan modern.

38. Hijir Ismail
Dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail, disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.

39. Maqom Ibrahim
Bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat sebagian orang. Maqom Ibrahim adalah batu pijakan pada saat Nabi Ibrahim membangun Ka’bah.

40. Pasukan Salib
Datang ke Timur ketika Khalifah Bani Abbas berada dalam masa kemunduran. Tak diduga, banyak anggota pasukan Salib tertarik kepada Islam dan kemudian menggabungkan diri dengan pasukan Salib lainnya. Thomas Arnold, dalam Al Da’wah ila Al Islam, menyebutkan bahwa mereka masuk Islam setelah melihat kepahlawanan Salahuddin sebagai cerminan ajaran islam.

sumber ebook

MENYERAH UNTUK JADI SEBUAH ALASAN

Inginku menangis saat ini
Inginku bersedih karena mu saat ini

Inginku berkata – kata secara rinci atas inginku

Inginku … Inginku … Dan ingin ku terus terucap dalam bibirku …

Mungkin saat ini kau bukanlah untukku

Saat ku ucapkan ku sukai mu dan ingin memilikimu

Kau mencoba berubah dalam sikap mungkin kurang aku mengerti

Memang kau telah ada yang memiliki
Memang kau yang aku kagumi

Namun bukan sikap acuh ini yang aku mau darimu …

Namun aku meminta padamu untuk menyayangiku
meski hanya sebuah batasan sebuah alasan ,
mungkin itu akan aku mengerti.

Aku tak menyuruh untuk kau putuskan dia

Aku tak meminta untuk kau memilihku dan memaksa harus

Aku tak berharap lebih jika itu harus keputusanmu

Aku hanya ingin kau selalu ada untuk aku

Hanya sebuah batasan ,,, itu saja, jika itu maumu …

Biar kau hanya sebuah alasan untuk menjadi teman selalu ada

Memang kau diamkan aku dalam arti sebuah batasan

Yakin ku kehadiran seseorang yang luar biasa akan datang padaku .

sikap yang membedakan
saat kau telah ada yang memiliki

salahku mengapa harus ku ungkap bahwa aku suka
akhirnya kepedean dan salah tingkah yang ada

kau seperti menunjukan “kamu bukan yang terbaik untuk aku”

kau malah menyuruhku untuk cari lah yang terbaik selain aku

mimpiku itu dirimu bukan dirinya

tolonglah jangan kau lukai hati untuk yang ke dua kalinya

sumber

Belajar Dari Wajah



 
K.H. Abdullah Gymnastiar
 

Menarik sekali jikalau kita terus menerus belajar tentang fenomena apapun yang terjadi dalam hiruk-pikuk kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau kita buat semacam target. Misalnya : hari ini kita belajar tentang wajah. Wajah? Ya, wajah. Karena masalah wajah bukan hanya masalah bentuknya, tapi yang utama adalah pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah tersebut.

Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu wajah yang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling menggelisahkan itu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan banyak bertemu dengan wajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah punya wajah. Wajah irtri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan, dan lain sebagainya. Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini, marilah kita belajar ilmu tentang wajah.

Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah. Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yang menenteramkan, ada yang menyejukkan, ada yang menggelikan, ada yang menggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan. Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apa yang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu saja tidak! Sebab ada yang hidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya tajam menghunjam, tapi menyejukkan. Ada yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa.

Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil Haram, subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketika memandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relung qolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagi hari. Ada pula seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhan sejak kecil. Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah, Palestina. Ia tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanya kepalanya saja yang bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukan yang luar biasa. Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yang dianggap rupawan dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itu beliau memendam ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kita memandang sejuknya pancaran rona wajahnya.

Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorang yang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yang menenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat. Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali ia membahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kita menatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksud meremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot matanya kejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah, wajah-wajah dari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu; bengis dan ketus. Dan ini pun perlu kita pelajari.

Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadi bagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidak menenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.

Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; raut seperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah. Kadang-kadang menyangkanya dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah. 

Subhanallaah, bentuk seperti ini pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.

Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi. Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita membuat di sekitar kita tercahayai? Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itu merasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orang yang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.

Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila cara memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau contohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara.

Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantara akibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang paling utama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata, berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datang menghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudah tidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, cara bersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.

Orang karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukan maksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindari yang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu praktekkan dalam perilaku kita sehari-hari. Selain itu belajarlah untuk mengutamakan orang lain!

Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun hanya beberapa menit, walaupun hanya beberapa detik, subhanallaah
Sumber: ManajenQolbu

Windowsbie7